Penerapan Sekolah Ramah Anak Harus Penuh Komitmen

SMA Negeri 9 Semarang bekerja sama dengan Yayasan Anantaka, mengadakan pelatihan “Sekolah Ramah Anak” dengan menghadirkan Tsaniatus Solihah, yang akrab disapa Mbak Ika, sebagai narasumber.

Dalam in-house training tersebut Mbak Ika menekankan bahwa label “Sekolah Ramah Anak” diharapkan menjadi sekadar branding, tetapi harus diimplementasikan dengan penuh komitmen. Ia menyoroti pentingnya praktek baik yang diterima oleh anak-anak, serta pentingnya kesehatan mental dan psikologi anak dalam menentukan perilaku mereka di masa depan.

Dalam kesempatan tersebut Mbak Ika menjelaskan beberapa aspek yang bisa diterapkan di sekolah untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak, seperti mengubah peraturan yang mengandung unsur kekerasan. Contohnya, mengganti hukuman fisik dengan pemberian poin negatif dengan pendekatan yang lebih mendidik yang membuat siswa memahami kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatan negatif tersebut.

Beliau juga mengapresiasi lingkungan SMA Negeri 9 Semarang yang telah mendukung penerapan konsep Sekolah Ramah Anak. Hal ini tercermin dari lingkungan sekolah yang hijau, fasilitas yang memadai dan terorganisir, serta layanan Bimbingan Konseling (BK) yang menyediakan fasilitas konseling yang dapat diakses siswa untuk membahas masalah mereka, di mana BK berperan aktif dalam membimbing siswa menyelesaikan permasalahan mereka.

In-house training ini sebagai wujud SMA Negeri 9 Semarang berkomitmen untuk melanjutkan dan mewujudkan konsep Sekolah Ramah Anak dalam bentuk aksi nyata, bukan sekadar kata-kata.

Penulis : Wesiati Setyaningsih, Guru SMAN 9 Semarang