Menjaga kelestarian lingkungan beserta habitatnya adalah tanggung jawab seluruh makhluk hidup yang ada di dunia. Tanaman, binatang, dan makhluk hidup lainnya beserta air adalah sangat penting dalam kehidupan. Air merupakan sumber kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Jika sumber-sumber air berkurang, maka dipastikan keberlangsungan makhluk hidup akan terganggu. Sumber air terjaga dan terpelihara, maka sudah dipastikan kebutuhan makhluk hidup tercukupi. Dimana ada sumber air, disitulah akan ada kehidupan. Sesuai dengan sambutan kepala sekolah SMA Negeri 16 Semarang Wiwin Sri Winarni,S.S pada acara pembukaan peringatan hari air sedunia yaitu memulai dari diri kita sendiri menghemat air, mandi tidak usah terlalu banyak air, ketika melihat kran yang masih menyala kita matikan, memanfaatkan air bekas cuci piring mobil dan motor, serta berusaha sehemat mungkin menggunakan air.
Mengingat semakin marak penebangan hutan dan tanaman yang tidak terkontrol, sehingga menyebabkan sumber-sumber air menjadi kering. Sehingga sumur resapan, maupun sumber air lainnya tidak bisa di manfaatkan lagi untuk kehidupan manusia di muka bumi. Khususnya di daerah perkotaan yang lahan hutannya sudah mengalami penggundulan dan beralih fungsi menjadi perumahan elit, perkantoran, dan perindustrian. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi, lambat laun sumber air akan mengering. Terutama pada saat musim kemarau tiba.
Pada tanggal 22 Maret ditetapkan sebagai peringatan hari Air sedunia, yang bertepatan pada Sidang Umum PBB ke-47 pada tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro Brasil. Maka dari itu untuk mengkampanyekan pemeliharaan air dan menjaga kelestarian alam, SMA Negerei 16 Semarang mempunyai cara unik yaitu dengan mengadakan pertunjukan Tari TIRTA KENCANA. Pada hari senin, 22 Maret 2021 pukul 09.00-10.00 wib di depan SMA Negeri 16 Semarang, tepatnya di sungai yang mengalir sepanjang samping gedung sekolah. Tari TIRTA KENCANA merupakan jenis tarian kreasi yang di bawakan secara kelompok. Yang di tampilkan oleh Wiwin Sri Winarni,S.S, Yunik Ekowati,S.Pd,.M.Pd sekaligus sebagai koreografer, Lucia Sri Widi,S.Pd. Qosidah Suwartini, Rafida yanti, Eka kurnia fatmawati, Zahra Amelia. Gerak tarinya, pengemangan dari gerak-gerak Bedhayan diiringi gamelan laras Slendro.
Tarian ini di tampilkan berkolaborasi dengan kepala sekolah Wiwin Sri Winarni, S.S beserta guru karyawan dan siswa. Kesan keakraban dan keharmonisan antar kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa sangat jelas tergambar selama proses penggarapan karya dan latihan. Meskipun agak sulit dalam menentukan jadwal latihan secara bersamaan, berhubung kesibukan dan tugas pokok masing-masing yang padat. Disela-sela tugas mengajar dan situasi pandemi tidak menyurutkan niat untuk tetap berkarya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan yang luar biasa dari ibu Wiwin Sri winarni, S.S sebagai kepala sekolah.
Adapun sinopsis tari TIRTA KENCANA adalah tentang harapan dari manusia penghuni bumi, untuk lebih sadar akan pentingnya air. Sehingga pemanfaatan dan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Guna menjaga keseimbangan alam semesta dan lingkungan sekitar. Budaya hemat air dan bersahabat dengan alam adalah langkah terbaik untuk menjaga keseimbangan serta pelestarian alam semesta. Cintai alam mu, maka alampun akan menyayangi mu. Mari bercumbu dengan alam. Mengingat dan menyesuaikan letak geografis dari sekolah SMA Negeri 16 Semarang yang berada di daerah pinggiran, mengalami pemekaran kota yang sedemikian hingga, dan kebetulan SMA Negeri 16 Semarang berada di sepanjang aliran sungai kecil.
Melalui karya tari garapan yang berjudul TIRTA KENCANA, diharapkan masyarakat khususnya warga sekolah SMA Negeri 16 Semarang dan sekitarnya, menjadi lebih sadar akan pentingnya air. Sehingga pemanfaatan dan penggunaan, hendaknya disesuaikan kebutuhan. Serta mengangkat kebudayaan atau kearifan lokal (local wisdom) di lingkungan SMA Negeri 16 Semarang. Selain didakan pementasan tari , dalam menyambut hari Air juga diadakan pembuatan biopori, pemasangan stiker hemat air, pembersihan kolam ikan, dan tebar benih di sungai.
Penulis : Yunik Eko Wati M.Pd (Guru Seni Budaya SMA N 16 Semarang)
Editor : Sigit Pandu Cahyono (SMA N 16 Semarang)
1 komentar
ray, Thursday, 25 Mar 2021
mantap…