Rumahku, Istanaku. Itulah ungkapan yang sering kita dengarkan atau ucapkan. Namun, bagaimana jika ungkapan tersebut kita ganti menjadi “Perpustakaanku, Istanaku”?. Tentunya perpustakaan tersebut akan menjadi tempat yang didampakan siapa saja, khususnya bagi warga sekolah. Perpustaaan sekolah akan menjadi tempat tujuan warga sekolah untuk berliterasi dengan nyaman dan aman.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas literasi yang penting bagi siswa dan guru. Perpustakaan menyediakan berbagai macam buku dan sumber informasi yang dapat membantu siswa untuk belajar dan mengembangkan diri. Namun, kadangkala ada keengganan saat harus ke perpustakaan sehingga perpustakaan kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmaksimalan pemanfaatan perpustakaan. Untuk itu, perlu ada upaya dari semua pihak baik dari sekolah, guru, maupun siswa untuk memaksimalkan perpustakaan sekolah. Khususnya, menjadikan perpustakaan sebagai seperti istana bagi setiap orang.
Pihak sekolah
Sosialisasikan pentingnya perpustakaan sekolah. Sekolah perlu melakukan sosialisasi kepada siswa dan guru tentang pentingnya perpustakaan sekolah. Sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti poster, spanduk, atau kegiatan literasi. Selain itu, sekolah juga bisa melakukan berbagai cara dalam menciptakan masyarakat pembelajar yang ‘melek’ literasi di sekolah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Menyediakan suasana dan ruang yang menarik dan nyaman. a. Ciptakan suasana nyaman dan tenang. Pustakawan sebagai pengelola perpustakaan harus mampu menciptakan tempat yang nyaman dan menarik. Selain itu, sebagai tempat membaca atau berliterasi lainnya, lingkungan perpustakaan juga harus di-setting dengan tenang dan nyaman dari unsur kebisingan. Kebisingan dari luar atau dari pengunjung lain dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan pengunjung.. Untuk mendukung kenyamanan perpustakaan, kita bisa melakukan hal-hal berikut. 1)Gunakan tata ruang yang baik. Tata ruang yang baik akan menciptakan lingkungan yang nyaman dan memudahkan pengunjung untuk menemukan tempat yang sesuai. Perpustakaan harus didesain dengan menarik sehingga menjadi magnet pengunjung. Misalnya, pihak perpustakaan bisa mengajak atau bekerja sama dengan semua komponen sekolah dalam menciptakan taman baca yang nyaman. 2) Gunakan pencahayaan yang baik. Pencahayaan yang baik akan membuat buku-buku terlihat jelas dan nyaman dibaca. 3) Gunakan dekorasi yang menarik. Dekorasi yang menarik akan membuat perpustakaan lebih nyaman dan menyenangkan. b. Fasilitas yang memadai. Perpustakaan harus menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan membaca dan belajar, seperti kursi yang nyaman, meja yang cukup luas, dan pencahayaan yang baik. Tambahkan juga sarana wifi agar pengunjung bisa mengakses buku digital dari perpustakaan digital sekolah. c. Petugas perpustakaan yang ramah dan profesional. Petugas perpustakaan harus ramah dan profesional dalam melayani pengunjung. Petugas perpustakaan dapat membantu pengunjung untuk menemukan buku atau informasi yang dibutuhkan.
- Menyediakan koleksi buku yang lengkap, beragam, dan berkualitas
- Perpustakaan harus memiliki koleksi buku yang lengkap dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Koleksi buku yang lengkap akan memudahkan pengunjung untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Beberapa langkap dapat kita lakukan untuk menyediakan koleksi buku yang beragam.
- One Book One Student—Sasis Sabu (Satu Siswa Satu Buku)
Sebagai langkah konket menambah jumlah koleksi buku, sekolah dapat melaksanakan program ‘Satu Siswa Satu Buku’. Siswa secara mandiri dapat menyediakan satu buku bacaan yang berbeda sesuai dengan minat. Buku bacaan ini akan kita rolling-kan setiap pekannya pada siswa dalam satu kelas. Dengan cara ini, siswa akan mendapatkankan beragam bacaan yang berbeda. Ini merupakan salah satu cara dalam memperkaya bacaan pada siswa.
