Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Melalui Dinamika Kelompok

Siswa hendaknya memiliki kemampuan berkonsentrasi  saat  proses  belajar  berlangsung. Melalui konsentrasi belajar, Siswa mampu untuk mengikuti proses belajar sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Konsentrasi diperlukan dalam proses membaca, mendengar, maupun menulis. Pada usia sekolah, prestasi belajar seorang siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan menyerap pelajaran yang diberikan. Kemampuan memahami materi pelajaran diperoleh karena memperhatikan apa yang diajarkan Guru maupun dari hasil upaya belajar mandiri, ditentukan oleh kemampuan konsentrasi (Mulyana et al., 2013).

Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk mengarahkan segala pikiran dan perbuatan sehingga mampu mempelajari suatu hal dengan baik. Pada saat mempelajari materi di kelas, Siswa seringkali mengalami berbagai macam gangguan (noise) yang berasal dari dalam dan luar diri sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar. Pada saat belajar, kadang kala tanpa disadari muncul pikiran mengenai masalahmasalah lama dan keinginan lain menjadi pengganggu aktivitas belajar kita. Suasana belajar dimana kelas penuh, cuaca panas, suara bising dari luar ruangan juga seringkali membuat siswa mengalami gangguan sehingga sulit untuk berkonsentrasi. Gangguan konsentrasi belajar banyak dialami Siswa terutama saat mempelajari mata pelajaran yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Kesulitan menjaga konsentrasi belajar juga semakin bertambah jika Siswa terpaksa mempelajari materi pelajaran yang tidak disukainya (Ikawati, 2015).

Dinamika kelompok sebenarnya adalah bagian dari ilmu pengetahuan sosial yang lebih menekankan perhatiannya pada interaksi manusia dalam kelompok yang kecil. Pada berbagai referensi, istilah dinamika kelompok ini disebut juga dengan proses-proses kelompok (group processes). Jelas dari terminologi ini bahwa  pengertian dari dinamika kelompok ataupun  proses  kelompok  ini  menggambarkan  semua  hal  atau proses yang terjadi dalam kelompok akibat adanya interaksi individu-individu yang ada dalam kelompok itu.

Sedangkan Siswa yang tidak dapat menjaga konsentrasi ketika sedang belajar maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas belajar secara menyeluruh, dan dapat berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Kesulitan konsentrasi yang dialami disebabkan karena Siswa tidak dapat memperhatikan intruksi dari Guru BK dengan baik, kesulitan menerima materi pelajaran yang diberikan Guru mapel, Guru BK serta kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan Guru BK secara langsung. Apabila kondisi Siswa tidak mampu memaksimalkan konsentrasi belajar terus dibiarkan, maka dampaknya pada nilai dan hasil pembelajaran yang tidak maksimal (Mindari & Supriyo, 2015).  

Siswa yang tidak dapat memfokuskan pikiran terhadap materi pembelajaran disebabkan oleh beberapa hal misalnya: Guru yang mengajar dengan metode pembelajaran klasikal atau kelompok menyebabkan siswa dianggap memiliki kemampuan berpikir yang sama; kurangnya keterampilan Guru di dalam mengelola kelas sehingga metode pembelajaran yang diberikan bersifat monoton dan kurang bervariasi sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dan hanya mengandalkan Guru; dan ditambah suasana di kelas yang panas, sesak, dan terkadang bising yang memunculkan gangguan suara sehingga suasana di kelas menjadi sangat tidak nyaman dan kondusif untuk belajar (Aviana & Hidayah, 2015).

Siswa yang dapat  mengelola  konsentrasi  belajarnya  akan  menjadikannya  mampu  memahami  dan mengaplikasikan segala informasi yang didapatkan melalui dinamika kelompok. Dengan pemahaman tentang materi pelajaran yang disampaikan Guru, maka Siswa akan mendapat nilai yang tinggi di kelas. Maka dari itu saat layanan bimbingan konseling di mulai hendaknya Guru BK mengintrusikan hal-hal menarik yang membuat siswa menjadi semangat belajar yaitu melalui dinamika kelompok agar Siswa tidak merasa bosan atau merasa monoton dengan suasana yang seperti biasanya, penggunaan dinamika kelompok ini sangat banyak manfaatnya yaitu meningkatkan konsentrasi siswa dalam belajar, dapat membentuk kerja sama siswa dengan temannya  saling  menguntungkan  dalam  mengatasi  persoalan hidup,  memudahkan  segala  cara  pembelajran, mengatasi pembelajaran yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban belajar yang terlalu berat sehingga lebih cepat dan efesien.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Renia Desti Herlinawati, S.Pd., Guru BK

Editor: Tim Humas