Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang, sejak awal masuk pelajaran sudah mendorong dan memberikan kesempatan kepada siswa yang bisa menjual karya-karyanya di bidang industri kreatif. Ketika karyanya sudah laku, maka mereka akan mendapatkan penilaian yang lebih. Inilah penilaian yang lebih otentik dibandingkan penilaian sebatas angka yang kurang bermakna. Feedback otentik justru dari masyarakat pengguna jasa yang akan mengasah kemampuan atau skill sebenarnya. Dorongan untuk menjual karya ini dibaca oleh Bahtera, salah satu siswa kelas X (sepuluh) Animasi SMKN 11 Semarang, yang selama satu semester ini sudah mampu menjual karya-karyanya dan menjadi portofolio untuk penilaian selama satu semester. Sejak bulan Juli 2022, Bahtera dengan bekal skillnya dalam bidang menggambar mencoba menjual karya-karya. Ketika karyanya sudah layak dijual dan diterima oleh pembeli, menjadi penilaian yang lebih bermakna dan lebih valid dibandingkan penilaian berupa angka. Kemampuan Bahtera dalam menggambar baik di kanvas menggunakan acrylic maupun di atas kertas menggunakan pensil sudah ada sejak kecil. Saya tahu bahwa Bahtera memiliki bakat ini sejak ada tantangan karya bebas. Dari sinilah saya menjadi tahu bahwa dirinya harus berkembang terus, maka salah satu caranya Bahtera harus mengerjakan project-project yang riil. Tantangan project riil mengerjakan pesanan dari pelanggan justru menjadi tantangan yang lebih bermakna. Di samping untuk mengasah skill, tantangan tersebut pasti akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab, karena ketika pelanggan tidak puas, akan mempengaruhi citra. Sehingga pengerjaan karya yang dilakukan dengan baik menjadi pemasaran yang realistis dan efektif.
Dengan dibantu oleh ibunya yang ikut memasarkan karyanya, Bahtera bisa mendapatkan pesanan untuk mengerjakan project melukis di atas kanvas maupun menggambar wajah di atas kertas menggunakan pensil. Skillnya semakin hari semakin meningkat. Pendekatan individual menjadi cara yang efektif untuk menjalin komunikasi dan melejitkan potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Berulang kali saya mencoba berkomunikasi menanyakan perkembangan usahanya. Sekali-kali saya pun memberikan tantangan-tantangan untuk menggambar wajah. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan skillnya. “Maturnuwun sanget Pak sudah mengarahkan dan memberikan motivasi Bahtera untuk berani tampil dan berkarya. Perasaan saya tidak bisa diungkapkan, bahagia sekaligus terharu menjadi satu. Ke depannya semoga Bahtera bisa lebih percaya diri untuk menuangkan apapun dalam bentuk coretannya di atas kertas,” ungkap ibunya Bahtera melalui WhatsApp. Dari bulan Juli 2022 sampai saat ini sudah puluhan karya yang dijual atau pesanan dari pelanggan. Bahtera mematok harga minimal Rp100.000,- untuk setiap gambar. Hasil atau uang tidak menjadi prioritas bagi Bahtera, namun meningkatnya skill yang ia ingin capai. Harga penjualan tersebut selanjutnya digunakan untuk melakukan pembelian bahan-bahan dan peralatan yang digunakan.
Penulis : Diyarko, Guru SMKN 11 Semarang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung