Mudahnya Berwirausaha dengan ATM pada Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Pada kurikulum 2013 SMK edisi revisi  terdapat mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) sebanyak 7 JP (Jam Pelajaran) di kelas XI, 8 JP (Jam Pelajaran) di kelas XII dan termasuk ke dalam Kelompok Pelajaran C3. Mata pelajaran PKK mempelajari mulai dari sikap dan perilaku wirausaha, peluang usaha produk barang/jasa, hak atas kekayaan intelektual, desain produk, membuat produk sampai menjual produk. Tujuan dari mata pelajaran PKK yaitu diharapkan Siswa dapat menciptakan hasil karya (produk) yang layak jual dan dapat digunakan Siswa sebagai bekal dalam berwirausaha. Proses pembelajaran PKK guna mencapai tujuan pembelajaran bukan hanya berfokus dalam kegiatan belajar-mengajar secara teori, akan tetapi Siswa dituntut untuk dapat menghasilkan karya yang mencerminkan kompetensi keahlian masing-masing Siswa.

Adanya anggapan jika pelajaran PKK merupakan mata pelajaran yang sulit menjadikan prestasi hasil belajar Siswa pada akhir semester tidak maksimal. Hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu kompetensi pengetahuan (KI-3) dan kompetensi keterampilan (KI-4). Hasil belajar KI-3 cenderung memperoleh nilai yang lebih baik dibanding  KI-4 karena diindikasikan Siswa lebih memahami pelajaran  PKK sebagai pengetahuan yg membicarakan teori teori tentang kewirausahaan. Sedangkan yang lebih utama sebenarnya adalah kompetensi Ketrampilan (KI-4),  dengan ketrampilan yang dimiliki dan   kemampuan nyata dalam membuat suatu produk barang/jasa  selama belajar di SMK merupakan modal dasar dalam membuat suatu usaha.

Penulis mengajar di kelas XI pada mata pelajaran PKK terdapat KD 3.2 Menganalisis peluang usaha produk barang/jasa dan KD 4.2 Menentukan peluang usaha produk barang/jasa, dari pengamatan selama mengajar beberapa tahun Siswa selalu mengalami  kesulitan dalam mengikuti pembelajaran,  Siswa kesulitan terutama pada  Kompetensi Dasar menentukan peluang usaha produk barang/jasa, Siswa kesulitan produk apa yang akan di buat, memulai dari mana dan bagaimana membuatnya,  apalagi sampek berfikir pemasarannya. Siswa kecenderungan pasif dalam mengikuti pelajaran, juga Siswa tidak mampu menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh Guru yaitu menentukan peluang usaha produk barang/jasa.

Walau Siswa sudah memiliki bekal teori dan keterampilan mumpuni  selama belajar  para Siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan tugas, dengan metode ATM seorang guru akan mudah mengarahkan dan membimbing Siswa guna mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan tugas tugasnya  yang tentunya seorang guru punya kebijakan bahwa unit usaha produk barang/jasa yang dibuat tidak harus sesuai dengan kompetensi Siswa.

Apa itu metode ATM? Dimanakah kelebihan metode ATM? Metode ATM bukan merupakan metode pembelajaran yang sudah tidak asing bagi kita seorang pendidik. Metode ini bersumber dari metode field observation atau metode observasi lapangan. Metode observasi lapangan adalah metode pembelajaran di mana Siswa menjadi pengamat atas fenomena yang terjadi secara nyata (Wright, 2000:119). ATM adalah kependekan dari Amati, Tirukan, dan Modifikasi. Merupakan suatu metode yang unik dan asyik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membuat suatu produk barang/jasa, tanpa berfikir keras menghasikan hasil belajar yang optimal, orisinil dan otentik. Metode ATM memudahkan Siswa mempelajari PKK yang dianggap sulit terutama pada KI-4 yg menuntut produk hasil berupa barang/jasa yang siap untuk di pasarkan atau di jual.

Metode ATM akan menuntun Siswa mengamati permasalahan, mencari penyelesaian, dan mempresentasikan hasilnya dengan mengedepankan nilai-nilai karakter  rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, berpikir kritis dan kreatif, serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan dengan orang lain lebih  baik. Siswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis, menjelaskan fungsi dan cara, serta dapat mempraktekkan dengan mengamati, meniru dan memodifikasi suatu produk apapun sebagai bentuk hasil suatu kegiatan. Penggunaan peralatan dan kelengkapan dalam memproduksi suatu produk tentunya disesuaikan dengan tema yang ada di lingkungan sekitar yg mudah dan terjangkau untuk melakukan kajian  dengan benar.

Pembelajaran PKK  dengan metode ATM dilakukan dengan tiga tahap, Pertama, tahap mengamati (Amati). Mengamati Produk  barang/jasa yang akan kita buat dengan sungguh-sungguh, rasa ingin tahu, disiplin, dan santun. Amati pula penggunaan peralatan dan kelengkapan dalam ber produksi dan yang lainnya.

Kedua, tahap menirukan (Tiru). Siswa Meniru produk barang/jasa tertentu sesuai dengan kompetensi yang dimiliki tentunya,  guru melakukan bimbingan  memberi saran dan arahan dalam melakukan kegiatan sampae membantu menyelesaikan kesulitan yang di alami Siswa dalam membuat suatu produk. dengan berpikir kritis dan kreatif sesuai kompetensi keterampilan yang diajarkan. Apabila belum berhasil sesuai yang di harapkan Siswa harus mengulangi kembali dengan rasa percaya diri dan pantang menyerah hingga diperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Ketiga, tahap memodifikasi (Modifikasi). Setelah mengamati dan meniru suatu produk barang/jasa yang telah kita buat maka di lanjutkan dengan Siswa melakukan modifikasi dari produk atau barang yang telah ada  dengan menambahkan ciri khas atau pembeda dengan produk yang sudah ada di pasaran  atau produk  lain yang tidak dimiliki oleh orang lain, misal dengan merubah bentuk,  tampilan atau kemasan menarik, atau juga dengan modifikasi pemasarannya.

Pembelajaran dengan metode ATM akan meningkatkan peran serta Siswa dan memang secara nyata Siswa melakukan proses dalam membuat produk barang /jasa, yang merupakan awal merintis suatu usaha. Proses pembuatan suatu usaha  itulah yang di butuhkan oleh seorang wirausaha muda yang belum pernah melakukan kegiatan usaha. Siswa dapat mengapresiasikan    berbagai  produk usaha sesuai dengan keinginannya walau kadang jauh dari kompetensi produktif yang di miliki, tetapi  seorang bisnisman kadang belum tentu sama dengan kompetensi yang di milikinya, tinggal bagaimana Siswa di ajarkan untuk pandai membaca peluang usaha dan itulah salah satu kunci keberhasilan dalam berwira usaha untuk menjadi wirausaha muda yg sukses.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Soedjatmiko, S. Pd., Guru Produktif TKRO

Editor: Tim Humas