Keterampilan pemecahan masalah (KPM) adalah salah satu aspek keterampilan yang perlu dimiliki anak usia dini, karena dalam kehidupan sehari-hari, anak akan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang membutuhkan kemampaun pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat penting dimiliki anak usia dini karena akan membangun kemampun berpikir logis, kritis, dan sistematis. Polya (1973) menyatakan bahwa pemecahan masalahmerupakan salah satu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi oleh individu. Salah satu model pembelajaran yang mampu mengembangkan kemmapuan pemecahan masalah anak adalah model pembelajaran proyek (project approach). Model pembelajaran proyek merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan pengalaman langsung dan sesuai dengan lingkungan sekitar anak. Menurut Katz dan Chard (2000).
Untuk Anak Usia Dini Proyek adalah suatu studi atau penyelidikan yang luas dan mendalam tentang topik khusus yang dapat dilakukan oleh anak secara individual, dalam kelompok kecil dan dalam kelompok besar, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu, minat, dan kemampuan anak maupun lembaga pendidikan (Katz & Chard, 1989, 1993, Katz & Chard dalam Clark & Ann, 2006). Henry (1995) mengemukakan enam kriteria bekerja dalam proyek yang dilakukan anak, yaitu (1) memilih topik proyek, (2) mencari sumber bahan, (3) hasil akhir, (4) kebebasan dalam bekerja; (5) dilakukan dalam periode tertentu, dan (6) guru berperan sebagai konsultan.Model pembelajaran proyek dilakukan melalui tahap persiapan, tahap pengembangan, dan tahap kulminasi. Uraian dari setiap tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut (Henry, 1995) tahap persiapan, merupakan tahapan memilih dan menentukan topik proyek, tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan, pada tahap ini anak melakukan berbagai aktifitas pemecahan masalah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap persiapan. Tahap ketiga adalah tahap kulminasi pada tahap ini anak dalamkelompok kecilnya masing-masing mengkomunikasikan dan berbagi pengetahuan, keterampilan, dan hasil karya yang diperoleh selama kegiatan proyek kepada teman kelompok lainnya, guru dan anak dari kelas lain, dan orang tua, bahkan anak-anak dari TK lain.
Penerapan pendekatan proyek dalam pembelajaran dapat melibatkan pikiran anak melalui kegiatan observasi dan penyelidikan tentang topik-topik terpilih dari lingkungan sekitar. Santrock (Kostelnik, 1999), mengemukakan “Environment plays a critical role in the learning process. The environment runs the gamut from the biological environment, the physical environment, the sosial environment, and culture’. Bertolak dari uraian di atas, penelitian ini bermaksud mengetahui profil keterampilan pemecahan masalah anak usia dini dalam pembelajaran proyek di Taman Kanak-Kanak di Kota Semarang Kemampuan Pemecahan Masalah (KPM) untuk Anak Usia DiniKemampuan pemecahan masalah (KPM) pada anak usia dini merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan sejak dini, hal ini dikarenakan KPM berkaitan dengan cara anak mengembangkan kemampuan kognitif anak. Beaty (1994) & Wortham (2006) mengemukakan KPM pada anak usia dini adalah kemampuan anak untuk menggunakan pengalamannya dalam bermain.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif atau collaborative classroom action research. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam interaksi guru dengan siswa yang sedang belajar (Wiriaatmadja, 2009). Penelitian Tindakan kelaskolaboratif ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Kemmis &Taggart (Wiriatmadja, 2005) memandang penelitian tindakan kelas sebagai suatu siklus spiral yang terdiri atas komponen perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi penelitian ini dilakukan di salah satu TK yang berada di Semarang, yang berjumlah 8 anak.
Teknik pengumpulan data dilakukanmelalui teknik observasi semi terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Instrumen penelitian ini adalah tim peneliti sebagai instrumen utama (human instrument). Namun untuk memperoleh data yang lengkap, digunakan juga instrumen lainnya berupa panduan observasi KPM untuk anak TK, panduan observasi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran proyek, handycamera untuk merekam proses pembelajaran proyek, dan catatan lapangan. Untuk menganalisa data yang terkumpul, digunakan teknik analisis tematik.
Tema-tema yang dianalisis mengacu pada pertanyaan penelitian profil keterampilan pemecahan masalah anak TK dalam model pembelajaran proyek.Melihat kemunculan indicator keterampilan pemecahan masalah dengan katagori B (baik) bila anak dapat menunjukkan kemampuannya tanpa bantuan yang diberi skor 3, katagori C (cukup) bila anak dapat melakukan dengan bantuan dengan diberi skor 2, dan katagori K (kurang) bila anak belum dapat melakukannya dengan diberi skor 1. Berdasarkan hasil pra tindakan diperoleh KPM anak berada pada kategori kurang. Sedangkan pada siklus I KPM anak berada pada kategori cukup, sehingga tindakan dilanjutkan pada tindakan siklus II, untuk melihat sejauhmana peningkatan KPM anak. Berdasarakan hasil hasil tindakan siklus II diperoleh rata-rrata KPM anak berada pada kategori baik. Dibawah ini adalah gambaran rata-rata capaian KPM pada masing-masing.
Penulis : Suci Wulansari, Guru LPI Hidayatullah Semarang
Komentar Pengunjung