Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang terkenal akan sulit untuk dipahami. Kini, mata pelajaran tersebut masuk ke dalam mapel pilihan pada kurikulum merdeka. Berdasarkan artikel yang berjudul “Identifikasi Kesulitan Belajar FIsika pada Siswa RSBI : Studi Kasus di RSMABI se-Kota Semarang”, karya Arief dkk (2012) menyatakan bahwa pembelajaran fisika cenderung bersifat abstrak sehingga dianggap sulit oleh peserta didik. Stigma negatif ini yang membuat saya memunculkan ide inovatif untuk meningkatkan kemampuan problem solving pada peserta didik.
Problem solving di dalam pembelajaran fisika sangat diperlukan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan kasus. Menurut J. Docktor pada artikelnya yang berjudul “Conceptual Problem Solving in High School Physics” (2015), menyatakan bahwa problem solving merupakan elemen penting pada pembelajaran fisika. Artikel J. Docktor yang lain dengan judul “Synthesis of Discipline-based Education Pesearch in Physics” (2014), menyatakan bahwa problem solving dalam pembelajaran fisika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
- Perbedaan peneliti ahli dan pemula
- Penerapan contoh penelitian yang sudah berhasil
- Penggunaan representasi
- Penerapan persamaan matematika
- Penerapan strategi pembelajaran
Berdasarkan beberapa faktor yang ada tersebut, salah satu yang menjadi perhatian saya untuk dikembangkan adalah penggunaan representasi di dalam pembelajaran fisika. Representasi di dalam pembelajaran fisika dapat berupa gambar atau sketsa, deskripsi spesifik, peta konsep, grafik, persamaan matematis, dan simbol notasi. Penggunaan representasi ini diharapkan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerjemahkan konsep fisika yang abstrak menjadi lebih konkret. Salah satu representasi yang saya gunakan di dalam pembelajaran fisika adalah gambar peta untuk menentukan posisi suatu benda. Berikut beberapa dokumentasi kegiatan belajar saya bersama peserta didik kelas XI SMAHA terkait penggunaan representasi berupa gambar peta dalam pembelajaran fisika.
Pembelajaran ini masuk ke dalam Bab Kinematika Gerak subbab Posisi dan Perubahan Posisi. Pembelajaran diawali dengan mengenalkan kepada peserta bagaimana menggambar vektor posisi dengan mengaplikasikan Google Maps. Saya membagi kelompok yang anggotanya 2 orang untuk menggambar vektor perpindahan dari rumah ke sekolah. Output setelah pembelajaran adalah peserta didik dapat menentukan posisi dan perubahannya dengan menerapkan konsep vektor. Peserta didik menggambar vektor perpindahan dari rumah ke sekolah menggunakan Google Maps masing-masing. Hasil akhir selanjutnya dikumpulkan ke e-learning.
Dari kegiatan inilah kami di SMAHA berusaha mewujudkan sekolah digital. Kami mengolaborasikan kemampuan peserta didik secara digital berupa kemampuan menerjemahkan Google Maps dan konvensional berupa menggambar vektor perpindahan. Hal ini diharapkan agar kemampuan problem solving khususnya representasi meningkat secara signifikan.
Salam Fisika is Everything!
Penulis : Puji Iman Nursuhud, M.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.
Editor : Annisa Erwindani, S.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.
Komentar Pengunjung