Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang membahas alam dan sekitarnya. Mulai dari benda mikroskopis sampai makroskopis. Fisika memiliki ciri khas bersifat abstrak, sehingga jika tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan justru akan terjebak dalam permasalahan itu sendiri. Hasil penelitian Arief et al., (2012) mengungkapkan bahwa fisika cenderung bersifat abstrak sehingga menimbulkan kesulitan bagi peserta didik dalam memahami konsep-konsep fisisnya.
Konsep fisis dalam pembelajaran fisika sangat diperlukan untuk menerjemahkan sifat abstrak menjadi lebih konkret seperti penentuan persamaan atau grafik berdasarkan fenomena alam. Beberapa fenomena alam yang ada kaitannya dengan konsep fisika diantaranya adalah sifat difraksi atau pelenturan cahaya ketika melewati celah atau kisi. Difraksi merupakan pelenturan gelombang jika melewati celah yang sangat sempit. Banyak sekali percobaan tentang difraksi diantaranya menggunakan laser dan kisi difraksi hasil buatan pabrik. Beberapa percobaan kisi difraksi lebih cenderung digunakan untuk menentukan panjang gelombang dari laser yang digunakan. Selain itu, bahan kisi difraksinya juga buatan pabrik sehingga memberikan kesan lebih praktis. Beberapa artikel yang saya baca ada yang membahas kisi difraksi dari bahan alam seperti pada artikel yang berjudul A simple diffraction experiment using banana stem as a natural grating karya Dr. Mahardika Prasetya Aji, dkk yang terbit pada tahun 2017 pada jurnal Physics Education. Artikel tersebut membahas bahwa pisang dapat digunakan sebagai media pembelajaran kisi difraksi karena dapat menghasilkan pola gelap-terang yang cukup jelas jika disorot menggunakan laser.
Pohon pisang selain dapat digunakan sebagai kisi difraksi berbahan alam, ternyata juga dapat berperan dalam sisi biologi. Kami dari tim peneliti SMA Islam Hidayatullah dengan mentor Bapak Ir. Ahmad Ni’matullah Albaari, S.Pt., M.P., PhD. dari Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro melakukan penelitian untuk menguji manfaat pohon pisang dalam menghambat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Penelitian tersebut menggunakan pelepah pisang sebagai bahan untuk menghambat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Pelepah pisang dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam bak penampungan air. Pengamatan dilakukan setiap hari selama satu pekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tiga hari pengamatan, perkembangan jentik-jentik nyamuk tidak ada sama sekali. Hasil penelitian ini sudah diikutkan dalam kompetisi World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) tahun 2022 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Berikut dokumentasi kegiatan penelitian dan kompetisi WYIIA 2022 yang dilaksanakan oleh siswi SMA Islam Hidayatullah.
SMA Islam Hidayatullah meraih medali emas dan special award dari Malaysia pada kompetisi WYIIA 2022 yang programnya meneliti kandungan pelepah pohon pisang sebagai penghambat berkembangnya jentik-jentik nyamuk. Saya sangat bangga dengan hasil yang sangat baik ini sehingga dapat menumbuhkan kreativitas dan problem solving yang baik dalam bidang penelitian.
Salam Fisika is Everything !
Penulis : Puji Iman Nursuhud, M.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.
Editor : Annisa Erwindani, S.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.
Komentar Pengunjung