- Bekerja sama dengan perpustakaan sekolah lain
Perpustakaan sekolah dapat bekerja sama dengan sekolah lain dengan cara saling menukar koleksi buku. Misalnya, sekolah A dan sekolah B saling menukar 500 koleksi buku dalam jangka waktu dua bulan. Setelah dua bulan koleksi tersebut dikembalikan. Setelah selesai kerja sama dengan sekolah B, sekolah A akan saling bertukar koleksi dengan sekolah C dan seterusnya. Dengan begitu, jumlah koleksi buku di sekolah akan semakin beragam tanpa harus membeli. Hal ini tentunya akan menguntungkan warga sekolah dalam memilik koleksi bacaan. Kelemahan, petugas perpustakaan harus dapat mendata koleksi sekolah sendiri dan sekolah lain. Selain itu, dibutuhkan peadministrasian dan teknis penataan buku yang tertata baik.
- Visit Library
Guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan sarana perpustakaan. Dalam materi tertentu, guru dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat belajar sekaligus tempat mencari referensi. Siswa diberi tugas untuk berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku. Selanjutnya, mereka diminta membuat ringkasan isi buku dan mempresentasikan dalam bentuk mind mapping atau infografik.. Selain cara tersebut, pustakawan yang bekerja sama dengan sekolah membuat anggaran untuk pemberian rewad pengunjung teraktif. Misalnya, dengan mengadakan pemilihan ‘Duta Literasi’.
- Mengadakan kompetisi menulis
Perpustakaan dapat melakukan kompetisi menulis dengan bahan referensi yang terdapat di perpustakaan, misalnya lomba membuat resensi, artikel, atau cerpen.
- Mengadakan bursa buku murah
Pihak perpustakaan dapat bekerja sama dengan penerbit buku, perpustakaan wilayah, atau wali siswa untuk melakukan pameran atau bursa buku. Dengan kegiatan ini, diharapkan semua siswa dan warga sekolah dapat memperoleh buku dengan harga murah dan memperoleh wawasan berbagai jenis buku.
- Membuat kelompok baca (One Book One Week)
Pustakawan dapat bekerja sama dengan wali kelas untuk membuat kelompok baca yang beranggotakan 10 siswa. Setiap siswa di dalam kelompok harus membaca buku dalam jangka waktu satu minggu. Setelah selesai, siswa harus membuat laporan baca/ ringkasan/ sinopsis, atau resensi buku. Selanjutnya, buku tersebut ditukarkan dengan anggota kelompok lain hingga setiap siswa menyelesaikan 10 buku dalam waktu 10 minggu. Setelah selesai membaca 10 buku tersebut, kelompok tersebut harus mengganti koleksi buku.
Pihak Guru
- Guru mengajak siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Guru dapat memberikan tugas atau proyek yang mengharuskan siswa untuk membaca buku di perpustakaan.
- Mendukung kegiatan literasi di perpustakaan sekolah. Dalam mendukung kegiatan literasi di sekolah, guru dapat menjadi narasumber literasi dalam ‘Bedah Buku’ atau menjadi sukarelawan di perpustakaan.
Siswa
- Manfaatkan perpustakaan sekolah secara rutin. Siswa perlu membiasakan diri untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah secara rutin. Siswa dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk membaca buku, mengerjakan tugas, atau belajar kelompok.
- Cari informasi yang dibutuhkan. Siswa perlu mencari informasi yang dibutuhkan di perpustakaan sekolah. Siswa dapat menggunakan katalog atau bertanya kepada petugas perpustakaan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
- Jaga kebersihan dan ketertiban perpustakaan. Siswa perlu menjaga kebersihan dan ketertiban perpustakaan. Siswa tidak boleh merusak atau menghilangkan buku atau sumber informasi lainnya.
Perpustakaan sebagai penyedia literasi harus dituntut lebih ‘berani’ melakukan terobosan baru untuk membantu masyarakat sekolah meningkatkan literasinya. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan dengan kurikulum. Pola pembelajaran harus mampu menyelipkan pemakaian perpustakaan sebagai sumber belajar siswa. Selain itu, pola pembelajaran di sekolah harus berbasis students centered bukan teacher centered. Siswa diberi keleluasaan dalam mengeksplorasi diri dan berekspresi.
Dengan cara-cara tersebut, perpustakaan diharapkan bisa menjadi sebuah istana literasi bagi siswa sekaligus penyemangat dalam berliterasi. Selain itu, perpustakaan juga dapat menjadi kontributor besar dalam membentuk masyarakat informatif yang berpikir kritis dan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan juga dapat menjadi tempat mencari segala informasi dan pengetahuan yang bermakna. Selain itu, diharapkan mampu mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktivitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Yang lebih penting adalah menciptakan perpustakaan sebagai rumah atau istana belajar siswa.
Penulis : Suwarni, M.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.
Komentar Pengunjung