Pesona Budaya Nusantara Dalam Drama Musikal SMAN 5 Semarang

Suasana meriah mewarnai lapangan SMAN 5 Semarang pada Kamis, 17 Oktober 2024. Seluruh siswa kelas X, XI dan XII berkumpul untuk menyaksikan puncak Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pertama, yaitu pertunjukan drama musikal bertema Bhineka Tunggal Ika. Sebanyak 36 kelas yang mewakili 19 provinsi di Indonesia unjuk kebolehan dalam menampilkan cerita rakyat, tarian dan lagu khas daerah yang dikemas menjadi drama musikal. Masing-masing kelas telah berlatih keras selama beberapa bulan untuk menyajikan penampilan terbaik mereka. Setiap provinsi yang ditampilkan memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari tarian khas Kalimantan Timur, lagu daerah merdu dari Sumatera Utara, hingga cerita rakyat yang penuh magis dari Papua Barat. Bahkan Jawa Timur dan Madura pun disajikan secara terpisah untuk menampilkan kekhasan masing-masing. “Kami memilih cerita rakyat Kebo Iwa karena ingin memperkenalkan kekayaan budaya Provinsi Bali kepada teman-teman. Kisah tentang raksasa sakti dari Bali ini sangat menarik, menggambarkan sosok yang kuat dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam drama yang kami sajikan, kami menampilkan tarian kecak yang khas dan lagu janger yang merupakan salah satu lagu daerah dari Provinsi Bali untuk semakin menghidupkan cerita ini,” ujar Aldo, perwakilan kelas XII-4 yang menampilkan Provinsi Bali. Drama musikal ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan, tetapi juga menjadi wadah bagi siswa untuk mengapresiasi karya seni dan budaya Indonesia. Para penonton dibuat terpukau dengan kostum yang indah, tata panggung yang menarik, serta penampilan para siswa yang penuh semangat.

Keisha Dharma, salah satu siswi kelas XII-6 yang hadir menonton, merasa sangat terkesan dengan penampilan teman-temannya. “Mereka telah menciptakan sebuah karya seni yang luar biasa, yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik,” ungkapnya. Menurut Keisha, pertunjukan ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa. “Mereka telah menunjukkan bahwa seni dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkuat identitas nasional,” tambah Keisha. Untuk memberikan apresiasi atas kerja keras seluruh peserta, panitia akan memilih tiga kelas terbaik sebagai juara. Kriteria penilaian meliputi kekompakan tim, kreativitas dalam penyajian cerita, serta penguasaan materi. Dra. Siti Asiyah, M.M., M.Pd., melihat pertunjukan ini sebagai bentuk nyata dari implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya dalam proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. “Drama musikal ini telah menunjukkan bagaimana siswa dapat mengintegrasikan berbagai kompetensi, seperti bergotong royong, kreatif dan berkebhinekaan global. Kami ingin menanamkan pada peserta didik bahwa potensi mereka tidak terbatas. Melalui kegiatan ini, pesera didik dapat belajar bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademik, tetapi juga oleh kemampuan untuk bekerja sama, berkreasi dan pemecahan masalah. Kami yakin pengalaman berharga ini akan membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan masa depan dengan penuh percaya diri.”

 

Penulis : Arika Nur Alifah, S.Pd., Humas SMAN 5 Semarang

Editor  : Nurul Rahmawati, S.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang