Akibat besarnya debit air Sungai Bringin menyebabkan tembok pembatas antara sungai dan perumahan di Wahyu Utomo, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang roboh. Sehingga aliran sungai tidak terbendung dan kemudian masuk ke dalam permukiman warga. Sebanyak 95 KK (Kepala Keluarga) dan 88 rumah terdampak kejadian tersebut, bahkan bak gelombang tsunami, tiga rumah di RT 7 RW 6 rusak parah, tujuh mobil serta belasan sepeda motor ikut terseret arus banjir. Meskipun pernah terjadi luapan air Sungai Beringin, namun banjir kali ini merupakan yang paling parah terjadi selama berdirinya perumahan Wahyu Utomo.
Terketuk melihat bencana tersebut, pada hari Rabu, 9 November 2022, siswa SMA Negeri 16 Semarang yang diwakili oleh OSIS-MPK, Pramuka serta PMR bergerak ikut andil membantu relawan dalam proses pembersihan dan penanggulangan pasca terjadinya banjir bandang di perumahan Wahyu Utomo. Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Semarang dan warga setempat, kegiatan diawali koordinasi singkat mengenai kondisi dan apa yang harus dilakukan. Kemudian siswa SMAN 16 Semarang disebar ke beberapa lokasi terdampak banjir, dari RT 06 hingga RT 09 Kelurahan Tambak Aji. Mereka membantu membersihkan jalan yang masih terdapat lumpur dan sampah, pengerukan saluran air yang masih tertutup material banjir, pembersihan rumah dan perabotan yang masih tersisa, hingga membantu warga mengembalikan barang-barang yang sudah dibersihkan ke dalam rumah.
Berdampingan dengan berbagai macam kalangan untuk membantu para relawan, dari BPBD, Damkar, TNI, warga sekitar serta pihak lainnya, memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran bagi siswa SMAN 16 Semarang. Di mana seorang pelajar tidak hanya belajar materi pelajaran dalam sekolah saja, melainkan bisa belajar bersosial, bermasyarakat, mengenal berbagai macam profesi, hingga belajar secara langsung mengenai Mitigasi bencana alam. “Apresiasi kami berikan kepada siswa SMAN 16 Semarang. Mereka masih pelajar namun sudah memiliki jiwa sosial yang bagus dan menjadi bekal ketika dewasa untuk selalu peduli terhadap sesame,” tutur Ibu Bowo, dari Dinas Aset Perpustakaan Kota Semarang yang juga warga terdampak bencana tersebut. Dengan kegiatan ini para siswa diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap sesama, serta memahami bahwa Indonesia merupakan negara dengan banyak potensi bencana alam, yang dapat terjadi kapanpun dan di manapun tempatnya. Sehingga akan tertanam kesiapsiagaan dalam diri mereka dan memahami berbagai macam tindakan mitigasi, untuk mengurangi dampak resiko dari suatu bencana.
Penulis : Risma Ananda Putra, S.Pd., Guru SMAN 16 Semarang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung