Hari ini, seorang guru dituntut untuk menjadi guru bagi kaum milenial yang hidup di eranya sendiri, era digital. Guru pada jamannya sendiri, harus mampu beradaptasi secara cepat dengan perkembangan terkini dari segi teknologi digital yang menjadi miliknya kaum milenial.
Tantangannya adalah seorang guru harus hidup dan mempertahankan nilai pada jamannya dan pada waktu yang sama juga berusaha menginternalisir nilai-nilai tersebut yang diyakini benar ke dalam jiwa kaum milenial yang paradigma berpikirnya sudah sangat teknologis. Dra. Wati Rosanah, M.Pd, seorang Pengamat Pendidikan mengatakan, “generasi milenial merupakan generasi yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi mutakhir. Informasi yang diakses oleh mereka, bahkan tak terbatas pada informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Melainkan informasi yang berkaitan dengan gaya hidup keseharian.” (bdk https://radarbekasi.id/2020/01/23/menjadi-guru-milenial-di-era-digital).
Pada titik ini, era digital membawa dampak positif sekaligus dampak negatif dalam kehidupan sosial. Positifnya, seseorang dapat mempunyai sikap toleransi yang tinggi walaupun berbeda kultur, generasi milenial sangat familiar dengan teknologi dan kreatif, berani mengambil resiko, memiliki banyak ide menarik dan produktif. akan tetapi negatifnya, mereka dapat terperangkap dalam sifat yang individualis dan egosentris. Hal ini yang harus di antisipasi oleh seorang guru bagi kaum milenial.
Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, guru yang hidup pada jamannya sendiri bisa dikatakan memiliki standar nilai tinggi seperti solidaritas, kerendahan hati, kejujuran, keterbukaan, harus menguasai sesuatu yang nampaknya asing dan harus mempelajarinya agar dapat ikut serta dengan style kaum milenial.
Guru perlu belajar untuk memiliki kompetensi teknologis. Seorang guru harus memahami dan menguasai teknologi yang berkembang saat ini, dan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Guru akan lebih mudah diterima generasi milenial saat ini dan secara mudah pula menyampaikan ilmu dan pengetahuan serta nilai-nilai moral baik secara universal maupun khas Indonesia dalam proses pembelajaran atau pendidikan. Guru juga harus memotivasi dan mengarahkan kaum tentang bagaimana cara menggunakan teknologi dengan baik agar dapat memperoleh manfaatnya, dan terhindar dari hal negatif yang implisit dibawaserta teknologi tersebut.
Guru perlu belajar dan memahami teknologi agar dapat menjadi suluh bagi kaum milenial dan mampu menjaga kaum milenial agar tidak terjebak dengan berbagai tawaran yang nampak menarik namun mungkin membawa kaum milenial tercemplung dalam kegelapan. Sebagai suluh, guru mengarahkan kaum milenial untuk melakukan hal-hal yang positif dan konstruktif di eranya dan selanjutnya. Seorang guru dituntut di era digital ini menunjukkan nilai-nilai yang membentuk karakter kaum milenial agar memiliki pendirian teguh dan berani untuk hidup sesuai nilai-nilai tersebut.
Penulis : Stefanus Sikone, MM., Guru SMAN 1 Tengaran
Komentar Pengunjung