Roadshow Edukasi Budaya, Komunitas Diajeng Semarang Perkenalkan Budaya Batik pada Milenial

Sepuluh remaja berkebaya dengan lilitan jarik, terlihat begitu anggun. Sembari membentangkan kain jarik bermotif batik, mereka meliuk mengelilingi setengah halaman Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Gergaji, di Jalan Kyai Saleh Semarang.

Mereka itu, sedang melakukan parade jembrengan dalam gelaran Roadshow Edukasi Budaya yang digagas Komunitas Diajeng Semarang (KDS), bekerja sama dengan sekolah kejuruan tersebut, Kamis, 16 Desember 2021. “Roadshow kali ini, merupakan satu bagian dari rangkaian acara rutin yang dilakukan KDS setiap bulan, sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya jarik dan batik kepada kaum milenial,” kata Maya Dewi, Founder KDS, di sela sela acara.

Menurut dia, sebelum pandemi corona, roadshow mejadi program rutin yang digelar setiap bulan sekali. “Kami gelar roadshow ke sekolah, kampus, dan instansi negeri maupun swasta, sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya bangsa kepada kaum milenial,” terang dia. Dalam roadshow, lanjut Maya, diperkenalkan motif batik dari berbagai daerah dengan cara parade jembrengan.

“Peserta jembrengan, membentangkan kain jarik untuk memperkenalkan bermacam motif batik dari berbagai daerah. Di antaranya, dari Solo, Pekalongan, Banyumas, Rembang, dan Grobogan, yang semuanya menyimpan makna filosofi masing-masing,” kata dia.

Selain jembrengan, menurut Maya, dalam roadshow diperkenalkan cara mudah memakai jarik. Sebab, kata dia, selama ini kebanyakan remaja, menilai berjarik itu, sesuatu hal sulit, ribet, dan berkesan kuno. “Kamu berikan tutorial cara memakai jarik yang mudah, simpel, serta tetap tampil cantik dan menarik,” kata dia.

Sementara Kepala SMK Kristen Gergaji Mariya Ervina Susanti, menyambut baik acara yang digelar di sekolahnya tersebut. “Acara dikemas dengan baik, sehingga anak-anak antusias mengikuti roadshow edukasi budaya ini,” kata Mariya.

Menurut dia, selain mengenalkan budaya Jawa, khususnya untuk memakai jarik, anak anak juga dikenalkan macam-macam jarik motif batik yang menyimpan makna luar biasa. “Anak masa kini mungkin banyak yang tidak mengetahui arti dari macam-macam batik itu, sehingga dari kegiatan ini, saya berharap anak-anak bisa lebih mengenal, mencintai, dan menghargai budaya, serta memakainya dalam keseharian. Agar warisan budaya tersebut tidak punah,” kata dia. Karena itu, ia beringinan untuk mengagendakan acara serupa setiap tahun.

“Tadi diperkenalkan motif batik dan cara memakainya. Lain waktu bisa digendakan untuk mengenal lebih jauh makna yang tersirat dari sebuah karya batik atau juga bagaimana cara berjalan saat berjarik dan lainnya,” kata dia.

Sementara itu, Amelia Putri Septiana, siswi kelas 10 SMK Kristen Gergaji, merasa senang bisa berpartisipasi dalam roadshow tersebut. “Ternyata batik memiliki makna yang dalam. Saya senang dan bangga dengan karya leluhur kita itu,” kata dia. Ia mengaku, selama ini merasa repot dan canggung ketika harus memakai jarik dan kebaya. Namun setelah mengikuti tutorial dari KDS, ia baru mengetahui, memakai jarik itu mudah dan tetap bisa tampil menarik.

“Saya beberapa kali memakai jarik dan kebaya ketika menyambut Hari Kartini. Saat itu terasa ribet. Tapi kali ini saya baru tahu cara mudah memakai jarik,” kata dia. Karena itu, lanjut Amel, sebagai gerasi muda, ia bangga dan senang dengan batik yang merupakan budaya bangsa Indonesia. “Saya seneng dengan budaya Indonesia, sehingga saya mengajak teman teman untuk mengenal batik lebih dalam lagi,” kata dia.

Sumber : suaramerdeka.com