Semarang-Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah menginisiasi gerakan bertajuk “Ayu Rukun.” Gerakan ini menjadi sebuah ajakan nyata kepada seluruh elemen di lingkungan sekolah, mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah, hingga tenaga kependidikan dan para pemangku kepentingan lainnya, untuk berkolaborasi dan bergotong royong mewujudkan suasana belajar yang nyaman dan bebas dari kekerasan.
Gerakan “Ayu Rukun” diresmikan dalam momen peringatan Hari Guru Nasional ke-78 Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 25 November 2023. Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, menjelaskan bahwa Ayu Rukun merupakan singkatan dari “Aksi Gotong Royong Berantas Kekerasan dan Perundungan.” Melalui gerakan ini, diharapkan tercipta kesadaran kolektif untuk mengatasi dan mencegah berbagai bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan, baik yang bersifat fisik, psikologis, maupun seksual.
“Ayu Rukun bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, yaitu lingkungan sekolah yang bebas dari segala bentuk ancaman kekerasan, diskriminasi, dan intimidasi. Kami ingin melindungi hak-hak peserta didik untuk memperoleh pendidikan yang nyaman tanpa kekhawatiran,” ujar Uswatun Hasanah. Menurutnya, keberhasilan gerakan ini sangat bergantung pada sinergi dari semua pihak, termasuk orang tua siswa, guru, dan masyarakat.
Dalam implementasinya, Ayu Rukun tidak hanya fokus pada pencegahan tetapi juga menyediakan sistem penanganan kekerasan yang komprehensif. Melalui pendidikan karakter, sosialisasi, dan pelatihan, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seluruh warga sekolah tentang pentingnya mencegah kekerasan. Selain itu, mekanisme penanganan kekerasan yang efektif disiapkan, termasuk pelaporan, investigasi, dan pemberian sanksi yang adil terhadap pelaku. Bagi korban, disediakan layanan pemulihan yang meliputi dukungan psikologis dan sosial.
Untuk memperkuat pelaksanaan Ayu Rukun, Disdikbud Provinsi Jawa Tengah mengadakan Lomba Best Practice Ayu Rukun, yang akan diikuti oleh sekolah-sekolah dari tingkat SMA, SMK, dan SLB. Perlombaan ini dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Cabang Dinas Pendidikan hingga tingkat Provinsi. Peserta akan memperebutkan posisi tiga besar di Cabang Dinas Pendidikan untuk kemudian bersaing di tingkat Provinsi. “Lomba ini menjadi wujud nyata implementasi Ayu Rukun di satuan pendidikan, sekaligus memberikan ruang bagi sekolah-sekolah untuk berbagi praktik terbaik dalam pencegahan kekerasan,” jelas Uswatun Hasanah.
Salah satu sekolah yang menyatakan siap berpartisipasi dalam lomba ini adalah SMKN 10 Semarang. Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., menegaskan bahwa sekolahnya sangat mendukung penuh gerakan Ayu Rukun dan siap menunjukkan praktik terbaik yang telah diimplementasikan. “Sekolah kami siap berpartisipasi dalam lomba best practice Ayu Rukun. Keikutsertaan kami sebagai wujud dukungan SMKN 10 Semarang terhadap gerakan ini, dan kami siap beradu program Ayu Rukun dengan sekolah lain,” ujar Ardan dengan penuh semangat.
Tim Lomba Best Practice Ayu Rukun dari SMKN 10 Semarang telah bekerja keras mempersiapkan karya unggulan berupa naskah dan video dokumentasi sebagai bentuk nyata dari gerakan ini. Ardan menjelaskan bahwa hasil karya sekolahnya sudah resmi didaftarkan di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I untuk diseleksi lebih lanjut. “Kami berharap karya ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dan menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang benar-benar aman dan nyaman,” kata Ardan.
Melalui gerakan Ayu Rukun, Disdikbud Provinsi Jawa Tengah berharap bisa memperkuat sistem pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan, serta mendorong terwujudnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, LSM, dan masyarakat. Monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan ini akan dilakukan secara berkala guna memastikan efektivitasnya.
“Ini bukan sekadar program, tetapi langkah konkrit untuk memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman, ramah, dan kondusif bagi setiap peserta didik. Harapan kami, Ayu Rukun menjadi budaya di sekolah-sekolah Jawa Tengah,” pungkas Uswatun Hasanah.
Penulis : Helmi Yuhdana, MM, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 10 Semarang
Komentar Pengunjung