Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi Indonesia dan negara-negara lain, dikarenakan mewabahnya pandemi Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 merubah segala tatanan di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan contohnya, pemerintah berusaha memperkecil kasus penularan Covid-19 dengan menerapkan kebijakan belajar online atau dalam jaringan (daring).
Kebijakan ini sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Di mana kebijakan ini mengubah kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah yang awalnya luring (luar jaringan) beralih ke daring atau online. Adanya pembatasan sosial di lingkup pendidikan, terutama sekolah, ‘memaksa’ guru untuk memutar otak dan bekerja lebih keras menyusun pembelajaran secara online pada masing-masing mata pelajaran. Dalam hal ini, mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 6 Semarang menjadi fokus penulis.
Salah satu materi yang ada pada mata pelajaran Geografi kelas X adalah tentang kecakapan hidup. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema kehidupan, dengan wajar tanpa tertekan dan secara kreatif mencari serta menemukan solusi untuk mengatasinya (Puskur dalam Rusdiana, 2011). Pembelajaran kecakapan hidup bagi peserta didik sangat diperlukan demi mendorong kemandirian mereka. Peserta didik perlu dilatihkan dan diajarkan kecakapan hidup agar mereka terbentuk menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif. Dasar hukum pendidikan kecakapan hidup di antaranya, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Pendidikan berbasis kecakapan hidup diadopsi sebagai sebuah pemaknaan terhadap pemberdayaan generasi muda dalam situasi yang penuh tantangan, termasuk dalam situasi Covid-19. Pendidikan berbasis kecakapan hidup menunjuk pada sebuah proses pembelajaran interaktif yang memungkinkan peserta didik mempelajari atau memperoleh pengetahuan serta mengembangkan sikap dan ketrampilan yang mendorong perilaku-perilaku sehat dan positif. Pendidikan kecakapan hidup juga berpotensi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan dan keterampilan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif sehingga mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif (Depdiknas, 2003).
Penulis berperan mengajar online atau yang lebih kita kenal dengan istilah pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada mata pelajaran Geografi dengan menggunakan Pembelajaran Jelajah Alam. Pembelajaran Jelajah Alam (JAS) ini merupakan bentuk pembelajaran kontekstual geografi dengan inti kegiatan berupa eksplorasi alam sekitar tempat tinggal peserta didik. Penulis mengarahkan mereka untuk memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar Geografi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah.
Pendekatan JAS menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik dan dunia nyata. Sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam mereka juga dapat mempelajari berbagai konsep dan menghubungkan konsep dengan berbagai masalah dalam kehidupan nyata. Karena pada dasarnya obyek pembelajaran Geografi adalah obyek sosial maupun natural secara keruangan atau spasial yang ada di sekitar peserta didik. Di antaranya pada materi hakikat Geografi, mereka memandang permukaan bumi sebagai lingkungan yang memengaruhi kehidupan manusia, di mana manusia mempunyai pilihan untuk membangun atau merusaknya. Serta, tentang bagaimana siswa menelaah persebaran manusia dalam ruang dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya.
Di sinilah penulis menjadi fasilitator sekaligus motivator bagi peserta didik. Penulis mengarahkan mereka untuk selalu mengaitkan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan media, kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan. Selain itu, ada pula laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audio visual dan kegiatan pembelajarannya dirancang menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut.
Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam (JAS) menjadi salah satu alternatif pembelajaran Geografi yang dapat dipilih guru dalam mendesain proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pendekatan kontekstual untuk mata pelajaran Geografi ini berpotensi dan memiliki kontribusi dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik.
Jaenal Abidin, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 6 Semarang
Komentar Pengunjung