Pendekatan berdiferensiasi merupakan pendekatan yang sebaiknya dilakukan oleh Guru sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka pada pembelajaran di kelas. Seorang Guru pasti memahami bahwa setiap siswa di kelas hadir dengan beragam latar belakang, misalnya ragam kesiapan belajar, minat dan bakat serta kecepatan belajarnya. Setelah memiliki data mengenai latar belakang siswa, misalnya tentang perbedaan gaya belajar siswa dan memahami kecakapan awal siswa pada suatu materi, maka Guru dapat menyusun pola strategi pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, Guru sebagai fasilitator dapat memberikan layanan pembelajaran dengan menyediakan akses sumber belajar, misalnya buku teks, video, atau media informasi di internet, yang disesuaikan dengan keragaman yang dimiliki oleh para siswa di kelasnya. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, berbagai cara pembelajaran dapat Guru lakukan sesuai dengan konteks pembelajaran, melalui kerja secara kolaboratif yang didasarkan dari gaya belajarnya, misalnya gaya belajar Auditori, Visual dan Kinestetik, atau berdasar kemahiran dan kecepatan siswa maka melalui Pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu menjawab setiap kebutuhan belajar siswa sesuai dengan kesiapan, gaya, potensi dan kemahiran masing-masing, sehingga belajar di sekolah memberikan makna yang positif dan berguna bagi setiap siswa dan tentu saja menyenangkan. Differensiasi dalam pembelajaran terdiri atas tiga bentuk antara lain differensiasi konten, differensiasi proses dan differensiasi produk. Differensiasi konten dapat dilihat dari bagaimana format dan isi materi yang akan disampaikan, kemudian differensiasi proses mencakup bagaimana cara siswa untuk mempelajari materi tersebut sedangkan diffrensiasi produk adalah bentuk atau ragam assesmen yang diberikan oleh Guru untuk mendapatkan feedback hasil dari pembelajaran dan mendapatkan data ketercapaian tujuan pembelajaran.
Seperti yang Guru terapkan dalam pembelajaran mata pelajaran Fisika di kelas X pada materi Pengukuran dan Kerja Ilmiah. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah siswa dapat mengklasifikasikan beragam alat ukur besaran panjang seperti mikrometer sekrup dan jangka sorong, serta dapat mengukur dimensi panjang benda menggunakan alat-alat tersebut dengan benar. Meskipun disebut alat ukur besaran panjang yang dalam bayangan siswa tidak berbeda dengan mistar, akan tetapi tidak semua dimensi panjang dari benda yang beraneka bentuk dapat dikur dengan mistar atau penggaris. Jangka sorong dan mikrometer sekrup memiliki desain alat, cara penggunaan dan cara membaca hasil ukur yang berbeda dengan mistar atau penggaris. Untuk itu, desain pembelajaran disusun dengan melakukan kerja secara kolaboratif, kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang kemudian kelompok- kelompok tersebut dibagi menjadi tiga untuk mendapatkan materi yang sama dalam cara yang berbeda. Pertama kelompok virtual lab, yaitu kelompok yang mempelajari materi dengan cara memanfaafkan gadget Android melalui Simulasi pengukuran secara virtual dengan aplikasi. Kelompok kedua adalah kelompok yang bersentuhan dengan alat ukur secara langsung di mana kelompok ini langsung belajar dengan menggunakan alat secara langsung dengan panduan Lembar Kegiatan Siswa. Sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok yang belajar melalui tayangan video atau YouTube tentang pengukuran jangka sorong dan mikrometer sekrup. Untuk dapat diukur ketercapaiannya, kegiatan diawali dengan asesmen awal tentang pengukuran dan diakhiri dengan asesmen akhir setelah siswa mengikuti serangkaian pembelajaran berdiferensiasi. Asesmen juga dapat sajikan dalam bentuk non tes yaitu unjuk kerja dan presentasi. Keterlibatan siswa, antusiasisme dan perhatian siswa dalam pembelajaran secara berdiferensiasi sangat tinggi. Cara pendekatan yang disesuaikan dengan jaman anak sekarang yang mahir teknologi gadget sangat membantu kelancaran proses pembelajaran. Selain dampaknya adalah menyediakan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa, sehingga memudahkan siswa untuk belajar, terpenuhinya tujuan pembelajaran, sekaligus memberi makna bahwa belajar Fisika itu menyenangkan.
Penulis : Anies Asriani, S.Pd., Guru SMAN 16 Semarang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Bawen
Komentar Pengunjung