Puluhan bapak ibu Guru dan Kepala Sekolah dari penjuru Indonesia yang merupakan agen penguatan karakter Puspeka (Pusat Penguatan Karakter) Kemendikbudristek bertemu guna membahas rencana strategi dalam menggaungkan dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, tidak hanya itu dalam pertemuan ini juga dilakukan simulasi tes aplikasi menyongsong adanya Liga Kampanye Penguatan Karakter.
Kepala Puspeka Kemendikbud Ristek RI, Ir.Hendarman, M.Sc., Ph.D. mengatakan dalam sambutannya merasa senang bisa berjumpa dengan agen penguatan karakter yang tersebar di beberapa daerah nusantara. Tentunya dengan misi yang diembannya sungguh sangat mulia. “Menyemarakkan 6 dimensi dalam cerminan profil pelajar Pancasila yaitu: Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME & Berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Oleh karena itu guna memacu semangat dan daya juang dari para APK (sapaan akrab untuk Agen Penguatan Karakter) juga moment dalam berbagi dan pendampingan atas beberapa kegiatan dan juga karya yang sudah dihasilkan selama menjalankan amanah tersebut, “tutur Hendarman saat membuka acara”.
Tidak hanya profil pelajar Pancasila, 3 dosa besar dunia Pendidikan di Indonesia yang dikemukakan oleh Mas Menteri Nadiem Makariem juga menjadi bahan diskusi pada pertemuan ini yaitu: perundungan/bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi. Hal hal tersebut juga menjadi misi Puspeka dan tentunya agen penguatan karakter agar dosa-dosa tersebut bisa diminimalisirkan atau bahkan bisa dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di daerah masing-masing. Tidak main-main jelas pelajar Pancasila dibutuhkan guna membentuk SDM unggul yang merupakan pelajar sepanjang hayat (Life-long Learning) yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Sebagai salah satu Agen Penguatan Karakter (APK), saya merasa bangga mengemban misi yang sangat mulia ini. Apalagi di masa pandemi covid-19 yang belum tentu kapan berakhir. Siswa atau pelajar kita sudah sepatutnya bisa mengaplikasikan cerminan atau wujud perilaku pelajar Pancasila. Salah satu contoh dimensinya adalah kemandirian, hal ini penting di kala siswa harus belajar secara mandiri secara daring/online, tidak lain tidak bukan guna membentuk karakter dan pribadi yang lebih baik. Peran orang tua dalam hal ini juga penting, orang tua sebagai control yang saling bersinergi dengan guru di sekolah untuk membiasakan karakter pada anak. Kesadaran diri terbentuk, kedisiplinan yang baik tentunya akan menjadi modal untuk anak di masa depannya. Ditambah bernalar kritis dan kreatif ini juga dibutuhkan di masa pandemi seperti sekarang ini, semangat belajar tetap ada. Tentunya pandemi bukanlah halangan, melainkan suatu tantangan bagi kita semua untuk tetap survive dan adaptif.
Kegiatan yang berlangsung tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini memberikan efek besar sekaligus pelecut semangat bagi pada agen penguatan karakter. Pendidikan karakter sangat penting ditunjang dalam cerminan dimensi profil pelajar Pancasila bagi generasi penerus bangsa. Mengingat Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini, butuh pembiasaan, teladan, dan pengawasan. Termasuk bagi saya secara pribadi, semoga dapat memberikan impact dan contoh yang baik khsusunya bagi anak didik saya. Kedepan harapannya saya mendapat dukungan penuh agar bisa konsisten dan mensosialisasikan hal baik ini sampai ke dinas Pendidikan Provinsi, juga semoga mendapat respon baik dari pemangku kebijakan dari Bapak Gubernur dimana saya bertugas di lingkungan Jawa Tengah hingga terwujud cerminan profil pelajar Pancasila yang nyata. Sesuai tema peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 “Pancasila dalam Tindakan, Bersatu untuk INDONESIA TANGGUH”. Salam Cerdas Berkarakter.
Penulis: Johan Tri Bayuntoro, S.Pd., M.Pd.
Guru SMA Negeri 11 Semarang
Agen Penguatan Karakter Puspeka Kemendikbud Ristek
Komentar Pengunjung