Pojok Literasi Arkeologi Bentuk Generasi Pelestari Cagar Budaya

Pojok literasi arkeologi sangat diperlukan agar tercipta generasi pelestari cagar budaya. Keberadaan pojok literasi di sekolah sangat efektif memantik kegiatan literasi lain bagi siswanya.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Dr. Uswatun Hasanah, S.Pd, M.Pd saat meresmikan Pojok Literasi Arkeologi, Pos Sekolah dan Taman Purba di SMA Negeri 14 Semarang, Selasa 22 Maret 2022.

“Fakta menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Tengah memiliki banyak tinggalan arkeologi berupa benda, bangunan, struktur, situs dan/atau kawasan yang dapat menjadi cagar budaya.”

“Kota Semarang sendiri terdapat 461 (empat ratus enam puluh satu) tinggalan arkeologi. Pojok literasi ini sangat diperlukan membentuk generasi pelestari cagar budaya, utamanya yang ada di Kota Semarang,” katanya.

Uswatun mengatakan bahwa pojok literasi arkeologi tidak harus berada ditempat yang luas. Seperti halnya yang dibangun di SMA 14 Semarang ini.

“Yang penting ada tempat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang arkeologi di waktu luang serta dapat menumbuhkan minat literasi arkeologi pada siswa-siswa di masa sekarang dan masa depan,”jelasnya.

Dijelaskannya bahawa SMA Negeri 14 Semarang selama ini dikenal dikenal sebagai satuan pendidikan yang aktif dan perhatian terhadap cagar budaya.

Hal ini dibuktikan dengan para guru yang selalu memotivasi siswa untuk mengikuti karya tulis cagar budaya dan sering melakukan webinar tentang cagar budaya.

Kepala Sekolah SMA 14 Semarang Sulastri mengatakan pojok literasi arkeologi yang dibangun di sekolahnya menjadi media pembelajaran yang efektif bagi siswa serta guru.

“Pojok literasi arkeologi (PLA) kami menjadi satu media publikasi pengetahuan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kantor Arkeologi (dulu bernama Balai Arkeologi /Balar Daerah Istimewa Yogyakarta). Dengan keberadaan PLA ini, siswa bisa mempelajari arkeologi di sekolah. Terutama terkait peradaban kota lama Semarang, semua hasil penelitian Balar ditampilkan,” jelasnya.

Sulastri mengatakan peresmian Pojok Literasi Arkeologi di sekolahnya merupakan rangkaian dari peringatan HUT ke-35 SMA 14 Semarang.

Kegiatan yang mengusung tema “Kolaborasi Literasi dan Aksi Konservasi Menuju Moderasi Beragama dan Profil Pelajar Pancasila” tersebut juga melaunching Taman Purba yang merupakan kumpulan tanaman purba berjenis Paku-pakuan.

“Taman Purba ini sebagai bentuk konservasi sekaligus pembelajaran bidang Biologi kepada siswa sekolah terkait jenis tanaman purba/ lampau jenis paku-pakuan,” katanya.

Sumber : suaramerdeka.com