TEFA – Tata Busana SMK Muhamamdiyah Suruh

Menjadi sekolah yang mandiri bukan hal yang mustahil. Profil SMK di jaman modern bukan lagi sekolah yang hanya mengelola siswa, melaksanaan pembelajaran baik teori atau sekedar praktik, SMK Muhammadiyah Suruh memiliki sarana praktek yang cukup lengkap, sementara hanya dimanfaatkan sekedar pembelajaran, belum dimanfaatkan secara maksimal untuk sarana bisnis yang profitable. Oleh karena itu pemanfatan sarana sekolah di upayakan untuk mendukung  menuju sekolah yang mandiri.

Pada situasi yang belum optimal aktifitas pembelajaran di sekolah, menuntut SMK Muhammadiyah Suruh berupaya agar siswa tetap dapat meningkat skill/kemampuan keahliannya. Dengan berbagai pertimbangan menejemen sekolah berkesimpulan  bagaimana siswa tetap mendapatkan tambahan skill ketrampilannya tetapi sekolah bisa mendapat keuntungan dengan peralatan/sarana yang dimiliki. Salah satu upayanya adalah mendirikan TEFA. di SMK Muhamamdiyah Suruh yaitu pada kompetensi keahlian Tata Busana.

Awalnya kami ragu menjalankan TEFA TABUS ini. karena kami belum punya mengalaman mengelola usaha lagipula masih, belum punya relasi bisnis dibidang garment sebagai suplayer pekerjaan, berbekal tekad dan, niat Bismillah kami memberanikan diri memulainya.

Pendampingan dari salah satu pelaku usaha garment di wilayah yang tidak jauh dari lokasi sekolah, dan dibantu salah satu orang dari pelaku usaha tersebut kemudian kita sebut sebagai konsultan. Selangkah demi selangkah diawali dengan perrbaikan tempat/lokasi, pemenuhan peralatan serta standarisasi alat yang dibutuhkan kami lakukan. Bahkan trainning managenet di bidang garmentpun sudah kami lakukan yang diberikan oleh konsultan.

Order/pekerjaan kami antara lain seragam sekolah smp/sma, APD (hasmat)/kaos/kemeja/gamis di bulan pertama boleh dikata gagal belum beruntung karena mengalami kerugian. Berbekal pengalaman di bulan pertama kami mengalami petingkatan yang signifikan pada bulan kedua,  dilihat dari  keuntungan yang didapat. Selanjutnya bulan bulan berikut ternyata hasil naik turun tidak stabil, hal tersebut disebabkan berbagai faktor yang mempengaruhi, antara lain masalah karyawan, orderan yang sering terlambat dan waktu pengerjaan yang lama/tidak sesuai target serta faktor lainnya.

Memang ada yang meragukan kemampuan kami untuk bisa menjalankan TEFA Tabus ini. Tetapi ternyata, seiring dengan berjalannya waktu kami lebih punya banyak informasi positif, bagaimana seharusnya yang dilakukan. Banyak masalah, banyak persoalan yang sering dialami menjadi modal untuk belajar dan tidak menyurutkan semangat. Permasalahan yang dihadapi antara lain karyawan yang keluar untuk memilih di perusahaan lainnya, ketidakpuasan atas upah yang diterima sampai pada kedisiplinan yang rendah, order/pekerjaan yang tidak kontinue/terputus  juga menjadi  pengalaman yang menarik untuk diselesaikan. Kunci utama, menjalankan TEFA yang profitable antara mampu mengorganisir karyawan hingga mampu mengerjakan order mencapai target, kerjasama tim yang solid maka pasti bisa berjalan. Pendapat yang mengatakan kami tidak bisa menjalankan TEFA  hanya bisa kita jawab dengan kerja keras, tidak mudah menyerah dan ulet.

Setiap SMK memiliki kesempatan yang sama dalam mewujudkan sekolah yang mandiri, melalui jalur  pemanfaatan sarana yang tersedia. Syarat utama menjadi SMK yang mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat  adalah mampu mengelola sumber daya yang ada baik manusia, peralatan/sarprasnya dengan dengan menyelenggarakan TEFA.

Kabar baiknya bagi kami, kemampuan menjalankan usaha ini  bisa dipelajari dan dilatih secara langsung. Ada banyak sumber belajar yang dengan mudah bisa dapatkan melalui menjalin kerjasama dengan pelaku usaha yang sejenis di sekitar kita yang kita kenal dan konten-konten di internet yang memperkaya referensi kita. Cari rekanan bisnis yang kita kenal, baik, berkomitmen. Yok kita mulai.

SMK bisa!!