Menggali Makna di Balik Teknik Lukisan Kubisme

Kubisme adalah aliran seni lukis yang muncul pada awal abad ke-20, khususnya pada tahun 1907-1914. Aliran ini merupakan salah satu dari gerakan awal dalam seni modern yang dipelopori oleh seniman seperti Pablo Picasso dan Georges Braque. Kubisme ditandai dengan pendekatan revolusioner terhadap representasi visual.

Pada kubisme, objek atau subjek tidak digambarkan sesuai dengan perspektif tradisional atau cara pandang alami mata manusia. Sebaliknya, objek dipecah menjadi bentuk-bentuk geometris seperti kubus, balok, kerucut, dan bentuk-bentuk lainnya. Ini memungkinkan seniman untuk menyajikan objek dari berbagai sudut pandang sekaligus dalam satu gambar.

Ada dua jenis kubisme utama:

  1. Kubisme Analitik: Merupakan tahap awal dari gerakan ini. Seniman dalam kubisme analitik memecah objek menjadi bentuk-bentuk geometris yang sangat terfragmentasi dan sulit diidentifikasi. Warna biasanya dibatasi dan terdiri dari palet monokromatik yang terbatas.
  2. Kubisme Sintetik: Mengacu pada fase selanjutnya dari kubisme, di mana seniman mulai memasukkan unsur-unsur nyata seperti huruf, angka, atau bahan non-tradisional lainnya ke dalam karyanya. Ini memberikan unsur-unsur baru pada gambar dan memungkinkan interpretasi lebih luas.

Kubisme tidak hanya memengaruhi seni lukis, tetapi juga mempengaruhi seni patung, arsitektur, dan desain. Gerakan ini memecahkan konvensi tradisional dan memberikan fondasi bagi berbagai gerakan seni modern selanjutnya.

Sekarang, kubisme tetap menjadi bagian integral dari sejarah seni dan terus memengaruhi seniman kontemporer dalam berbagai cara.

Lukisan aliran kubisme mengandung berbagai makna yang terkait dengan inovasi, penguraian, dan sudut pandang baru terhadap dunia visual. Berikut adalah beberapa makna umum dari lukisan kubisme:

  1. Penguraian Objek. Kubisme menghadirkan objek atau subjek dalam sudut pandang yang teruraikan atau terpecah menjadi bentuk-bentuk geometris. Ini mencerminkan pemikiran bahwa tidak ada satu “sudut pandang” yang benar atau tunggal terhadap suatu objek.
  2. Abstraksi dan Transendensi. Kubisme memperkenalkan abstraksi yang radikal dalam seni. Dengan memisahkan objek dari representasi alamiahnya, kubisme mencoba untuk mencapai tingkat transendensi, di mana makna dan pengalaman lebih dari sekadar penampilan fisik.
  3. Analisis dan Dekonstruksi. Kubisme mendorong analisis struktural dan dekonstruksi. Ini terlihat dari cara objek dianalisis dan direpresentasikan sebagai bentuk-bentuk geometris. Kubisme memecah objek menjadi elemen-elemen dasar, dan kemudian menyusunnya kembali dalam cara baru.
  4. Kajian terhadap Ruang dan Dimensi. Kubisme mempertanyakan dan mengeksplorasi konsep ruang dan dimensi. Dengan menggunakan bentuk-bentuk geometris, seniman kubisme mencoba menghadirkan sudut pandang yang berbeda terhadap ruang, mengundang penonton untuk memahami objek dari berbagai sudut pandang sekaligus.
  5. Kritik terhadap Perspektif Konvensional. Kubisme menantang perspektif konvensional yang mengikuti cara pandang mata manusia secara alami. Aliran ini menyarankan bahwa representasi objek tidak harus terikat pada perspektif tunggal atau sudut pandang alamiah.
  6. Eksperimen dengan Warna dan Tekstur. Beberapa seniman kubisme, terutama dalam fase kubisme sintetik, mengadopsi eksperimen dengan warna dan tekstur. Ini menambah dimensi ekspresif pada karya-karya mereka.
  7. Kombinasi Antara Seni dan Ilustrasi Ilmiah. Beberapa karya kubisme memiliki elemen ilustrasi ilmiah yang menyerupai diagram atau model konstruksi. Ini menunjukkan ketertarikan seniman terhadap kombinasi antara seni dan penelitian ilmiah.
  8. Inspirasi dari Teknologi dan Kemajuan Modern. Kubisme mencerminkan semangat dan perubahan zaman modern, termasuk pengaruh dari teknologi dan perkembangan industri.

Penting untuk diingat bahwa makna dari setiap lukisan kubisme dapat bervariasi tergantung pada seniman dan konteksnya. Kubisme adalah gerakan seni yang sangat beragam, dan setiap seniman memiliki pendekatan unik terhadap aliran ini.

