Laku $30 US di Fiver Sebagai Nutrisi Membangun GRIT

Kunci dari kesuksesan bukanlah bakat tetapi Grit, yaitu sebuah perpaduan antara hasrat dan kegigihan. Grit merupakan gabungan antara hasrat dan daya-juang untuk mencapai tujuan jangka panjang. Orang yang penuh dengan Grit biasanya mampu mempertahankan semangat dan motivasinya secara jangka panjang meskipun menghadapi kegagalan dan kesulitan. Membangun Grit peserta didik menjadi prioritas kami di Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Sudah menjadi komitmen bersama bahwa kami para guru di jurusan Animasi harus memberikan kemerdekaan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi, passion dan bakat yang dimiliki. Kami menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki passion di bidang animasi, namun saya yakin dari bagian-bagian yang ada di bidang animasi tersebut ada yang bisa ditekuni, seperti menjadi talent dubber, pencerita, ilustrator 2D, modeling 3D, animate 2D, animate 3D bahkan sampai ke game yang memiliki kekuatan di bidang coding. Namun passion dan bakat tersebut harus terus dipupuk dengan daya juang agar berkembang dan mencapai versi terbaiknya.

Membangun Grit tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Untuk membangun Grit diperlukan pembiasaan pada peserta didik untuk terus konsisten dan berkomitmen. Pasang surut kegigihan pasti terjadi dan itu hal yang lumrah dan pasti terjadi pada setiap manusia. Namun membangkitkan kembali untuk gigih kembali dan berjuang, diperlukan peran guru yang mau mendampingi serta mensupport dengan hati. Di saat peserta didik berada pada titik lemah dan mengalami kegagalan, nasihat tidak terlalu dibutuhkan, namun kehadiran guru menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan. Pengalaman saya dan Mas Taufiq ketika mendampingi siswa untuk mengembangkan passion dan talenta di bidang modeling 3D dan sudah diarahkan masuk ke market place Fiver pasti mengalami kondisi di posisi paling lemah. Ketika ada pesanan dari Amerika, tiba-tiba pihak pemesan membatalkan pesanannya karena slow response, menjadi hantaman keras bagi peserta didik. Hal tersebut justru membuat peserta didik bangkit kembali terus menekuni bidang ini. Slow response tersebut menjadi pengalaman bagi peserta didik untuk tidak diulangi lagi. Ketika peserta didik tersebut sadar dengan kesalahan yang dialami, maka peran guru adalah mensupport untuk membangun Grit kembali.

Akhirnya ada klien lain dari Amerika yang masuk memesan modeling 3D. Dalam waktu yang sudah disepakati dengan pihak pemesan, Wisnu Wirawan siswa kelas XI Animasi SMK Negeri 11 Semarang mampu menyelesaikan pesanan tersebut. Untuk menyelesaikan dengan target dan kualitas yang ditentukan oleh pemesan diperlukan effort yang tinggi. Wisnu memerlukan daya juang yang kuat untuk merealisasikannya. Dari proses tersebut Wisnu mendapatkan $30 US yang ditransfer melalui PayPal. Kiriman finansial tersebut menjadi nutrisi untuk terus membangun GRIT.  Dalam minggu ini, Wisnu melalui akun fiver yang dikelola jurusan Animasi, mendapatkan pesanan kembali dari Amerika. Ia harus mampu menyelesaikan 5 modeling 3D dengan kontrak $100 US. Inilah yang kami lakukan untuk membangun GRIT peserta didik. Tentu saja dibutuhkan kelonggaran-kelonggaran dalam pembelajarannya. Wisnu yang mendapatkan pesanan dari klien luar negeri tersebut harus diberikan kesempatan untuk fokus menyelesaikan pekerjaan itu dan untuk sementara dibebastugaskan dari tugas lainnya pada mata pelajaran produktif. Ketika Wisnu menyelesaikan project tersebut, sudah dianggap mengikuti pembelajaran produktif lainnya.

 

Penulis            : Diyarko, Guru SMKN 11 Semarang

Editor              : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang