KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI KURIKULUM MERDEKA DAN KURIKULUM DEEP LEARNING

Kurikulum dirancang berdasarkan prinsip utama yang telah ditetapkan, sehingga setiap sekolah wajib menyusun dan menerapkannya sesuai dengan pedoman teknis serta kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Kurikulum juga disesuaikan dengan perkembangan zaman agar dapat mencetak generasi milenial yang memiliki pemahaman mendalam terhadap materi dan berbagai disiplin ilmu yang diajarkan oleh pendidik.

Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan pendidikan, baik di Indonesia maupun secara global, telah mengalami perubahan yang signifikan. Jika sebelumnya pembelajaran lebih berfokus pada pencapaian nilai akademik, kini orientasi pendidikan mulai beralih menuju pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu inovasi pendidikan yang menjadi sorotan adalah Kurikulum Merdeka di Indonesia dan Kurikulum Deep Learning. Kedua pendekatan ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan yang tidak hanya menghasilkan siswa unggul secara akademis, tetapi juga mendorong kemampuan berpikir kritis, kreativitas, serta kolaboratif dalam berbagai bidang.

KURIKULUM MERDEKA DAN KURIKULUM DEEP LEARNING

Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan pada tahun 2023, bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi sekolah dan pendidik dalam merancang kurikulum yang selaras dengan kebutuhan serta potensi lokal. Dalam kurikulum ini, peserta didik memiliki kebebasan dalam menentukan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Selain itu, guru juga diberikan keleluasaan dalam memilih metode serta perangkat pembelajaran yang paling efektif untuk mendukung proses belajar mengajar.

Di sisi lain, Deep Learning merupakan pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman siswa melalui metode pembelajaran yang lebih intensif. Konsep ini dirancang agar pengalaman belajar menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Pendekatan ini berlandaskan pada tiga pilar utama dalam Kurikulum Deep Learning, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Abdul Mu’ti, selaku Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen), menginisiasi transformasi Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deep Learning guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan perbandingan singkat dan reflektif antara Kurikulum Merdeka dan pendekatan deep learning. Meskipun dikembangkan dalam konteks yang berbeda, keduanya memiliki visi yang sama, yaitu menciptakan pengalaman belajar yang lebih berarti dan mendalam bagi siswa. Dengan memahami kekurangan serta kelebihannya, pendidik diharapkan dapat memilih strategi yang paling sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas masing-masing.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM MERDEKA

Kelebihan kurikulum merdeka belajar yaitu:

  • Kebebasan Memilih Materi Pembelajaran

Dalam konsep Merdeka Belajar, peserta didik memiliki keleluasaan untuk memilih metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Hal ini mendorong mereka menjadi lebih mandiri dan terlibat secara aktif dalam proses belajar. Selain itu, pendekatan ini menitikberatkan pada pengembangan keterampilan serta pengetahuan yang relevan dengan dunia kerja, sehingga peserta didik lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

  • Belajar lebih intensif, menyenangkan, penuh makna, dan dilakukan tanpa tekanan tinggi.

Pembelajaran menjadi lebih mendalam dan menarik karena materi yang diberikan selaras dengan kebutuhan serta minat peserta didik. Dalam Kurikulum Merdeka, proses belajar bersifat lebih personal, memungkinkan peserta didik untuk mengasah keterampilan dan kemampuan mereka secara optimal serta menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia dalam sistem ini lebih fleksibel dan minim tekanan, karena peserta didik dapat mengembangkan potensi mereka melalui proyek-proyek kreatif yang mendorong eksplorasi dan inovasi.

  • Kemampuan peserta didik mengalami peningkatan berkat implementasi proyek P5,

Proyek P5 berkontribusi pada peningkatan keterampilan peserta didik dengan mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan secara lebih optimal. Melalui program ini, peserta didik dapat memperkuat pemikiran kritis, meningkatkan kreativitas, serta mengasah keterampilan komunikasi secara lebih efektif. Selain itu, proyek P5 juga membekali mereka dengan kemampuan kolaborasi dan manajemen waktu yang lebih baik. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan yang lebih spesifik sesuai dengan minat dan kebutuhannya, serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan kurikulum merdeka belajar yaitu:

  • Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Keterbatasan sarana dan prasarana menghambat guru serta peserta didik dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi. Kendala ini menjadi tantangan besar dalam kegiatan belajar mengajar, karena perangkat seperti infocus yang tersedia hanya tiga unit harus digunakan secara bergantian antar kelas. Akibatnya, fasilitas yang ada belum cukup memadai, sehingga efektivitas pembelajaran belum dapat dicapai secara maksimal.

  • Kesiapan guru yang belum sepenuhnya matang

Kesiapan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien masih belum optimal. Salah satu penyebab utama adalah minimnya pendidikan dan pelatihan terkait Kurikulum Merdeka. Guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai sering mengalami kesulitan dalam merancang strategi pembelajaran yang inovatif dan efektif.

  • Keterbatasan pendanaan masih menjadi kendala, terutama dalam implementasi proyek P5.

Kurikulum Merdeka membutuhkan anggaran yang lebih besar karena proyek P5 memerlukan investasi tambahan dalam pengembangan keterampilan dan kemampuan peserta didik. Biaya yang diperlukan mencakup bahan mentah, peralatan, serta tenaga kerja, sehingga keterbatasan pendanaan menjadi tantangan utama dalam pelaksanaannya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KURIKULUM DEEP LEARNING

Kelebihan kurikulum Deep Learning yaitu:

  • Pemahaman yang mendalam serta penggabungan berbagai aspek pengetahuan

Deep Learning tidak hanya menekankan penguasaan materi pelajaran, tetapi juga mencakup aspek motivasional, seperti ketertarikan atau fascination terhadap materi yang dipelajari. Pendekatan ini dipandang sebagai proses kognitif yang memungkinkan peserta didik menghubungkan pengetahuan baru dengan yang telah dimiliki sebelumnya, serta memperdalam pemahaman mereka dengan menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi nyata atau konteks baru.

  • Pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif dan pemikiran kritis

Pendekatan deep learning menuntut siswa agar tidak hanya sekedar menghafal informasi, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Mereka diajak untuk mengaitkan berbagai ide serta memahami konsep secara mendalam. Model pembelajaran ini berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah, sekaligus menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan informasi baru. Dengan demikian, siswa dapat mengasah keterampilan kritis yang diterapkan di berbagai tantangan kehidupan.

  • Peningkatan kemampuan berpikir kritis, inovasi, dan kolaborasi.

Teknologi dan platform daring memiliki peran krusial dalam proses pembelajaran. Dengan dukungan teknologi, siswa dapat menghadapi berbagai tantangan yang mendorong mereka berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, platform pembelajaran digital serta alat kolaborasi berbasis teknologi memungkinkan siswa untuk bekerja sama secara lebih efektif, yang menjadi aspek fundamental dalam pendekatan deep learning.

Kekurangan kurikulum Deep Learning yaitu:

  • Kemampuan pendidik dalam mengadaptasi pendekatan pembelajaran berbasis Deep Learning

Pendidik perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang pendekatan Deep Learning serta keterampilan yang diperlukan untuk merancang dan mengelola pembelajaran berbasis proyek. Pemahaman yang kuat terhadap konsep ini memungkinkan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendorong peserta didik berpikir kritis, memecahkan masalah secara mandiri, dan menghubungkan konsep yang telah dipelajari dengan situasi nyata. Selain pemahaman teoretis, guru juga harus mampu mengadaptasi metode pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek, yang menjadi bagian penting dari pendekatan Deep Learning, menuntut guru untuk menyusun proyek yang bermakna, relevan dengan kurikulum, dan mendorong eksplorasi serta refleksi.

  • Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur

Fasilitas yang tidak memadai dapat berdampak pada efektivitas pembelajaran, terutama dalam metode yang menuntut keterlibatan aktif peserta didik dalam mengembangkan pemahaman melalui praktik langsung. Misalnya, dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa perlu ruang dan alat yang memungkinkan mereka untuk menguji konsep secara langsung, berkolaborasi dalam kelompok, serta mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Jika fasilitas terbatas, guru mungkin perlu mencari alternatif seperti penggunaan simulasi digital atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara kreatif.

  • Resistensi terhadap Perubahan

Beberapa pendidik dan peserta didik mungkin belum sepenuhnya familiar dengan metode pembelajaran berbasis Deep Learning, sehingga diperlukan proses penyesuaian serta dukungan yang berkelanjutan agar penerapannya dapat berjalan dengan optimal. Kurangnya pengalaman dalam menggunakan pendekatan ini bisa menjadi tantangan, terutama bagi guru yang terbiasa dengan metode konvensional yang lebih berpusat pada penyampaian materi secara langsung.