Peran Keluarga dalam Berbahasa

Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan sebagai identitas diri, baik sebagai individu maupun berkelompok. Idealnya, dalam kegiatan sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Namun karena Indonesia merupakan negara dengan beragam suku dan memiliki beraneka bahasa daerah, penggunaan bahasa Indonesia yang baik terkaburkan.

Waktu terus berputar, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan sehari-hari seperti di sekolah kini tersamarkan dengan pencampuran bahasa lokal dan asing. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik sudah cukup pelik, karena makin kecil kesadaran anak bangsa tentang betapa penting membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bila kita mengamati dalam percakapan sehari hari, bahasa Indonesia sudah disisipi pengaruh bahasa daerah, kata serapan dari bahasa asing, dan bahasa pergaulan yang sedang naik daun, yaitu ìbahasa dunia mayaî. Dalam tulisan ini, saya berupaya berbagi ilmu bagaimana peran keluarga dalam kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Dengan harapan, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara formal maupun nonformal atau sebagai ilmu pengetahuan.

Bahasa hakikatnya merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2002). Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa, menurut Maksan (1993: 20), merupakan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal. Pemerolehan bahasa merupakan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural waktu belajar bahasa ibu.

Keluarga Memantau

Umumnya anak-anak Indonesia mempelajari bahasa daerah atau bahasa ibu pada usia prasekolah. Mereka mempelajari bahasa Indonesia di sekolah. Pada saat si anak memperoleh pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, keluarga dapat memantau anak-anak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pada era milenial ini, kita mengenal istilah prokem di dunia maya. Prokem semacam bahasa identitas remaja sekarang. Bahasa itu mampu mengungkapkan rahasia di antara mereka. Orang luar sering tidak bisa memahami istilah-istilah yang mereka ungkapkan. Misalnya, kata bapak diganti bokap, ibu diganti nyokap, orang tua diganti ortu.

Masih banyak kata yang mereka ciptakan dengan istilah-istilah jorok yang disingkat agar tidak terdengar tabu. Hal semacam itu menunjukkan pula, pembinaan bahasa Indonesia yang baik dan benar perlu dilakukan di lingkungan keluarga agar kelak remaja kita bisa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Oleh karena itu, membina dan mengajarkan bahasa Indonesia dapat dimulai dari keluarga. Ungkapan ìbahasa Indonesia yang baik dan benarî sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran (Depdikbud, 1988).

Kandida SPd MPd, guru SMA Negeri 10 Semarang