Gagas Literasi Sekolah dengan Lomba Guru Menulis

Dalam beberapa hari ini tulisan guru-guru SMKN 1 Tuntang memang tidak terbit. Apakah karena stok tulisan sudah habis? Sebetulnya bukan. Tidak terbitnya tulisan guru peserta lomba menulis lebih disebabkan karena regulasi lomba dibuat adil.
Stok tulisan di web sekolah memang sudah menumpuk. Sesuai mekanisme program Satu Hari Satu Guru Satu Tulisan, setiap guru diwajibkan menyetor satu tulisan setiap minggu. Jadi sesuai perhitungan matematika, dari 18 guru SMKN 1 Tuntang menghasilkan 72 tulisan yang sudah dibuat di bulan April dan 36 tulisan di bulan Mei. Total ada 108 tulisan guru peserta lomba guru menulis. Jadi setiap hari kerja akan terbit satu tulisan dengan perhitungan sebagai berikut : 5 hari x 4. Berarti dalam satu bulan terbit 20 tulisan. Jika 110 : 20 maka muncul angka mendekati 6. Sejumlah tulisan akan rutin terbit selama hampir satu semester.
Kata adil pada mekanisme lomba lebih disebabkan karena kesamaan terbit di hari kerja. Jadi tulisan guru hanya akan terbit dari hari Senin sampai dengan Jumat. Kenapa di hari libur tidak terbit? Ini menyangkut jumlah pengunjung web sekolah secara statistik lebih banyak di hari kerja. Alhamdulillah rata-rata pengunjung web SMKN 1 Tuntang dalam satu hari menembus angka 200. Sebuah statistik pengunjung yang luar biasa untuk website sekolah. Bahkan angka itu pada momen tertentu bisa menembus 400 pengunjung. Jika ada lomba pengelolaan website sekolah sudah tentu Kami akan PD mengikutinya.
Secara pribadi sebagai penggagas SMKN 1 Tuntang menuju Sekolah Literat saya sangat senang dengan capaian ini. Gairah guru dalam membaca dan membuat tulisan tumbuh seiring waktu berjalan. Satu lagi legacy yang saya tinggalkan di SMKN 1 Tuntang.

Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 1 Tuntang Kab. Semarang.