SMAN 1 Bringin Nggelar Cerita Rakyat Jawa Tengah: Srana Nguatake Budi Pekerti Sajroning Nilai Moral 

   Pelaksanan P5 Kearifan Lokal di SMAN 1 Bringin tahun 2023 ini mengusung tema “Smansabri Nggetar Jateng (SMAN 1 Bringin Nggelar Cerita Rakyat JawaTengah: Srana Nguatake Budi Pekerti Sajroning Nilai Moral Cerita Rakyat JawaTengah)”. Berbeda dengan pelaksanaan P5 tahun sebelumnya, P5 tema Kearifan Lokal tahun ini lebih menekankan pada bentuk kearifan lokal yang berwujud cerita rakyat dan bahasa daerah (Bahasa Jawa) yang digunakan sebagai sarana penguatan budi pekerti di kalangan generasi muda. Hal ini karena saat ini terdapat ancaman krisis identitas akibat globalisasi dan modernisasi yang mengancam eksistensi budaya daerah. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Sudibyo dalam Rahayu (2014:56) menyatakan bahwa saat ini terjadi kemunduran penguasaan bahasa Jawa karena rendahnya pemahaman dan kurangnya kemampuan menginternalisasi bahasa Jawa, khususnya ragam bahasa Krama. Padahal, bahasa daerah khususnya bahasa Jawa dapat dijadikan sebagai wahana dalam penguatan budi pekerti sekaligus menguatkanidentitas nasional. Pewarisan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam  Bahasa Jawa dalam hal ini menjadi sangat penting.


Kearifan lokal yang berbentuk cerita rakyat dapat dijadikan sebagai sarana dalam penguatan budi pekerti dari nilai-nilai moral yang terkandung. Dengan demikian, projek utama dalam P5 Kearifan Lokal di SMAN 1 Bringin tahun ini yaitu membuat video cerita rakyat menggunakan Bahasa Jawa dengan kostum pakaian adat Jawa. Cerita rakyat yang dipilih yaitu cerita rakyat yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa cerita rakyat tersebut memiliki unsur-unsur yang selaras dengan budaya lokal. Setiap kelas (kelasX1-X9) akan memperoleh tema cerita rakyat yang berbeda-beda untuk dibuat video drama. Selain menceritakan alur cerita rakyat sesuai tema masing-masing, video drama yang dibuat juga harus menyisipkan adegan yang menunjukkan permainan tradisional, tembang tradisional, dan tarian tradisional yang telah ditentukan pada saat pembagian tema menyatu dengan alur cerita rakyat.

Keunikan dalam projek P5 kali ini adalah pengambilan latar yang dilakukan di lingkungan sekolah dan di lingkungansekitar sekolah dengan pengawasan dari Wali Kelas. Meskipun kegiatan P5 ini hasilakhirnya berupa produk dari projek yang telah dikerjaan, namun fokus penilaianPendidik tetap diarahkan pada pencapaian dimensi Profil Pelajar Pancasila. DimensiProfil Pelajar Pancasila yang hendak dicapai dalam P5 Kearifan Lokal kali ini yaitu: 1) Dimensi Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, 2) Dimensi Kreatif. Pesan moral yang terkandung dalam cerita rakyat diharapkan dapatdiimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wahana dalam penguatanbudi pekerti sekaligus merepresentasikan dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Penulis : Humas SMAN 1 Bringin.

Editor : Annisa Erwindani, S.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.