Tokoh-tokoh Pelukis Aliran Kubisme :

  1. Pablo Picasso (1881-1973). Picasso adalah salah satu pelukis paling terkenal dalam sejarah seni. Ia lahir di Spanyol dan pindah ke Paris pada awal abad ke-20. Ia adalah salah satu perintis utama kubisme bersama dengan Georges Braque. Sebelum kubisme, ia dikenal dengan gaya lukisannya yang berubah-ubah, termasuk periode biru dan merah.
  2. Georges Braque (1882-1963). Seorang seniman Prancis yang berkolaborasi dengan Picasso dalam pengembangan awal kubisme. Mereka bekerja bersama untuk mengembangkan teknik-teknik yang mendasari gerakan ini. Braque terkenal dengan karyanya yang memadukan struktur geometris dengan elemen-elemen nyata.
  3. Fernand Léger (1881-1955). Léger adalah seorang seniman Prancis yang berkontribusi dalam perkembangan kubisme. Ia memiliki ciri khas gaya kubisme yang cenderung lebih mekanik dan industrial. Karya-karyanya sering menampilkan bentuk-bentuk geometris dan elemen-elemen dari dunia modern, seperti mesin dan teknologi.
  4. Juan Gris (1887-1927). Meskipun ia lahir di Spanyol, Gris dianggap sebagai salah satu tokoh utama dalam gerakan kubisme Prancis. Karyanya sering menonjolkan kejelasan bentuk dan struktur geometris yang kuat, dan ia dikenal dengan ketajaman analitisnya dalam memadukan elemen-elemen.
  5. Robert Delaunay (1885-1941). Delaunay bersama dengan istrinya Sonia Delaunay, juga seorang seniman, berkontribusi dalam gerakan kubisme orfik. Mereka fokus pada penggunaan warna dan bentuk yang lebih eksperimental, menciptakan karya-karya yang dinamis dan berenergi.
  6. Albert Gleizes (1881-1953). Gleizes adalah seorang seniman Prancis yang bersama dengan Jean Metzinger menulis buku penting tentang kubisme, “Du “Cubisme” (Tentang Kubisme)”. Ia juga terlibat dalam pameran-pameran penting yang memperkenalkan kubisme ke khalayak luas.

Para tokoh ini memainkan peran penting dalam perkembangan dan penyebaran aliran seni kubisme. Karya-karya mereka memperlihatkan variasi dalam pendekatan terhadap kubisme, dari penggunaan bentuk geometris hingga eksplorasi warna dan elemen-elemen nyata.

Meskipun kubisme adalah gerakan seni yang muncul pada awal abad ke-20, pengaruh dan inspirasi dari aliran ini masih dapat ditemukan dalam seni kontemporer pada era saat ini. Beberapa cara di mana kubisme dapat disinkronkan dengan seni saat ini termasuk:

  1. Fragmentasi dan Abstraksi: Seniman kontemporer masih sering menggunakan pendekatan fragmentasi dan abstraksi dalam karyanya. Mereka memecah subjek atau objek menjadi elemen-elemen geometris atau abstrak untuk mengekspresikan ide atau emosi.
  2. Eksplorasi Ruang dan Dimensi: Kubisme memperkenalkan cara baru untuk memahami ruang dan dimensi dalam karya seni. Kontemporer masih dapat mengadopsi elemen-elemen ini untuk menciptakan karya-karya yang mengajak penonton untuk melihat dan memahami ruang dengan cara baru.
  3. Penggunaan Warna dan Tekstur: Kubisme memperkenalkan pendekatan baru terhadap warna dan tekstur. Kontemporer masih memanfaatkan eksperimen dengan palet warna dan penggunaan tekstur untuk menciptakan efek visual yang menarik.
  4. Kombinasi Media: Di era digital saat ini, seniman sering menggabungkan teknik tradisional dengan media digital. Ini mencerminkan semangat inovatif kubisme, yang mencoba memperluas batas-batas seni tradisional.
  5. Pemikiran Konseptual dan Analitis: Kubisme menekankan analisis struktural dan pemikiran konseptual. Seniman kontemporer sering mengadopsi pendekatan ini untuk mendekati karyanya dengan sudut pandang analitis dan konseptual.
  6. Referensi Budaya dan Sosial: Kubisme sering mencerminkan perubahan budaya dan sosial di zamannya. Seniman kontemporer juga sering menggunakan seni mereka sebagai sarana untuk merespons dan merefleksikan isu-isu budaya dan sosial kontemporer.
  7. Gaya Campuran dan Kolaborasi: Banyak seniman kontemporer mengadopsi pendekatan campuran dalam karyanya, menggabungkan elemen dari berbagai aliran dan gaya. Hal ini sejalan dengan semangat eksperimen dan inovasi yang dianut oleh seniman kubisme.

Meskipun kubisme adalah gerakan seni yang memiliki akar historis yang kuat, prinsip-prinsip dan ide-ide di balik aliran ini masih memiliki relevansi yang kuat dalam seni kontemporer. Seniman saat ini sering kali mengadopsi dan mengadaptasi elemen-elemen kubisme untuk menciptakan karya-karya yang unik dan menginspirasi.

“SMK  Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Aris Guntoro, S.Sn., Guru Mapel Seni Budaya

Editor: Tim Humas