Kembangkan Kreatifitas Siswa Melalui Media Wayang Biologi

Permasalahan baru muncul selama masa pandemi Covid-19, pendidikan di semua jenjang harus dilakukan dalam jaringan (daring). Langkah ini ditempuh agar pembelajaran tetap berlangsung, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mencegah dan memutus mata rantai penyebaran wabah virus korona yang masih merebak dan belum usai. Adanya perubahan metode atau gaya belajar peserta didik dari rumah (learning from home) dan guru yang bekerja dari rumah (work from home) memaksa kita beradaptasi pada situasi baru (new normal), salah satunya dengan menguasai teknologi digital terkait pembelajaran daring di dunia pendidikan. Guru diminta lebih lihai menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terutama di masa wabah pandemi Covid-19, agar dapat melaksanakan pembelajaran daring secara maksimal, menarik, menyenangkan dan tentunya membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Bukan sebaliknya, guru hanya memberikan seabrek tugas yang membuat siswa stres dan menurunkan sistem imunitasnya. Kenyataan di lapangan menunjukkan para siswa yang merasa bosan karena proses belajar daringnya tidak interaktif, cenderung satu arah dan berbentuk beban tugas yang menggunung.

Upaya yang diterapkan penulis sebagai guru biologi di SMA Negeri 11 Semarang untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan media Wayang Biologi bertemakan Punakawan pada siswa kelas X MIPA-7 khususnya pada KD 3.4 Menganalisis struktur, replikasi dan peranan virus dalam kehidupan. Hal ini dilakukan juga sebagai upaya nguri-uri budaya Jawa dengan kearifan lokalnya terutama pemanfaatan wayang sekaligus edukasi gerakan 3M dalam mencegah penyebaran Covid-19. Wayang merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa, khsusunya Jawa Tengah Kesenian wayang sebagai kebudayaan adalah hasil, cipta dan karsa masyarakat Jawa yang kemudian dijaga, lestarikan serta diperkenalkan ke masyarakat umum tidak hanya di Indonesia akan tetapi di seluruh dunia (Marina Puspitasari, 2008). Penulis coba memodifikasi penggunaan media wayang berbahan kertas atau kardus bekas dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar rumah masing-masing agar dapat diterapkan dalam pembelajaran. Wayang berbahan kertas atau kardus ini merupakan salah satu perwujudan dari prinsip reduse, reuce dan recycle (3R) yang dilakukan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna (meaningfull learning), memantik kreatifitas siswa dan menyuguhkan pembelajaran menyenangkan di masa pandemi Covid-19.

Penulis menerapkan langkah-langkah sebagai berikut. Kegiatan awal yaitu dengan menjelaskan secara umum materi terkait struktur tubuh virus dan peranannya dalam kehidupan. Penulis kemudian memperagakan penampilan seperti seorang dalang dengan memainkan wayang bertemakan punakawan yang dibuat memanfaatkan bahan bekas kepada siswa secara sinkronus. Setelah itu, guru memberikan tindak lanjut berupa penugasan kepada masing-masing siswa untuk membuat projek wayang dan dialognya untuk dikerjakan di rumah masing-masing (asinkronus). Wayang Biologi yang sudah jadi nantinya dipresentasikan oleh siswa secara bergantian ketika pembelajaran langsung (sinkronus) melalui platform Zoom Meeting yang merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Perlu diingat pada saat mementaskan wayang, guru meminta siswa memanfaatkan lingkungan outdoor di halaman atau taman rumah masing-masing agar nilai-nilai cinta lingkungan bisa diperoleh.

Melalui media wayang biologi bertemakan punakawan, siswa dilatih untuk kreatif menghasilkan suatu karya berupa projek pembuatan tokoh wayang dan dialog sendiri sesuai dengan materi virus dan peranannya dalam kehidupan, kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari untuk dipresentasikan. Pembelajaran biologi materi virus dengan media wayang merupakan salah satu pembelajaran untuk melibatkan siswa secara aktif. Sriyono (1992: 9) “Student Active Learning” adalah pembelajaran dengan melibatkan siswa secara intelektual dan emosional, sehingga ia betul-betul berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa dilatih kemampuan verbal dalam melakonkan suatu wayang tentunya dengan konsep materi dan media wayang yang digunakan, siswa lebih antusias, merasa senang dan nyaman mengikuti pembelajaran sekalipun di masa pandemi Covid-19. Di akhir pembelajaran guru memberikan reward sebagai penghargaan atau apresiasi dari apa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, pembelajaran ini dapat meningkatkan minat dan kreatifitas siswa kelas X MIPA-7 SMA Negeri 11 Semarang tahun pelajaran 2020/2021 untuk lebih memahami materi virus dan peranannya dalam kehidupan.

  

Penulis            : Johan Tri Bayuntoro, M.Pd., Guru SMAN 11 Semarang

Editor              : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang