Ada saatnya seorang guru mengalami kebuntuan dalam memilih metode yang efektif untuk diterapkan pada proses pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Disinilah sebenarnya seorang guru dituntut keprofesionalannya sebagai pendidik, pembimbing, dan pengajar. Ketepatan memilih dan menggunakan perlakuan gaya pembelajaran dan kesesuaiannya dengan materi ajar pembelajaran pendidikan jasmani, terutama yang berhubungan dengan pembelajaran gerak agar siswa tetap termotivasi dan antusias untuk belajar. Karena pada umumnya siswa akan sangat tertarik dengan hal-hal yang baru. Dengan strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Belajar akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa bila siswa mengalami apa yang dipelajarinya.
Tujuan dan fungsi pendidikan jasmani antara lain ; Pertama mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, melalui aktivitas jasmani. Kedua Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (out door education)
Cara pelaksanaan pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan pertandingan, sehingga siswa dapat memperoleh situasi dan pengalaman pembelajaran yang lebih konkret, bermakna serta menyenangkan. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh teknik pembelajaran partisipatif terhadap kemampuan motorik dasar dan penguasaan keterampilan gerak, yakni dengan memanipulasi program pendidikan jasmani melalui dua pendekatan teknik pembelajaran, yaitu dengan teknik demostrasi dan teknik penggunaan alat bantu pandang (visual aids).
Pembelajaran melalui media audio visual dapat dipilih karena memiliki kelebihan dapat merangsang pikirian, perasaan, perhatian, dan kamauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang akhirnya mampu mengantarkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. (Gagne). Siswa membiasakan diri untuk menganalisa gerak agar termotivasi untuk mampu mengoreksi gerakan siswa dalam proses belajar mengajar. Setelah kegiatan siswa mengamati audio visual selanjutnya kita bisa menggabungkan/menambah dengan metode mengajar sesama teman (peer teaching methods) . Metode peer teaching adalah teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian juga dilakukan dari dan oleh siswa dalam kelompok itu sendiri (self-assessment dan peer assessment). Sedangkan untuk nilai akhirnya adalah penggabungan antara penilaian oleh guru dan teman sebaya.
Langkah-langkah metode mengajar sesama teman (peer teaching methods) sebagai berikut : yang pertama guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, dan langkah/kegiatan yang akan dilakukan siswa. Kemudian guru menayangkan video (audio visual) pembelajaran berkaiatan materi/KD senam lanatai yang akan disampaikan. Selanjutnya, membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa secara merata (tiap kelompok terdapat siswa yang menguasai/mahir gerakan senam lanatai sesuai materi/KD) dimana dalam setiap kelompoknya siswa belajar dari dan dengan sesama teman lain dengan cara yang saling menguntungkan serta berbagi pengetahuan, ide, dan pengalaman masing-masing.
Setelah itu setiap anggota kelompok dituntut memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri tentang gambar (audio visual) dan rangkaian gerak senam lantai dari teman dalam kelompok yang nantinya akan disatukan dalam satu kesimpulan. Setiap kelompok merumuskan hasil diskusinya dalam satu kesimpulan atas dasar kesepakatan bersama. Selanjutnya, masing-masing kelompok secara bergiliran mengajarkan hasil temuannya dalam gerakan senam lantai di hadapan kelompok lain. Setiap kelompok diminta memberikan tanggapan (kritik, saran, pendapat, pertanyaan, komentar, dll). Apabila terjadi perbedaan pendapat didiskusikan sampai permasalahan terpecahkan. Bila ditemukan, setiap masalah baru yang muncul dicatat oleh guru dan diberikan solusinya. Kegiatan akhir adalah guru memberi kesimpulan permasalahan dan pemecahannya, sehingga pemahaman setiap siswa seragam.
Tetapi dalam setiap metode pembelajaran tentunya ada kelebihan dan kekurangannnya, Keunggulan dari metode peer teaching anatar lain : Meningkatkan motivasi belajar siswa, Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran, Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran, Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi, Mengembangkan keterampilan gerak, Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri, Membangun semangat bekerja sama, Melatih keterampilan keberanian mencoba gerakan. Kemudian kelemahan metode peer teaching diantaranya : Memerlukan waktu yang relatif lama, Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan ketrampilan gerak dari materi/KD yang diajarkan maka metode ini menjadi tidak efektif, Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau yang menguasai gerakan senam lantai, Memerlukan perhatian/pengawasan guru yang ekstra.
Tentunya pembelajaran juga disesuikan dengan kondisi siswa dan sarana prasarana yang tersedia pada sekolah tersebut. Tetapi pada prinsipnya pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) menjadi pendekatan wajib bagi pembelajaran kurikulum 2013 yang mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa (dalam belajar). Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) harus memberi ruang bagi siswa untuk belajar menurut ketertarikannya, kemampuan pribadinya, gaya belajarnya sekaligus menyenangkan salah satunya dengan metode peer teaching. Guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator yang harus mampu membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu materi belajar dan menyediakan beraneka pendekatan cara belajar sehingga siswa (yang berbeda-beda tersebut) memperoleh metoda belajar yang paling sesuai baginya.
Penulis : Teguh Santoso, S.Pd, Guru PJOK SMK Negeri H. Moenadi Ungaran.
1 komentar
Nindar, Friday, 12 Jan 2024
Bagus sekali