Guru Pembelajar di Era Revolusi Industri 4.0

Era revolusi industri 4.0 memberikan perubahan yang sangat signifikan dalam semua bidang, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Dunia pendidikan telah bertransformasi pada pemanfaatan teknologi digital, khususnya dalam proses pembelajaran di kelas (digital class). Pembelajaran di kelas pun akan banyak mengintegrasikan teknologi cyber sebagai sarana atau media pembelajarannya. Selain pada proses pembelajaran, teknologi digital juga sudah dipakai dalam penyelesaian berbagai tugas dan peningkatan kompetensi profesionalisme guru, misalnya pemanfaatan aplikasi pendidikan dan atau Artificial Intelligence (AI).

Menghadapi tantangan perkembangan digital class ini, tentu saja menuntut guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan untuk ikut berubah dan beradaptasi. Guru harus mau belajar dan berinovasi untuk menjawab tantangan tersebut. Selain itu, guru juga harus sadar bahwa yang dihadapi sekarang adalah peserta didik generasi digital yaitu generasi Z. Generasi yang tidak bisa dipisahkan dengan penggunaan mesin pintar dalam kehidupan mereka. Penggunaan teknologi sudah menjadi gaya belajar khas generasi Z. Gaya belajar mereka yang lekat dengan teknologi ini tentu saja harus bisa difasilitasi juga dengan kemampuan teknologi para gurunya. Apalagi, tuntutan pendidikan sekarang hampir semua menggunakan IT sebagai sarana pembelajarannya.

Guru pembelajar di era 4.0 (guru ‘zaman now’) ditantang untuk selalu mengembangkan profesioanalisme tidak hanya dalam pembelajaran konvensional, tetapi juga dalam lingkungan pembelajaran berbasis teknologi. Guru pembelajar wajib meng-up grade dirinya dengan banyak belajar. Guru era 4.0 harus senantiasa belajar dan mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensinya. Guru dituntut dapat mengembangkan materi pembelajaran yang menarik dan relevan. Selain itu, juga harus mampu merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran di kelas harus bisa disetting dengan menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan perbedaan tiap individu peserta didik. Pembelajaran yang mengarahkan pada diferensiasi peserta didik menjadi sebuah tuntutan agar mampu menghasilkan peserta didik yang unggul dan optimal dalam belajar.

Guru pembelajar adalah guru yang senantiasa belajar dan mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensinya. Adapun ciri-ciri guru pembelajar adalah sebagai berikut.

  1. Selalu ingin tahu dan terbuka terhadap hal-hal baru

Guru pembelajar ‘zaman now’ harus sering mengakses internet –Internet of Things– guna mencari informasi-informasi baru. Sikap terbuka ini akan memberikan peluang bagi guru untuk senantiasa belajar pada hal-hal baru. Belajar menjadi sebuah keharusan yang harus tertatan dalam setiap langkahnya. Dengan banyak belajar, guru akan mampu menambah nilai profesionalismenya di hadapan peserta didik.

  1. Senang berliterasi

Seorang guru pembelajar harus menjadi agen literasi bagi drinya sendiri dan atau peserta didik. Guru harus banyak membaca buku, artikel, atau jurnal ilmiah. Literasi ini membantu guru untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Guru yang memiliki kemampuan literasi yang baik akan dapat memahami materi pelajaran secara lebih mendalam dan komprehensif. Hal ini penting karena guru harus mampu menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik dengan jelas dan mudah dipahami. Literasi juga membantu guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan  menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, literasi membantu guru untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.

  1. Aktif mengikuti pelatihan dan seminar

Dengan aktif mengikuti pelatihan atau seminar, guru akan semakin mendapatkan banyak wawasan, pengetahuan, keterampilan, memperluas jaringan, dan dapat meningkatkan motivasi dan isnpirasi.

  1. Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain

Guru harus banyak menjalin relasi dengan rekan sejawat untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan berbagi pada orang lain atau pada sebuah komunitas praktisi. Dengan banyaknya berdiskusi dan berbagi pengetahuan atau pengalaman pada orang lain, guru akan semakin mampu meningkatkan pemahaman diri sendiri. Selain itu, juga akan membantu orang lain sehingga akan memberikan kebermanfaatan pada orang lain. Tidak kalah penting juga dengan banyaknya berbagi pengetahuan atau pengalaman ini, guru akan mendapatkan pengakuan atau legalitas sebagai ahli di bidangnya. Hal ini akan berdampak semakin meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri untuk senantiasa berproses dan berproduksi.

Untuk menjawab tantangan era pendidkan 4.0, guru juga harus mampu menanamkan kemampuan peserta didik dengan 1) Leadership (kepemimpinan), 2) Digital Literacy (literasi digital), 3) Communication (komunikasi), 4) Emotional Intelligence (kecerdasan emosi), 5) Entrepreneurship (kewirausahaan), 6) Global Citizenship (kewarganegaraan global), 7) Problem Solving (pemecahan masalah), dan 8) Team-working (tim kerja). 

Untuk itu, dalam pencapaiannya, guru perlu selalu belajar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas diri dan  meningkatkan profesionalisme di depan para peserta didiknya. Guru pembelajar di era revolusi industri 4.0 harus tangguh dan selalu siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital. Dengan demikian, up grade ilmu itu adalah mutlak dilakukan jika tidak ingin ditinggal oleh zaman. Jangan malu untuk bertanya, belajar, dan berdiskusi. Semoga guru Indonesia menjadi guru yang unggul, berbudi, dan menjadi guru pembelajar sejati.

Penulis : Suwarni, S.Pd., M.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah Semarang.