Program Kawal Wirausaha SMKN 10 Semarang Siap Cetak Wirausaha Muda

SMK Negeri 10 Semarang merupakan salah satu sekolah yang memiliki visi untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja, melanjutkan kuliah, dan berwirausaha. Untuk mewujudkan visi tersebut, sekolah ini memiliki tiga program unggulan, yaitu Kawal Bekerja, Kawal Kuliah, dan Kawal Wirausaha. Program Kawal Wirausaha adalah program yang bertujuan untuk membentuk jiwa wirausaha siswa sejak dini, melalui berbagai kegiatan yang mengasah keterampilan, kreativitas, dan inovasi siswa.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam program Kawal Wirausaha di SMKN 10 Semarang adalah proyek pembuatan batik ciprat. Proyek ini dilakukan oleh siswa kelas X pada mata pelajaran Proyek Kreatif dan Kewirausahaan. Siswa belajar tentang cara membuat batik dengan teknik ciprat, yaitu teknik yang menggunakan cipratan lilin malam untuk membuat motif batik yang abstrak dan unik.

Siswa harus menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat batik ciprat, seperti kain mori, lilin malam, canting, wajan, kompor, pewarna, garam, soda api, dan air panas. Siswa juga harus memilih warna dan motif batik yang sesuai dengan selera dan kreativitas mereka. Siswa kemudian melakukan proses pembatikan, yang meliputi beberapa langkah. Pertama, siswa mencuci kain mori dengan air panas dan soda api untuk menghilangkan kotoran dan lilin yang menempel pada kain. Kedua, siswa mengeringkan kain mori dengan cara menjemur atau mengangin-anginkan. Ketiga, siswa menyablon kain mori dengan motif dasar yang diinginkan, misalnya garis, kotak, atau lingkaran. Keempat, siswa mencipratkan lilin malam yang sudah dilelehkan dengan canting ke atas kain mori secara acak. Kelima, siswa mewarnai kain mori dengan pewarna yang sudah dicampur dengan garam dan air panas. Keenam, siswa merebus kain mori yang sudah dicelup dengan air panas untuk melelehkan lilin malam yang menutupi bagian-bagian kain. Ketujuh, siswa mencuci kain mori dengan air bersih untuk membersihkan sisa lilin dan pewarna. Kedelapan, siswa mengeringkan kain mori dengan cara menjemur atau mengangin-anginkan. Kesembilan, siswa mengulangi langkah ketiga sampai kedelapan dengan warna dan motif yang berbeda untuk mendapatkan efek gradasi dan variasi. Terakhir, siswa menyeterika kain mori yang sudah jadi untuk merapikan dan menghaluskan kain.

Proyek pembuatan batik ciprat ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan jiwa wirausaha siswa. Siswa dapat membuat batik ciprat dengan berbagai macam warna dan motif yang menarik dan eksklusif. Siswa juga dapat memasarkan batik ciprat yang mereka buat, baik secara online maupun offline, dengan harga yang sesuai dengan kualitas dan keunikan produk.

Kegiatan lain dalam program Kawal Wirausaha di SMKN 10 Semarang adalah latihan menjual produk ke konsumen. Latihan ini dilakukan oleh siswa kelas X, XI dan XII. Siswa mendapatkan kesempatan untuk menjual produk kreatif yang mereka buat sendiri atau bersama kelompok. Siswa harus menyiapkan produk, kemasan, label, harga, dan promosi yang menarik dan profesional.

Siswa kemudian melakukan penjualan produk mereka di berbagai tempat. Siswa harus berinteraksi dengan konsumen, baik secara langsung maupun secara online, dengan sopan, ramah, dan persuasif. Siswa juga harus mampu menjelaskan produk mereka dengan baik, menanggapi pertanyaan, keluhan, atau saran dari konsumen, serta melakukan transaksi dan pengiriman produk dengan lancar.

Latihan menjual produk ke konsumen ini bertujuan untuk mengasah keterampilan, kepercayaan diri, dan jiwa wirausaha siswa. Siswa dapat belajar tentang cara memasarkan produk kreatif mereka, baik secara online maupun offline, dengan strategi yang tepat dan efektif. Siswa juga dapat mendapatkan feedback dan evaluasi dari konsumen, guru, dan teman-teman tentang produk mereka. Siswa juga dapat merasakan kepuasan dan kebanggaan ketika produk mereka laku terjual dan mendapatkan penghasilan.

Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam program Kawal Wirausaha adalah pelatihan menyablon kaos. Kegiatan ini dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama-sama pada bulan Oktober 2023. Siswa belajar tentang cara membuat desain kaos, cara membuat screen sablon, cara mencetak kaos dengan sablon, serta cara merawat kaos hasil sablon. Siswa juga belajar tentang cara menentukan harga jual kaos, cara membuat kemasan kaos, serta cara mempromosikan kaos mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam bidang seni sablon, serta memberikan pengalaman wirausaha kepada siswa.

Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam program Kawal Wirausaha, SMKN 10 Semarang berharap dapat menghasilkan para siswa yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha mereka sendiri. SMKN 10 Semarang juga menerapkan konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Artinya, guru dan kepala sekolah menjadi teladan bagi siswa, memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa, serta memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa. Dengan demikian, SMKN 10 Semarang siap mencetak wirausaha muda yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Dra. Rodhatin, M.Si., Guru Mapel Kewirausahaan

Editor: Tim Humas