Penanaman Tumbuhan Penyerap CO2 Oleh Peserta Didik SMAN 16 Semarang

Mempelajari tentang keadaan alam dan lingkungan keterkaitan dengan iklim dan cuaca, baik secara lokal maupun global dan perubahannya menjadi bagian penting yang sudah seharusnya disadari dan dimengerti oleh setiap umat manusia di bumi. Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat berpijak setiap mahluk hidup sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan keberadaannya serta dicegah dari kepunahan akibat perilaku dan aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem. Kesadaran akan perubahan lingkungan ini dan mempelajarinya dengan lebih luas diperoleh melalui pengetahuan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah.

 Berdasarkan fakta keadaan perubahan lingkungan secara global yang terjadi, seperti misalnya peningkatan suhu permukaan air laut, menghilangnya salju abadi di Pegunungan Puncak Jaya Wijaya, pencairan es di kutub, kenaikan permukaan air laut dan terjadinya cuaca ekstrim seperti fenomena El Nino dan La Nina, tentu saja sudah sesuai dengan tema yang diusung dalam Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka mata pelajaran Fisika tingkat fase E SMA kelas X. Yaitu peserta didik mampu mendiskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global, pencemaran lingkungan, energi alternatif dan pemanfaatannya. Dalam pembelajaran di semester dua, Capaian Pembelajaran tersebut diangkat salah satunya dengan tema Pemanasan Global ‘Konsep dan Solusinya’ yang dijabarkan dalam beberapa tujuan pembelajaran. Di antaranya peserta didik dapat mengidentifikasi fakta-fakta perubahan lingkungan, peserta didik dapat menganalisis dampak perubahan lingkungan, peserta didik dapat mengidentifikasi aktivitas manusia yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan. Terakhir, peserta didik dapat menciptakan solusi untuk mengatasi perubahan lingkungan.

Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam bingkai model pembelajaran berbasis projek bertemakan Pemanasan Global, Konsep dan Solusinya, dilaksanakan sesuai dengan alur tujuan pembelajaran. Yang mana muara akhir dari pembelajaran berbasis projek pada tema ini adalah siswa dapat menciptakan solusi untuk mengatasi dampak pemanasan global.  Diawali dengan mengenal dan mendapatkan informasi mengenai konsep pemanasan global, baik mencakup pemahaman mengenai fakta-fakta perubahan lingkungan, peningkatan kadar karbondiosida yang mengakibatkan kenaikan kadar gas rumah kaca, mengenal berbagai aktivitas manusia yang menyumbang pemanasan global, dan dampak-dampak dari pemanasan global yang terjadi. Kemudian diakhiri dengan pengambilan keputusan dari siswa mengenai peran nyata yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi dampak pemanasan global. Produk dari pembelajaran berbasis projek pada tema ini adalah berupa aksi nyata penanaman beberapa jenis tanaman yang memiliki kemampuan penyerapan emisi gas karbondioksida sebagai upaya mengurangi produk gas rumah kaca yang dapat mempengaruhi meningkatnya pemanasan global yang dilakukan di lingkungan SMA Negeri 16 Semarang.

  Sekolah merupakan wujud terbentuknya ekosistem pendidikan, di mana terjadinya hubungan ketergantungan antara komunitas dengan lingkungannya. Komunitas sekolah sendiri dapat dimengerti sebagai semua warga sekolah, baik peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan maupun setiap elemen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan kependidikan di sekolah yang bertanggung jawab terhadap terselenggaranya keberlangsungan kegiatan pendidikan di sekolah. Salah satu elemen lingkungan sekolah adalah lingkungan alam dan sekitarnya tempat berlangsungnya kegiatan. Tentu saja lingkungan alam yang terbebas dari polusi udara dan sejuk merupakan tempat belajar yang nyaman dan kondusif untuk ditempati. Beberapa peruntukan lahan di sekolah memproduksi polusi udara pada waktu-waktu tertentu, misalnya lahan tempat parkir dan lahan sekitar jalan umum. Polusi udara ini ditimbulkan dari emisi gas dari kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, yang pada waktu tertentu secara masal terakumulasi. Hal inilah yang menyumbang peningkatan gas rumah kaca terus menerus apabila tidak diimbangi dengan keberadaan tumbuhan sebagai penyerap gas-gas tersebut.

Dalam pembelajaran, guru dan siswa bersinergis untuk mengembangkan serta mewujudkan nilai-nilai pendidikan karakter atau budi pekerti mulia di dalam mentransfer pengetahuan. Dan pengembangan karakter ini diperkuat dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai elemen dasar  penting yang wajib dicapai pada Kurikulum Merdeka melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila, seperti beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri. Pengetahuan mengenai Konsep Pemanasan Global dalam pembelajaran mata pelajaran Fisika, semakin menyadarkan akan pentingnya bersyukur atas alam semesta ciptaanNya yang perlu dilestarikan dan dijaga. Diwujudnyatakan dalam tindakan nyata sebagai hasil dari sikap saling gotong royong dan bernalar kritis dan kreatif berupa solusi untuk mengurangi serta mengatasi dampak Pemanasan Global yaitu melakukan aksi menanam tumbuhan yang memiliki kemampuan relatif tinggi sebagai penyerap gas karbon dioksida atau CO2.

Berdasarkan studi literasi berbagai referensi dan studi lapangan keadaan lahan, siswa kelas X secara berkelompok melakukan analisis jenis tanaman yang sesuai untuk ditanam. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis dan jumlah tanaman serta melengkapi dengan data kuantitatif kemampuan penyerapan CO2 dari literatur. Menganalisis hasil pengamatan terhadap setiap peruntukan lahan kaitan dengan kadar emisi gas CO2 dan menemukan permasalahan antara keberadaan tumbuhan yang ada di lahan dengan kadar emisi gas CO2. Kemudian secara mandiri dan bernalar kritis, mereka diarahkan untuk menghasilkan solusi dari permasalahan tersebut. Mereka juga mengkomunikasikan semua hasil studi tersebut, memberikan pendapat dan menerima masukan baik dari guru atau kelompok siswa lain mengenai rancangan jenis tanaman yang tepat dan mudah didapat sebagai solusi mengurangi Pemanasan Global. Melalui diskusi kelompok, mereka berbagi tugas di dalam mewujudkan rancangan projek tanaman mereka. Dalam hal ini peran Guru melakukan pengawasan terhadap perkembangan projek agar berjalan sesuai dengan agenda yang ditentukan, memantau dan mengevaluasi rancangan penanaman tumbuhan oleh setiap kelompok.

 Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata pada siswa kelas X, meskipun kelihatannya sederhana tetapi sangat bermanfaat demi menciptakan lingkungan lebih asri, nyaman dan bebas polusi untuk belajar. Meskipun masih taraf yang kecil mampu menjadi bagian pelestari kehidupan di bumi khususnya di lingkungan SMAN 16 Semarang sebagai penyumbang solusi Pemanasan Global di masa depan. Beberapa tumbuhan dengan kemampuan penyerap gas karbondioksida yang relatif tinggi seperti Sawo Kecik, Rambutan, Mangga, Pucuk merah, Kenanga, Nangka, dan Ketapang ditanam oleh siswa di area sekolah. Harapannya akan memberikan banyak dampak positif bagi lingkungan alam sekitar menjadi lebih asri, kaya akan oksigen dan terbebas dari polusi, sehingga menambah kenyamanan suasana belajar pada setiap warga sekolah.

 

Penulis : Anies Asriani, S.Pd., Guru SMAN 16 Semarang

Editor  : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang