Tingkatkan Budaya Ilmiah di SMKN 10 Semarang Melalui Forum Ilmiah

Budaya ilmiah terus dikembangkan di SMKN 10 Semarang melalui kegiatan yang diberi nama Forum Ilmiah SMKN 10 Semarang. Pada hari ini, Kamis, 11 Juli 2024, bertempat di ruang Baita Adiguna, empat orang guru memberikan paparan ilmiah secara panel di hadapan semua guru SMKN 10 Semarang. Mereka adalah Ibu Dwi Palupi Widyasari, M.Si, Bapak Yunan Setyawan, S.Pd, Bapak Arimurti Asmoro, M.Pd, dan Ibu Dra. Eni Supriyati. Ibu Palupi, Pak Yunan, dan Pak Arimurti merupakan Calon Guru Penggerak Angkatan 11, sementara Ibu Eni adalah peserta diklat BPSDM Provinsi Jawa Tengah. Sesi paparan ini dipimpin oleh moderator Ibu Anis Indri Hastuti, S.Pd.

Kepala SMKN 10 Semarang, Bapak Ardan Sirodjuddin, M.Pd dalam sambutannya menyatakan bahwa sekolah sangat mendorong para guru untuk mengikuti berbagai diklat. Menurutnya, tujuan dari dorongan ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas guru agar mereka mampu memberikan warna baru dalam proses pembelajaran di kelas. Forum Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi wahana bagi guru-guru yang telah mengikuti diklat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada rekan-rekan mereka di sekolah.

Forum Ilmiah SMKN 10 Semarang merupakan inisiatif penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Moderator Ibu Anis Indri Hastuti, S.Pd, dengan terampil memandu sesi paparan ini, memastikan setiap pemakalah mendapatkan kesempatan yang sama. Dalam paparannya, Ibu Dwi Palupi Widyasari, M.Si menyampaikan materi tentang Filosofi Ki Hajar Dewantara. Menurutnya, proses menuntun adalah proses pendampingan dan mengarahkan anak ke tujuan yang ingin dicapai. Menuntun menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam relevansi pembelajaran di kelas dan di sekolah adalah berkolaborasi dengan siswa, memberikan ruang untuk berpikir kritis. Kalimat “menuntun” diorientasikan ke dalam tiga semboyan pendidikan yaitu “Tut Wuri Handayani” yang berarti seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didik, “In Madya Mangun Karsa” yang berarti seorang pendidik harus mampu menjadi motivator untuk peserta didiknya, dan “Ing Ngarso Sung Tuladha” yang berarti guru harus memberikan teladan yang baik terhadap peserta didik.

Bapak Yunan Setyawan, S.Pd membahas mengenai peran guru penggerak. Di masa mendatang, guru penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Peran guru penggerak antara lain menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid (student agency), dan menggerakkan komunitas praktisi.

Sementara itu, Bapak Arimurti Asmoro, M.Pd memaparkan tentang nilai-nilai guru penggerak. Menurutnya, guru perlu membangun keselarasan atau koherensi secara efektif untuk menuntun yang lain melampaui perbedaan dan menerima perbedaan yang muncul ke permukaan. Dengan demikian, guru juga akan mengadopsi mentalitas berpikir berbasis aset yang mengapresiasi dan memanfaatkan kekuatan atau sumberdaya yang telah dimiliki, bukan berkutat pada apa yang tidak dimiliki.

Ibu Dra. Eni Supriyati, peserta diklat BPSDM Provinsi Jawa Tengah, memberikan materi tentang Nilai-nilai ASN. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2023 tentang ASN, PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah. Orientasi ini membekali peserta dengan menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai ini meliputi kemampuan untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat (berorientasi pelayanan), bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan (akuntabel), terus belajar dan mengembangkan kapabilitas (kompeten), saling peduli dan menghargai perbedaan (harmonis), berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara (loyal), terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan (adaptif), dan membangun kerja sama yang sinergis (kolaboratif). Nilai-nilai ini dikenal dengan CORE VALUES ASN BerAKHLAK.

Forum Ilmiah SMKN 10 Semarang ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para guru, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat jaringan profesional dan saling mendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru dapat terus meningkatkan kompetensinya dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menciptakan generasi muda yang berdaya saing tinggi di era globalisasi ini. Kepala SMKN 10 Semarang, Bapak Ardan Sirodjuddin, M.Pd, dalam sambutannya menyatakan bahwa sekolah sangat mendorong para guru untuk mengikuti berbagai diklat. Menurutnya, tujuan dari dorongan ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas guru agar mereka mampu memberikan warna baru dalam proses pembelajaran di kelas. Forum Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi wahana bagi guru-guru yang telah mengikuti diklat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada rekan-rekan mereka di sekolah.

Dalam penutupnya, Bapak Ardan Sirodjuddin, M.Pd menekankan kembali pentingnya forum ilmiah seperti ini sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMKN 10 Semarang. Ia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari budaya sekolah yang selalu ingin belajar dan berkembang.

Penulis : Husna Amalana, M.Pd, Guru IPAS SMKN 10 Semarang