SEMARANG-Hari kedua Workshop Penguatan Literasi SMK Pusat Keunggulan yang digelar pada hari Rabu, 18 September 2024, menghadirkan narasumber Arvynda Permatasari, S.Pd dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya SMK Pusat Keunggulan dalam memperkuat budaya literasi di lingkungan sekolah vokasi. Dalam paparannya, Arvynda menjelaskan bahwa pengertian literasi di era sekarang ini telah berkembang pesat. Literasi tidak lagi hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup keterampilan berpikir kritis dengan memanfaatkan berbagai sumber pengetahuan, baik dalam bentuk cetak, visual, digital, maupun auditori. Kemampuan tersebut dikenal dengan istilah literasi informasi.
Arvynda mengutip pandangan dari Clay dan Ferguson yang termuat dalam publikasi Kemendikbud (2016). Mereka memaparkan bahwa literasi informasi terdiri atas beberapa komponen penting, yaitu literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Literasi dini dan dasar merupakan fondasi utama, sedangkan literasi perpustakaan, media, teknologi, dan visual merupakan komponen yang mendukung peserta didik dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin digital.
Lebih lanjut, Arvynda menjelaskan bahwa penguatan literasi dalam Program SMK Pusat Keunggulan (PK) dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan. Beberapa di antaranya adalah pembiasaan kegiatan literasi di sekolah, penerbitan buku hasil karya peserta didik atau guru, serta apresiasi atas keberhasilan program literasi sekolah melalui berbagai lomba. Dalam pelaksanaannya, program literasi ini melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari siswa hingga guru, dengan tujuan menciptakan ekosistem sekolah yang literat.
Salah satu bentuk penguatan literasi adalah melalui pembiasaan kegiatan literasi di sekolah. Kegiatan ini bisa diwujudkan dalam bentuk pembuatan majalah dinding, kunjungan wajib perpustakaan, pembentukan klub baca, serta klub sinematografi. Setiap siswa diharapkan bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, sehingga mampu mengembangkan minat baca dan literasi mereka secara lebih luas.
Selain itu, penerbitan buku hasil karya peserta didik dan guru juga menjadi langkah strategis dalam membangun budaya literasi. Gerakan menulis bersama menjadi program utama dalam upaya ini. Dalam gerakan ini, siswa dan guru dapat menulis karya fiksi maupun nonfiksi secara kolaboratif, dengan membentuk kelompok-kelompok penulis. Karya-karya yang dihasilkan dari gerakan ini bukan hanya berkontribusi pada peningkatan literasi, tetapi juga menjadi salah satu bentuk perwujudan dari dua tuntutan SMK PK, yaitu jumlah buku yang ditulis dan jumlah buku yang dibaca oleh siswa.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., menyampaikan rasa bangganya atas pelaksanaan kegiatan literasi di sekolahnya. Menurutnya, penguatan literasi di SMKN 10 Semarang telah berjalan dengan baik, sejalan dengan Program SMK Pusat Keunggulan yang dicanangkan oleh pemerintah. Beberapa kegiatan literasi seperti pembiasaan kegiatan literasi di sekolah sudah diterapkan, dan sekolah terus berinovasi dalam menciptakan program-program literasi yang bermanfaat bagi siswa.
Lebih jauh, Ardan berharap bahwa dengan semakin aktifnya program literasi di SMKN 10 Semarang, siswa tidak hanya akan memiliki keterampilan membaca dan menulis yang kuat, tetapi juga mampu berpikir kritis dan kreatif. Melalui literasi informasi yang kuat, mereka diharapkan mampu mengakses, menilai, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber secara efektif, yang pada akhirnya akan membantu mereka menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.
Workshop Penguatan Literasi ini menjadi bukti nyata komitmen SMK Pusat Keunggulan dalam mempersiapkan generasi muda yang literat dan siap bersaing di era digital. Kegiatan literasi yang dilaksanakan di sekolah-sekolah SMK Pusat Keunggulan, termasuk di SMKN 10 Semarang, diharapkan mampu menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam mengimplementasikan program literasi secara berkelanjutan.
Penulis : Sofiatul Nadziyah, Guru IPAS SMKN 10 Semarang
Komentar Pengunjung