Pandemi Covid-19 saat ini merupakan ancaman kesehatan berskala global dengan kasus terkonfirmasi dan angka kematian yang cukup tinggi . Pada 30 januari 2020 WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian secara internasional karena menimbulkan resiko tinggi terutama bagi negara-negara dengan sistem pelayanan kesehatan yang rentan.
Resiko yang ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19 tidak hanya berpengaruh pada aspek kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada berbagai lini kehidupan. McKibbin & Fernando (2020) menyatakan bahwa evolusi Virus Corona dan dampaknya pada perekonomian sangat sulit diprediksi sehingga mempersulit pihak berwenang untuk menyusun kebijakan ekonomi dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. menilai bahwa adanya gangguan layanan transportasi akibat Covid-19 dapat berpengaruh pada rantai pasokan produk pertanian.
Dampak covid-19 juga menyasar bidang pendidikan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, di antaranya adalah dengan mengeluarkan PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 yang berakibat pada pembatasan berbagai aktivitas termasuk di antaranya sekolah. Sementara itu aktivitas Belajar Dari Rumah (BDR) secara resmi di keluarkan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19). Kebijakan ini memaksa guru dan murid untuk tetap bekerja dan belajar dari rumah dari jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi (kemdikbud.go.id, 2020).
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa, seolah seluruh jenjang pendidikan ‘dipaksa’ bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental).
Sesuai dengan Pedoman Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tanggal 07 Agustus 2020, pembelajaran jarak jauh menimbulkan banyak kendala, antara lain Kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh yaitu (1) guru kesulitan mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum, (2) waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar, dan (3) guru kesulitan komunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah.
Sementara itu kendala yang dihadapi orang tua antara lain (1) tidak semua orang tua mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab lainnya (kerja, urusan rumah, dsb), (2) kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah. Sedangkan kendala siswa adalah (1) siswa kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan soal dari guru, (2) peningkatan rasa stress dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak, dan (3) akses ke sumber belajar (baik karena masalah jangkauan listrik / internet), maupun dana untuk aksesnya.
Pola pembelajaran yang berubah dari tatap muka menjadi BDR berdasarkan simulasi dapat menyebabkan learning loss peserta didik lebih besar daripada penurunan kemampuan peserta didik akibat libur sekolah (Beatty dkk, 2020). Selain itu, kesenjangan capaian belajar yang disebabkan oleh perbedaan akses dan kualitas selama PJJ dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk peserta didik dari sosio-ekonomi menengah bawah. Pada masa pandemi COVID-19 ini peserta didik menunjukkan sedikit ataupun tidak ada kemajuan saat BDR dimana learning loss paling menonjol berada pada peserta didik yang kondisinya kurang beruntung (Engzell, Frey dan Verhagen, 2021).
PPKM Mikro yang dilaksanakan pemerintah mulai 03 – 20 Juli 2021 memaksa sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Ini tentu akan semakin melebar kesenjangan capaian belajar tersebut. Tetapi langkah PPKM dinilai tepat karena kesehatan anak didik menjadi prioritas utama. Apalagi virus varian Delta yang muncul di India menyasar anak-anak. Lalu bagaimana solusi untuk mengatasi masalah ini? Akan saya bahas di tulisan berikutnya.
Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 1 Tuntang.
Komentar Pengunjung