Pengenalan Tata Cara Pembelajaran Pendidikan Maritim

Hal – hal yang perlu di lakukan dalam pelaksanaan pengembangan budaya maritim pada generasi muda adalah dapat melalui hal-hal kecil yaitu sebagai berikut: pertama, memberikan pengetahuan umum mengenai keindahan-keindahan potensi maritim indonesia bisa dalam bentuk keindahan pantai-pantai yang ada di Indonesia maupun beberapa biota yang ada di laut. Ketika rasa cinta muncul terhadap laut indonesia maka secara tidak langsung kita telah mulai pengaruh positif kepada generasi muda untuk melindungi potensi alam mereka. Kedua, yang perlu kita lakukan adalah membiasakan anak gemar makan ikan, sehingga potensi perikanan yang besar di wilayah Indonesia juga bisa dirasakan oleh generasi muda, sehingga memacu untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan yang ada di laut. Ketiga, hal yang perlu di lakukan adalah peran aktif pemerintah dalam menyisipkan pendekatan pendidikan yang berorientasi terhadap budaya maritim terutama kepada generasi muda, hal ini dikarenakan ketika sudah tertanam sejak dini pengetahuan tentang maritim Indonesia maka ketika dewasa mampu menciptakan perilaku yang senantiasa berorientasi ke laut (Supriyadi,2018).

Ada sebuah teknik yang dapat diterapkan pada anak usia dini yang pada dasarnya pendidikan usia dini merupakan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar kepada pertumbuhan dan perkembangan. Teknik pembelajaran tematik merupakan salah satu teknik yang dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan kemaritiman sejak dini. Manfaat hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendidikan tematik yang dilakukan mampu menigkatkan ketertarikan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kemaritiman. Pendidikan tematik yang dilakukan pada anak usia dini dapat dalam bentuk pengenalan-pengenalan profesi kemaritiman; alat-alat transportasi dilaut seperti angkatan laut, nahkoda, maupun nelayan; gambar biota yang berupa jenis – jenis ikan contohnya ikan yang paling umum adalah ikan hiu, ikan paus dan ikan yang lain serta juga dapat berupa pengenalan lingkungan berupa laut atau pantai yang dapat diterapkan dengan menggunakan media peraga yang berupa kapal laut (Fuad, 2017). Budaya lahir atau terbentuk dari hasil interaksi antara manusia dan manusia serta antara manusia dengan alam sekitarnya. Manusia adalah pembentuk dan sekaligus pengguna budaya, melalui akal, kecerdasan dan intuisinya, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Komponen utama kebudayaan adalah individu, masyarakat, dan alam. Budaya bahari lahir dari hasil interaksi antara bangsa Indonesia dengan bentang alam laut dan pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar membentuk kepulauan Indonesia Siswanto, 2018).

Agar mudah dipelajari oleh Siswa maka diperlukan muatan terkait dengan budaya bahari yakni sebagai berikut;

  • Sejarah pelayaran dan terbentuknya bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari;
  • Komunitas bahari (Suku Laut, Komunitas Nelayan dan Komunitas Pelayaran);sejarah, sebaran dan karakteristik umum;
  • Bahasa dan sistem komunikasi
  • Mata Pencaharian Hidup/sistem ekonomi [nelayan (termasuk mengumpulkan kerang-kerangan di pantai atau gleaning, budidaya (aquaculture), pelayaran,wisata bahari], dan Teknologi;
  • Religi dan Kesenian; dan
  • Pengelolaan sumber daya laut tradisional (pemeliharaan ekosistem laut dan pesisir).(Siswanto, 2018) Dari ke enam aspek tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi sub aspek-sub aspek yang lebih terinci lagi. Kemudian dari sub aspek tersebut diaplikasikanke dalam berbagai kegiatan yang dilakukan baik di dalam kelas, luar kelas, dan lingkungan sekitar sekolah (Siswanto, 2018).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan maritim merupakan pendidikan yang sangat penting guna mewujudkan poros maritim serta untuk memperluas pengetahuan mengenai pentingnya maritim kepada seluruh masyarakat Indonesia yang pada dasarnya Indonesia merupakan Negara maritim. Pendidikan maritim mencakup pendidikan mengenai perilaku hidup dan tata cara mnusia sebagai masyarakat suatu bangsa terhadap laut dan pemanfaatan,seluruh potensi kekayaan maritim yang ada di dalam, di atas, dan di sekitar laut guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pendidikan maritim ini difokuskan pada pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi agar tanggung jawab untuk menjaga laut serta berperilaku dalam berbangsa dan bernegara dapat ditanamkan sejakdini. 

Namun, untuk mewujudkan pendidikan maritim di Indonesia masihlah sangat sulit. Banyak problematika yang harus dihadapi untuk mewujudkan pendidikan maritim yang baik dalam kinerja maupun teori. Problematika yang paling mendasari dari terhambatnya perluasan pendidikan maritim ini ialah masih belum banyak masyarakat yang merasa bahwa laut dijadikan sebagai pokok dari kegiatan mereka dan juga belum adanya sikap ingin mengetahui yang cukup besar kepada potensi laut Indonesia. Kendala berikutnya adalah kurangnya pendidik atau tenaga ahli yang berwawasan di dunia kemaritiman sehingga proses belajarmengajar budaya maritim terhambat karena kurangnya materi yang disampaikan kepada generasi muda. Teknik yang dapat digunakan untuk menarik minat para generasi muda untuk lebih semnagat mempelajari budaya maritim ialah dengan cara melalui pengenalan-pengenalan tentang laut, tata cara berkehidupan ataupun tentang biota-biota laut dengan metode yang mengarah ke pembelajaran secara visual dan kinestetik yang dibalut dengan kreativitas peserta didik seperti dengan cara menggambar atau membuat dari kertas berwarna.

Selain itu, untuk meningkatkan rasa cinta peserta didik terhadap laut diberikan penjelasan singkat mengenai manfaat laut untuk kehidupan berkelanjutan bagi masyarakat ataupun dunia menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta dengan menampilkan gambar-gambar keindahan laut Indonesia beserta ekosistem-ekosistem di dalamnya.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Tutik Wulan Sari, A.Md, ANT II., Guru Produktif NKN

Editor: Tim Humas