SEMARANG-Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak Selasa (19/11) sore mengakibatkan banjir merendam sejumlah ruas jalan utama. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 hingga 60 sentimeter, bahkan lebih tinggi di beberapa kawasan perkampungan. Kondisi ini menyebabkan kemacetan panjang karena banyak kendaraan mogok saat mencoba menerobos genangan.
Jalan-jalan seperti Gajahmada, Pattimura, Prof Hamka, MH Thamrin, Krapyak, hingga Bubakan terendam banjir. Di kawasan sekitar Pasar Johar, banjir mencapai 50 sentimeter, membuat kendaraan tidak mampu melintasi jalur tersebut. “Intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat membuat debit air melampaui kapasitas drainase,” ujar Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto.
Namun, berbeda dari beberapa kawasan terdampak, SMKN 10 Semarang yang juga berada di daerah rawan berhasil mengelola ancaman banjir dengan baik. Sekolah ini, yang berlokasi diapit dua aliran sungai, sempat dihantam hujan deras selama berjam-jam. Debit air yang menggenangi halaman sekolah terlihat meningkat, tetapi tidak sampai masuk ke ruang kelas atau bengkel.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Andhika Wildan Krisnamurti, keberhasilan tersebut tak lepas dari mitigasi bencana yang telah disiapkan secara matang. “Kami sudah membangun kanal-kanal saluran air, memasang pompa pembuangan air ke sungai, serta melengkapi dengan pintu air untuk mengendalikan debit yang masuk ke lingkungan sekolah,” jelasnya.
Langkah antisipasi ini menjadi prestasi tersendiri bagi SMKN 10 Semarang. Sekolah yang kerap menghadapi tantangan banjir akibat lokasi geografisnya kini mampu mempertahankan aktivitas belajar-mengajar. “Kami akan terus menambah infrastruktur, seperti menambah pompa dan membangun biopori di area rendah. Ini penting untuk meningkatkan daya serap air dan mengurangi risiko banjir,” tambah Krisna.
Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd, turut memberikan apresiasi kepada Satgas Anti Banjir sekolah. “Kerja keras dan koordinasi yang solid dari tim kami telah membuahkan hasil nyata. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” katanya. Ia juga menyoroti tantangan biaya yang cukup besar untuk pengelolaan jangka panjang. “Semoga strategi ini terus efektif meskipun tantangan, terutama dari kondisi geografis dan cuaca, akan selalu ada,” lanjutnya.
Keberhasilan SMKN 10 Semarang dalam menangani banjir di tengah situasi sulit menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan kolaborasi. Sementara itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap sekolah yang rawan banjir agar bencana tidak terus berulang.
Penulis : Muhammad Yunan Setyawan, S.Pd, Guru Pengelasan SMKN 10 Semarang
Komentar Pengunjung