Kader-Kader Literasi Siap Menggerakkan Kapal Aksara SMAN 16 Semarang

Aktifitas membaca dan menulis setiap saat dan waktu, adalah hal yang biasa kita lakukan. Mulai dari membaca dan membalas WhatsApp, sosial media, artikel di web ataupun berita online terupdate. Tanpa kita sadari, berkaitan dengan informasi penting dan pekerjaan hampir semua melalui smartphone. Jadi, tak ada alasan satupun tidak ada waktu untuk membaca. Bagi kaum muslim, tentunya mengetahui tentang wahyu pertama kali yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Saat malaikat Jibril turun di Gua Hira, pada 17 Ramadhan antara tahun 610 Masehi. Disebutkan dari hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, disampaikan bahwa Jibril mengatakan kepada Nabi Muhammad, “Iqra” yang artinya adalah bacalah. Berarti sejak 1.413 tahun yang lalu sudah ada perintah untuk membaca. Maka, kita hidup di zaman generasi Z yang notabene berada mau tidak mau harus melek internet. Segala sesuatu informasi sangat cepat tersampaikan, dalam hitungan detik juga harus membiasakan kegiatan literasi. Tentunya lebih variasi dan tidak hanya membaca buku saja.

Apalagi di era milenial ini, segala sesuatu bisa dijadikan objek untuk konten. Bertepatan dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS, di SMA Negeri 16 peserta MPLS rupanya, sudah banyak yang menyukai kegiatan literasi. Terbukti banyak siswa yang pernah menulis artikel, dan membaca buku atau novel. Adalah Thalita pernah menulis artikel berjudul “Bahaya Narkoba“ yang dimuat majalah sekolahnya. Serta Intan yang telah membaca lebih dari lima belas buku dan novel serta banyak siswa membaca buku dari penulis-penulis ternama. Ini pertanda, muncul kader-kader literasi yang sangat mendukung untuk menggerakkan Kapal Aksara SMA Negeri 16 Semarang. Artinya dengan semangat dan potensi yang sudah mulai terbangun, sebagai pendidk sekaligus penggiat literasi PR bagi kami untuk mengarahkan para generasi hebat ini. Tanpa pendampingan, tentunya para siswa akan kurang maksimal. Apapun genre dan style mereka dalam literasi, hingga suatu saat menemukan jati diri untuk fokus di genre masing-masing. Saat ditanya, apakah ada yang suka membaca buku? Hampir satu ruangan mengangkat tangan, dengan semangat menjawab, “saya!” Suasana berubah aktif saat mereka menyebutkan macam dan judul buku serta pengarangnya. Dua anak maju ke depan menyampaikan isi buku-buku yang pernah dibacanya. Menyampaikan alasan masing-masing, mengapa tertarik dengan kegiatan membaca atau literasi. 

Untuk menyemangati dan memupuk semangat literasi sejak dini, sekolah memberikan motivasi dan doorprize berupa buku. Adapun buku yang diberikan adalah hasil tulisan guru SMA Negeri 16 Semarang, yaitu Yunik Ekowati sebagai guru Prakarya dan Seni, berjudul ‘Negeri yang Hilang di Sangiran.’ Saat penyerahan buku, peserta didik yang mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, berjanji akan meningkatkan semangat dan kegemaran berliterasi. Serta berkonsisten mengembangkan bakat dan minatnya di bidang tulis menulis, sesuai dengan perkembangan zaman. Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama dan ilmu yang bermanfaat. Artinya, Ketika gajah mati, anggota tubuh yang tidak bisa hancur adalah gadingnya. Tetapi manusia, saat meninggal seluruh anggota badannya akan hancur, hanya nama dan ilmu yang bermanfaat akan selalu dikenang sepanjang masa. Meskipun sekian ratus tahun manusia itu meninggal, namanya akan selalu dikenang sepanjang masa, melalui tulisan menuangkan ide gagasan dan ilmu yang bermanfaat. Sehingga akan menjadi warisan dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

 

Penulis : Yunik Ekowati, M.Pd., Guru SMAN 16 Semarang

Editor  : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang