Proses pembelajaran di sekolah masih banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik perhatian Siswa sehingga kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Siswa masih kurang dalam mengembangkan keterampilan bertanya dan belum terlatih untuk berani tampil mengungkapkan di depan Siswa yang lain serta belum terlihat adanya kemampuan interpersonal ketika bekerjasama antar Siswa. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang mampu mengaktifkan Siswa dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang berpusat pada Siswa.
Hal ini bertujuan agar Siswa dapat mengaplikasikan teori yang sudah didapat untuk diterapkan pada saat melakukan praktik lapangan. Model pembelajaran yang cocok digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu model Problem Based Learning (PBL), merupakan model pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada Siswa dalam proses pembelajaran, yaitu kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah.
Pembelajaran di SMK Negeri 10 Semarang pada kompetensi keahlian teknik sepeda motor kelas 12 TBSM dengan kompetensi dasar menganalisa gangguan pada sistem rem hidrolik Siswa sering menemukan permasalahan pada sistem rem sepeda motor sehingga kerja rem tidak maksimal. Adanya permasalahan tersebut Siswa masih bingung dalam memecahkan permasalahan yang ditemui karena minat membaca Siswa yang masih kurang, karena modul yang digunakan kurang bervariasi dan kurang menarik sehingga Siswa lebih senang menggunakan handphone dalam mencari sumber belajar.
Penyebab dari kesulitan dalam memahami teori adalah modul yang digunakan kurang bervariasi dan menarik, Siswa tidak memiliki pegangan bahan ajar untuk belajar di rumah, kurangnya minat Siswa untuk membaca modul dan rendahnya keterampilan berpikir kritis Siswa. Dari masalah yang ada, maka harus ada terobosan baru yaitu modul yang mencakup materi produktif yang lebih menarik dan bervariasi, sehingga minat membaca Siswa akan lebih meningkat dan Siswa bisa belajar mandiri di rumah yaitu dengan modul elektronik yang memiliki gambar, suara, dan video yang tidak membosankan.
Modul elektronik adalah modul pembelajaran berbasis komputer berisi materi pembelajaran yang dikemas secara menarik dan interaktif yang memanfaatkan teknologi informasi yang canggih dengan tujuan agar peserta didik memiliki sumber belajar mandiri dan memiliki semangat dan motivasi belajar yang tinggi (Dwiyogo dalam Muga, dkk., 2017:261; Sugianto dalam Ghaliyah, dkk., 2015:150; Surrah dan Mohamed, 2015; Sugianto, dkk., 2013:102; Demir, et al., 2016:188).
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah adalah Model Problem Based Learning. Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang mendorong Siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata (Royani dan Saufi, 2016:127).
Karakteriktik model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menekankan pada upaya penyelesaian permasalahan. Peserta didik dituntut aktif untuk mencari informasi dari segala sumber berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Hasil analisis peserta didik nantinya digunakan sebagai solusi permasalahan dan dikomunikasikan. Penggunaan modul elektronik berbasis Problem Based Learning nantinya dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dan sebagai pegangan Siswa untuk belajar mandiri di rumah.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Suparman, S.Pd., Guru Produktif TBSM
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung