Pandemi Covid-19 yang mulai terdeteksi dunia di akhir tahun 2019 dan diumumkan secara resmi oleh badan kesehatan dunia (WHO) awal tahun 2020, dampaknya merasuk hampir di seluruh aspek bidang kehidupan. Tidak terkecuali bidang pendidikan yang mana dampak itu sangat mengubah warna sistem pembelajaran atau persekolahan. Berbagai kebijakan yang telah diambil pemerintah dalam bidang pendidikan tidak secara otomatis dan serta merta menghilangkan dampak tersebut begitu saja. Bahkan di bidang pendidikan, bila dicermati dampak tersebut tidak dipungkiri akan masih terasa dalam rentang beberapa tahun mendatang secara berjenjang. Lalu, bagaimana kalkulasi dan cara mensikapi dampak berjenjang pandemi tersebut?
Dalam bidang pendidikan, pandemi membawa transformasi moda pembelajaran. Dari pembelajaran konvensional di ruang-ruang kelas nyata menuju aktivitas pembelajaran di ruang maya secara virtual, dari sistem pembelajaran langsung, direct learning di luar jaringan (luring) ke pembelajaran tak langsung, indirect learning dalam jaringan (daring) atau online. Transformasi moda pembelajaran daring atau online selama masa pandemi saat itu dengan segala upaya penyediaan prianti pendukung dan otimalisasi sumber daya yang ada dirasa masih memunculkan kekurangefektifan proses pembelajaran (daring) dibanding pembelajaran umumnya di kelas reguler. Kekurangefektifan tersebut ditengarai berdampak pada fenomena reduksi pembelajaran (learning loss) dan hilangnya sebagian potensi peserta didik (potential loss). Reduksi pembelajaran dan hilangnya sebagian potensi yang dialami peserta didik dan terjadi pada semua jenjang/kelas pada masa pandemi tersebut diyakini akan berdampak pada pencapaian kompetensi di jenjang selanjutnya. Kekurangefektifan pembelajaran secara berjenjang akan dirasakan oleh pendidik atau guru di kelas/jenjang selanjutnya. Kalkulasinya, dampak pandemi pada peserta didik pada usia pendidikan dini (PAUD) akan berpengaruh pada semua jenjang pendidikan selanjutnya dan secara gradual. Dampak yang dialami peserta didik pada jenjang dasar (SD dan SMP/MTs), berlanjut pada jenjang sekolah menengah (SMA/SMK) bahkan sampai pada pendidikan tinggi dan dampak yang dialami peserta didik pada sekolah menengah atas (SMA/SMK) berpengaruh pada pencapaian komptensi di jenjang perguruan tinggi. Namun, dampak tersebut tidak hanya pada sebatas kalkulasi perjenjang namun pada putusnya etos (semangat) dan kebiasaan (habit) serta iklim dan suasana pembelajaran pada masa pandemi yang terasa sampai beberapa tahun pasca pandemi.
Semisal, kompetensi dasar baik pengetahuan dan keterampilan ada pada jenjang kelas 4 – 5 sekolah dasar menjadi prasyarat atau penunjang pengusaan materi esensial mata pelajaran tertentu di kelas 8 tingkat sekolah menengah pertama atau tsanawiyah (SMP/MTs) dan menjadi kelas 11 tingkat sekolah menengah atas atau kejuruan (SMA/SMK) sehingga titik nadir dampak itu akan terasa pada 3 – 4 tahun berikutnya di SMP/MTs dan 6 – 7 tahun berikutnya pada tingkat SMA/SMK, bahkan beberapa tahun berikutnya di perguruan tinggi. Dengan demikian, pendidik (guru) pada setiap jenjang pendidikan dapat berhitung sendiri estimasi puncak dampak pandemi dengan asumsi patokan pandemi di tahun 2020 sampai 2021. Artinya, akibat loss learning dan loss potensial di masa pandemi yang lalu belum mencapai puncak pada awal pasca pandemi seperti saat ini. Perlu upaya keras kuratif pembelajaran dan usaha pemulihan belajar di kelas agar peserta didik secara nyata sungguh mengalami belajar sebagai praktek mengkonstruksi pengetahuannya dengan pengalaman real. Upaya ini dapat dilakukan dengan penguatan penguasaan materi prasyarat dan penerapan pembelajaran yang berfokus pada praktik pengalaman belajar peserta didik serta aktualisasi praktek-praktek kebiasaan baik di masa lampau. Dengan penguatan materi prasyarat, berorientasi pengalaman belajar peserta didik dan menghidupkan kembali kebiasaan baik serta kalkulasi bijak para pendidik, dampak pandemi Covid-19 tersebut secara berjenjang dapat diatasi.
Penulis : Y. Bangun Widadi, M.Pd., Guru SMAN 1 Bringin
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung