Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Kesempatan bagus bagi saya memenuhi undangan BBPPMPV BMTI Cimahi untuk mengikuti Pelatihan Manajerial Kepala Sekolah. Luangkan waktu menepi seminggu untuk belajar banyak hal terkait bagaimana meningkatkan kompetensi saya sebagai kepala sekolah. Banyak hal yang saya pelajari, salah satu yang menarik adalah Implementasi Kurikulum Merdeka, dalam hal ini materi Pembelajaran Berdiferensiasi.

Narasumber dari BBPPMPV Cimahi yang dihadirkan adalah Ibu Rr. Endah Yanuarti, M.Pd, Ph.D. Beliau adalah Widyaiswara Ahli Madya BBPPMPV BMTI lulusan Magister dari Curtin University. Kurang lebih tiga jam beliau memaparkan materi ini dengan menarik. Oleh-oleh materi ini akan saya imbaskan ke guru di SMKN 10 Semarang dan guru sekolah lain yang berminat. Sesuai komitmen saya berbagi itu indah, mudah dan menyenangkan.

Dalam paparannya mengutip Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi juga adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat adalah yang terkait dengan, (1) kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, (2) bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, (3) bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar, (4) manajemen kelas yang efektif, (5) penilaian berkelanjutan.

Mari kita perjelas satu persatu. Yang pertama kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Dalam hal ini guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada murid. Tidak hanya guru yang harus dan perlu memahami tujuan belajar, murid pun harus mampu mengetahui secara jelas tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus mampu menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas kepada murid, agar murid mengetahui apa yang akan dicapai.

Yang kedua bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Seorang guru secara spesifik wajib melakukan identifikasi kebutuhan belajar siswa sebelum melaksanakan kontrak pembelajaran, dengan tujuan agar dapat diketahui harapan dan keinginan siswa terhadap materi/bahan ajar yang akan diajarkan, metode yang akan digunakan serta penilaian yang akan dilakukan.

Yang ketiga membuat lingkungan belajar yang mampu ‘mengundang’ murid. Mengundang disini adalah bagaimana guru mampu melibatkan murid atau membuat murid untuk belajar dan berusaha mencapai tujuan belajarnya. Selain itu juga, murid menyadari bahwa selalu ada yang mendukungnya dalam proses belajar.

Yang keempat manajemen kelas yang efektif. Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.

Yang kelima penilaian berkelanjutan. Sistem penilaian berkelanjutan adalah sistem penilaian yang soal-soalnya dimaksudkan untuk mengukur semua kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Soal-soal itu mencakup semua indikator yang ditetapkan. Hasil pengujiannya dianalisis dan digunakan untuk menentukan ujian berikutnya.

Itulan catatan pertama dari materi Pembelajaran Berdiferensiasi. Sesuatu yang menarik dalam Implementasi Kurikulum Merdeka yang sedang kita jalankan untuk kelas X. Karena hal yang baru masih perlu pendalaman untuk menguasainya. Mengutip pendapat dari Voltaire, seorang penulis dan filsuf dari Perancis : “Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun”. Mari kita belajar bersama.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Cimahi, 12 Agustus 2022

Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang