Penerapan Budaya Positif

Peran Guru sesuai dengan konsep Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid  agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat “menuntun” tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Berkurangnya karakterk anak saat ini menjadi  salah satu keprihatinan kita sebagai Pendidik . yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah karakter  yang bagaimana yang bisa menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya sebagai manusia. Sesuai dengan filosofi pemikiran KHD bahwa dalam menuntun murid mesti sesuai dengan kodratnya yaitu  kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan karaketr dari sifat, sedangkan kodrat zaman murid harus bisa adaptif dengan kondisi saat ini. Berbagai cara kita sebagai pendidik untuk menerapkan budaya positif dengan membentuk karakter murid  dari hal yang terkecil dengan budaya 5 S ( Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santn ) , dengan mematuhi peraturan sekolah ataupun keyakinan kelas yamg sudah disepakati, jadi budaya positif disekolah  adalah nilai – nilai, keyakinan – keyakinan dan kebiasaan di sekolah yang berpihak  pada murid agar murid dapat yang berkembang menjadi pribadi yang kritis, inovatif, adaptif penuh hirmat dan bertanggung jawab, guru memegang peran penting dalam mewujudkan Budata Positif sekolah maupun kelas.

Upaya Membangun Budaya Positif yang berpihak pada murid

Dalam membangun budaya positif tentu bukanlah tugas seorang guru saja tentunya semua komponen sekolah berperan penting dalam membangun budaya positif di sekolah. bagaimana semua komponen sekolah berperan dalam membangun budaya positif di sekolah?

Upaya dalam membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesapakatan kelas yang efektif dapat membantu pembentukan budaya displin positif dikelas dan membantu proses belajar mengajar yang lebih mudah, nyaman dan menyenangkan.

Dukungan yang dibutuhkan dalam Penerapan Budaya Positif: (1) Kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan murid dalam upaya menerapkan Budaya Positif; (2) Kolaborasi dengan wali murid agar dapat melanjutkan pembiasaan Budaya Positif dilingkungan keluarga; dan (3) Sarana dan prasarana yang mendukung dalam terciptanya suasana aman, nyaman dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran untuk mewujudkan budaya positif

Adapun penerapan budaya positif yang sudah di lakukan di SMKN 10 Semarang adalah

  1. Terbentuknya keyakinan kelas yang telah di sepakati oleh murid dan wali kelas.
  2. Menguatnya karakter positif seperti Berakhlak Mulia yang ditunjukkan dengan semakin bertambahnya peserta didik yang ikut Shalat Berjama’ah di Masjid Sekolah dan juga kegiatan sosial peduli dengan sesama
  3. Menguatnya karakter peduli terhadap teman yang membutuhkan dukungan belajar .Hal ini ditunjukkan dengan menjadi tutor sebaya bagi temannya. Membantu siswa yang belum jelas terkait dengan materi yang sudah diberikan
  1. Tumbuhnya karakter berdaya nalar kritis yang ditunjukkan dengan meningkatnya dari minggu keminggu peserta didik yang aktif bertanya, menjawab, berpendapat/berargumen.

Setiap orang tua seluruh watga  sekolah  tentunya berharap agar murid – murid dapat bertumbuh menjadi pribadi yang baik. Menerapkan disiplin positif tentunya memerlukan proses yang panjang. Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah konsisten dan sabar. Okita  harus memiliki tujuan yang besar untuk keberlangsungan hidup  murid  yang Tuhan anugerahkan. Dengan disiplin postif kita berharap parenting akan membawa dampak dan bekal yang baik bagi masa depan anak.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Dwi Palupi Widyasari, S.Pd,M,.M.Si., Calon Guru Penggerak Angkatan 11

Editor: Tim Humas dan Literasi