Berpisah dari zona nyaman dan melangkah ke dunia kepemimpinan adalah perjalanan yang tak terlupakan. Itu perjalanan karir yang menarik yang menghantarkan saya ke perjalanan pertama sebagai kepala sekolah di SMKN Satu Atap Tuntang. Pengalaman ini tidak hanya memberi wawasan baru tentang dunia pendidikan, tetapi juga menguak esensi dari kepemimpinan sejati. Terutama bagi rekan-rekan Bapak dan Ibu yang sedang menjalani langkah pertama di dunia kepala sekolah, mari kita merenung bersama tentang arti mendalam dari tanggung jawab yang diemban.
Leadership itu bukan soal manajemen tapi soal pengaruh. Apa maksud kalimat tersebut? Artinya bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengelola tugas dan sumber daya, tetapi lebih pada kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, mendorong mereka untuk bekerja bersama dan mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan yang efektif melibatkan kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan memimpin dengan contoh, sehingga orang-orang merasa terhubung secara emosional dan mau mengikuti arahan atau visi yang diusung oleh pemimpin.
Alasan mengapa pengaruh menjadi sangat penting dalam kepemimpinan adalah karena di dunia nyata, pemimpin harus berurusan dengan individu yang memiliki perasaan, pikiran, dan motivasi sendiri. Tidak peduli seberapa baik seseorang dalam manajemen tugas dan sumber daya, jika mereka tidak mampu mempengaruhi orang lain, upaya mereka untuk mencapai tujuan akan terhambat.
Ketika seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, mereka dapat : Pertama, Menginspirasi dan Motivasi. Seorang pemimpin yang kuat dalam pengaruhnya dapat membangkitkan semangat dan energi dalam anggota timnya. Mereka mampu menyampaikan visi yang menarik dan memotivasi orang untuk bergerak maju dengan semangat yang tinggi.
Kedua, Membangun Hubungan. Pengaruh yang kuat memungkinkan pemimpin untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan positif dengan anggota timnya. Ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan saling mendukung.
Ketiga, Mengatasi Perubahan. Ketika perubahan diperlukan, pemimpin yang memiliki pengaruh dapat membantu tim mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran. Mereka dapat membawa orang melalui transisi dengan lebih lancar.
Keempat, Membentuk Budaya Organisasi. Pemimpin yang memiliki pengaruh dapat mempengaruhi budaya organisasi dengan menjadi teladan bagi nilai-nilai dan norma-norma yang diinginkan.
Kelima, Mengatasi Tantangan dan Konflik. Dalam situasi sulit atau konflik, pemimpin yang memiliki pengaruh dapat membawa orang bersama-sama untuk menemukan solusi yang tepat.
Ketika pemimpin mampu mempengaruhi dengan baik, orang-orang merasa terdorong untuk memberikan kontribusi terbaik mereka, bekerja sama, dan mencapai tujuan bersama. Sementara manajemen penting dalam menjalankan operasi sehari-hari, kemampuan untuk mempengaruhi dan memimpin secara emosional memiliki dampak yang lebih besar dalam mencapai hasil yang sukses dalam lingkungan kerja dan organisasi.
Dalam bukunya “Developing the Leader Within You,” John C. Maxwell mengidentifikasi lima tingkatan kepemimpinan yang menggambarkan perkembangan dan perjalanan seseorang dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinannya.
Berikut adalah lima level kepemimpinan tersebut yaitu pertama Positional Leadership (Kepemimpinan Berdasarkan Posisi). Ini adalah level kepemimpinan paling dasar di mana seseorang memimpin karena memiliki jabatan atau posisi tertentu dalam suatu struktur organisasi. Orang-orang mengikuti pemimpin ini karena harus, bukan karena mereka ingin melakukannya.
Kedua Permission Leadership (Kepemimpinan Berdasarkan Izin). Pada tingkat ini, pemimpin mulai membangun hubungan yang lebih kuat dengan para anggota tim. Mereka mendapatkan pengikut karena mereka membangun kepercayaan dan menghormati hubungan dengan orang lain. Pemimpin pada tingkat ini sering dikenal karena memiliki sifat yang baik dan mendukung.
Ketiga Production Leadership (Kepemimpinan Berdasarkan Produksi). Pada tingkat ini, pemimpin membuktikan nilai dan keunggulan mereka melalui hasil yang dihasilkan. Mereka menjadi contoh dalam hal prestasi dan produktivitas, dan orang-orang mengikuti mereka karena mereka melihat bukti nyata dari kemampuan kepemimpinan pemimpin tersebut.
Keempat People Development Leadership (Kepemimpinan Pengembangan Individu). Pada tingkat ini, fokus pemimpin bergeser dari hanya mencapai hasil pribadi menjadi mengembangkan potensi dan keterampilan anggota tim. Pemimpin pada tingkat ini berinvestasi dalam pengembangan orang lain dan membantu mereka mencapai tujuan dan potensi mereka.
Dan kelima Pinnacle Leadership (Kepemimpinan Puncak). Ini adalah tingkat kepemimpinan tertinggi di mana pemimpin tidak hanya sukses secara individu tetapi juga mampu mempengaruhi secara positif banyak orang dan organisasi yang lebih besar. Pemimpin pada tingkat ini mencapai pengaruh dan dampak yang luas, dan kepemimpinan mereka sering kali berdampak jangka panjang.
Menurut John C. Maxwell, untuk mencapai level kepemimpinan tertinggi atau “Pinnacle Leadership,” seseorang harus melalui beberapa langkah dan mengembangkan kualitas kepemimpinan yang kuat. Apa saja Langkah itu? Pertama Pengembangan Pribadi dan Keterampilan Kepemimpinan. Terus mengembangkan diri melalui pembelajaran berkelanjutan, pengasahan keterampilan kepemimpinan, dan mencari bimbingan dari mentor atau pelatih.
Langkah kedua Pengaruh Positif dan Inspirasi. Membangun kemampuan untuk mempengaruhi dan menginspirasi orang lain melalui komunikasi yang kuat, sikap yang inspiratif, dan kemampuan untuk membimbing anggota tim menuju tujuan bersama.
Dan Langkah terakhir Mengembangkan Individu dan Tim. Fokus pada pengembangan individu dan tim, membantu mereka mencapai potensi penuh, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan, dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Tulisan ini adalah bagian dari isi buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan Seri Kedua yang masih saya susun. Versi lengkapnya ditunggu nggih.
Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang dan Penulis Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan.
Komentar Pengunjung