Pada awal tahun 2021 Asesmen Kompetensi Minimum ( AKM )semakin nyaring terdengar. Tahun ini adalah tahun pertama pelaksanaan AKM sehingga rasa ingin tahu guru mengenai AKM sangat besar. Ada banyak workshop dan webinar mengenai AKM selain BIMTEK KEMDIKBUD seri Guru Belajar masa pandemi Covid-19 tentang AKM .
Untuk membicarakan AKM kita harus melihat dalam bingkai yang lebih luas yaitu Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. (pusmenjar- tanya jawab tentang AKM )
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid, memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran. Dengan demikian Asesmen Nasional telah sesuai dengan amanat UU SIKDIKNAS pasal 59 ayat 1 yaitu; Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang,dan jenis pendidikan. Evaluasi yang dilakukan dalam hal ini adalah evaluasi siswa dan evaluasi sistem.
Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih karena merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Dari hasil Main Survey 2018 posisi pelajar Indonesia pada PISA masih rendah dalam kemampuan literasi membaca dan numerasi.
Kemampuan membaca bukan berarti hanya menjadi tugas guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengasahnya. Kemampuan ini ada pada lintas mata pelajaran. Guru bahasa Inggris pun harus mampu mengasah ketrampilan berlogika dalam bahasa. Ketrampilan berlogika ini akan membantu siswa dalam memahami soal-soal berbentuk cerita pada asesmen numerasi. Dalam actionnya di kelas yang harus dilakukan oleh guru bahasa Inggris adalah memetakan Kompetensi Dasar yang terkait dengan kompetensi yang menjadi topik asesmen.
Pada literasi membaca ada 3 hal yang di ukur yakni konten, proses kognitif dan konteks. Konten berisi jenis teks fiksi dan informasi. Teks fiksi dalam pembelajaran bahasa Inggris terdapat dalam genre Narrative dan Recount. Sedangkan teks berbentuk informasi biasanya bergenre News Item, dan Exposition. Ketika guru menyajikan teks Narrative atau News Item maka guru harus memilih teks yang mampu membuat siswa bernalar.
Di sekolah penulis, SMAN 1 Bergas, Kab. Semarang, pada PJJ News Item, penulis akan meminta siswa untuk membagi Headlines sesuai kategori jenis berita : national, international, city news. Setelah itu dalam kelompok siswa mencari berita yang menjadi headlines news pada tugas sebelumnya. Berita mengenai vaksinasi C-19 akan bisa dikembangkan menjadi tugas untuk : menemukan informasi, memberikan fakta dan data kemudian juga akan berkembang menjadi teks mengenai berbagai merk vaksin C-19, cara pembuatan vaksin C-19 sampai dengan teks berbentuk infografis mengenai skema pemberian vaksin. Masih dalam kelompok, siswa diminta memilih topic yang akan dikerjakan; apakah membuat infografis, teks cara pembuatan vaksin hingga vaksin siap dipakai, teks mengenai berbagai merk vaksin yang banyak dipakai di negara-negara di dunia, dan lain-lain.
Pada tugas-tugas tersebut diatas meski teks yang dihasilkan dalam bahasa Inggris tapi melibatkan mata pelajaran Biologi untuk menjelaskan pembuatan vaksin ( bahasa teknis dalam biologi ), Agama dalam kehalalan vaksin, Seni dalam pembuatan infografis, ekonomi/matematika dalam pembuatan infografis berbentuk berbagai grafik. Tugas-tugas tersebut kemudian dikumpulkan dalam bentuk teks tulis, infografis, video dan di kirim lewat google classroom. Setelah penulis melakukan evaluasi atas tugas yang diberikan maka anak-anak akan memperbaiki tugasnya dan semua tugas kelompok akan menjadi materi pembelajaran NEWS ITEM ; dari siswa dan untuk siswa. Pada evaluasi hasil guru membuat soal dengan teks sejenis yang mengacu pada kompetensi untuk Asesmen Kompetensi minimum literasi membaca.
Dengan model pembelajaran yang terpadu maka fondasi siswa untuk berfikir kritis semakin berkembang. Siswa belajar untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan membaca deskripsi singkat PJJ Bahasa Inggris materi NEWS ITEM kita menjadi tahu bahwa pelajaran Bahasa Inggris memberi sumbangan bagi siswa dalam memahami teks literasi dan teks numerasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum,demikian halnya pemahaman siswa pada pelajaran lainnya akan membantu dalam memahami pembelajaran bahasa Inggris. Asesmen Kompetensi Minimum tidak terkotak – kotak pada literasi membaca dan numerasi tiap mata pelajaran; Asesmen Kompetensi Minimum menguji Kompetensi literasi membaca dan numerasi dimana pemahaman siswa akan materi tiap mata pelajaran menjadi satu kemampuan yang utuh.
Yuliana Ratih Pratiwi, M.Pd, Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Bergas, Kab. Semarang.
Komentar Pengunjung