SEMARANG-Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Artifisial (TKA) dalam pembelajaran menulis menjadi tema pada forum MGMP Bahasa Indonesia Kota Semarang yang diselenggarakan pada Selasa, 17 September 2024. Bertempat di ruang meeting room SMKN 2 Semarang, acara ini dihadiri oleh para guru Bahasa Indonesia dari berbagai sekolah di Kota Semarang. Narasumber yang diundang adalah Dr. Santi Pratiwi T. Utami, M.Pd., dari LPPKM Unnes, yang memberikan materi terkait integrasi TKA dalam proses pembelajaran menulis.
Pelatihan ini digagas dengan tujuan agar para guru Bahasa Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat, khususnya dalam pemanfaatan TKA di bidang pendidikan. Perkembangan teknologi kecerdasan artifisial telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Santi Pratiwi menekankan pentingnya guru tidak hanya memahami teknologi tersebut, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran sehari-hari, terutama dalam pembelajaran menulis.
Kegiatan dimulai dengan penjelasan mengenai berbagai jenis TKA yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Santi Pratiwi menjelaskan bahwa teknologi kecerdasan artifisial dapat dimanfaatkan dalam setiap tahap pembelajaran menulis, mulai dari pramenulis, menulis, hingga pascamenulis. Pada tahap pramenulis, misalnya, guru dapat memanfaatkan TKA untuk membantu siswa menemukan ide atau membuat peta konsep secara otomatis. Saat proses menulis, aplikasi berbasis TKA dapat digunakan untuk memberikan umpan balik langsung mengenai tata bahasa dan struktur kalimat. Sementara itu, pada tahap pascamenulis, teknologi ini mampu membantu dalam proses penyuntingan dan revisi secara lebih efisien.
Para peserta pelatihan yang tergabung dalam MGMP sangat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka mendapatkan pemahaman baru mengenai potensi besar yang bisa ditawarkan oleh TKA dalam pembelajaran. Setelah mendapatkan teori, para guru langsung diajak untuk praktik dengan membuka Modul Ajar masing-masing. Dalam sesi ini, mereka diminta menambahkan salah satu atau beberapa jenis TKA ke dalam modul ajar tersebut. Tujuannya adalah agar mereka dapat langsung merasakan dan memahami bagaimana teknologi ini dapat diaplikasikan dalam kelas.
Proses praktik ini berjalan lancar, dengan bimbingan dari Santi Pratiwi. Para peserta bersemangat dalam melakukan eksplorasi terhadap berbagai aplikasi dan alat berbasis kecerdasan artifisial yang bisa mendukung pembelajaran menulis. Setelah selesai, mereka diminta untuk melakukan refleksi terhadap pengalaman yang sudah mereka lalui selama pelatihan. Refleksi ini menjadi momen penting bagi para guru untuk mengevaluasi dan merencanakan bagaimana mereka akan mengintegrasikan TKA ke dalam pengajaran di sekolah masing-masing.
Dini Riyani, guru Bahasa Indonesia dari SMKN 10 Semarang, menyampaikan kesannya setelah mengikuti pelatihan tersebut. “Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berencana menggunakan teknologi kecerdasan artifisial dalam pembelajaran menulis di kelas. Ini adalah kesempatan besar bagi kita sebagai guru untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan memastikan siswa kita dapat mengikuti perkembangan zaman,” ungkapnya dengan penuh antusias.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para guru tentang teknologi kecerdasan artifisial, tetapi juga menjadi titik awal untuk memperkaya proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Guru-guru yang sebelumnya mungkin merasa asing dengan teknologi ini, kini merasa lebih percaya diri untuk mulai menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan memanfaatkan TKA, diharapkan siswa dapat lebih terbantu dalam meningkatkan keterampilan menulis mereka, baik dalam hal kreativitas, akurasi, maupun efisiensi.
Melalui kegiatan ini, forum MGMP Bahasa Indonesia Kota Semarang menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung para guru agar selalu up-to-date dengan perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi kecerdasan artifisial dalam pembelajaran bukan hanya sekadar tren, tetapi juga kebutuhan mendesak untuk memastikan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Keberhasilan pelatihan ini diharapkan mampu membawa dampak positif jangka panjang bagi pembelajaran Bahasa Indonesia di Kota Semarang, khususnya dalam menghadapi tantangan era digital. Dengan terus mengikuti perkembangan teknologi, para guru Bahasa Indonesia akan semakin siap mengantar siswa mereka menjadi individu yang kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan.
Penulis : Dini Riyani, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia SMKN 10 Semarang
Komentar Pengunjung