Perkembangan sarana transportasi di Indonesia sudah ada sejak lama. Semua ini tidak terlepas dari pengaruh teknologi transportasi yang dibawa pemerintah kolonial belanda pada jaman penjajahan. Penemuan sarana transportasi yang ditemukan di Barat kemudian dibawa dan diperkenalkan ke wilayah-wilayah koloni yang dijajah. Tujuannya adalah untuk mempercepat dan mempermudah dalam mengawasi kegiatan-kegiatan terhadap daerah yang jauh dari pusat pemerintahan
Banyak jenis dari sarana transportasi yang berkembang di Indonesia. Salah satu jenisnya adalah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat kita. Hampir setiap rumah mempunyai kendaraan bermotor dengan berbagai jenis, minimal adalah jenis sepeda motor. Tujuan masyarakat memiliki kendaraan bermotor supaya memudahkan pekerjaan mereka. Karena tentunya akan lebih cepat sampai tujuan dan memperingan beban bawaan yang dibawa.
Dengan banyaknya kendaraan bermotor yang ada saat ini tentunya menimbulkan beberapa dampak. Dampak positifnya seperti bisa berpergian kemanapun dan kapanpun, hemat waktu dan bahan bakar yang murah. Dampak negatifnya adalah lalulintas padat, kecelakaan, bahan bakar yang semakin langka, dan yang lebih parahnya adalah emisi gas buang yang berbahaya. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin kendaraan yang dikeluarkan melaui saluran pembuangan mesin yang umumnya melaui knalpot kendaraan
Di kota besar, emisi gas buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang-orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan pencemaran udara. pengaruh dari pencemaran khususnya akibat dari kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat komulatif. Intinya kendaraan bermotor ini akan mengeluarkan berbagai senyawa organic dan anorganik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup hidung dan sampai ke paru-paru.
Banyak hal yang mempengaruhi kandungan di dalam emisi kendaraan bermotor. Komposisi itu tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan masih banyak lagi. Selain itu jenis bahan bakar yang digunakan juga bisa mempengaruhinya. Baik bahan bakar bensin maupun solar sebenarnya sama saja hanya beda proporsinya karena perbedaan cara kerja mesin, secara kasat mata selalu terlihat asap agak hitan dari knalpot kendaraaan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bahan bakar bensin.
Secara rinci kandungan dalam emisi gas buang kendaraan bermotor terdiri dari senyawa yang berbahaya dan senyawa tidak berbahaya. Senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbondioksida, dan uap air. Senyawa berbahaya di dalamnya adalah karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (NOx), sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb). Senyawa seperti hidrokarbon dan timbal organic dilepaskan ke udara melalui penguapan system bahan bakar. Jika lalu lintas kendaraan bermotor padat maka dapat meningkatkan kadar partikel debu yang ada di permukaan jalan, komponen rem serta ban. Setelah di udara, senyawa dari emisi gas buang bisa berubah karena pengaruh sinar matahari dan uap air atau antar senyawa-senyawa itu sendiri.
Proses reaksi emisi gas buang ini berlangsung cepat saat itu juga di lingkungan jalan raya dan ada juga yang berjalan lambat. Sebagai contoh adanya reaksi di udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO) menjasi nitrogen dioksida (NO2) yang lebih reaktif. Reaksi kimia antara oksida nitrogen dengan hidrokarbon menghasilkan ozon dan oksida lainnya yang menyebabkan asap awan fotokimi atay smog. Pembentukan smog ini terkadang tidak terjadi di kota tempat lalu lintas kendaraan bermotor yang banyak, tetapi terjadi di pinggiran kota karena dipengaruhi oleh kondisi reaksi dan kecepatan angin. Untuh zat pencemar yang stabil seperti limbah, hidrokarbon halogen dan hidrokarbon poliaromatik dapat jatuh ke tanah Bersama hujan atau mengendap dengan debu yang kemudian mengkontaminasi tanah serta air. Selanjutnya senyawa tersebut masuk kerantai makanan yang akhirnya bisa masuk ke tubuh manusia melalui sayuran, buah, susu ternak, dan produk lain dari ternak. Tentunya kalau hal ini terjadi secara terus menerus makan dapat membahayakan Kesehatan manusia
Berdasarkan sifat kimia dan perilaku lingkungan, dampak emisi gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut: pertama bahan pencemar yang mengganggu saluran pernafasan seperti oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon, dan oksida lainnya. Yang kedua bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam Yang ketiga bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon, dan yang terakhir kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti bising, debu, dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas mulai sekarang kita harus bisa memilih dan memilah kendaraan bermotor yang memiliki pembakaran sempurna atau kendaraan yang tidak menimbulkan emosi gas buang. Seperti contoh kendaraan listrik yang telah dikembangkan saat ini. Kendaraan listrik menggunakan tenaga penggerak motor listrik. Sumber daya listrik disimpan di dalam baterai yang didesain sangat kuat untuk menampung energi yang banyak.
Penulis: Misbakul Munir, Guru SMKN 1 Gunem Rembang
Editor : Nurul Rahmawati, Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung