Rendahnya Minat Pertanian Bagi Siswa Milenial

SMK Pertanian menjadi salah satu bagian penting dalam program revitalisasi pendidikan vokasi, karena Indonesia membutuhkan petani-petani modern yang memahami teknologi pertanian, managemen produksi dan strategi pemasaran,  namun minat peserta didik terhadap pertanian menurun, tidak banyak sekolah di kabupaten semarang ataupun di kota semarang yang memiliki jurusan pertanian, kebanyakan sekolah membuka jurusan selain pertanian seperti otomotif, pariwisata, dll. Hal ini dikarenakan animo peserta didik yang mendaftar disekolah pertanian sangat sedikit, dilihat dari sekolah swasta di lingkungan kabupaten semarang hanya memiliki sedikit peserta didik, kalaupun sekolah negeri memiliki jurusan pertanian dengan banyak peserta didik, ketika di tanya tidak kurang dari sepuluh persen yang bercita-cita menjadi petani.

Mengapa para peserta didik  memiliki minat yang rendah terhadap pertanian, tentunya tidak bisa disalahkan, banyak faktor yang bisa dilihat diantanranya pertanian dianggap tidak mampu menopang masa depan, sekarang ini  akses lahan dan modal terbatas, petani ataupun buruh tani rata-rata berusia lebih dari 50 tahun dengan penghasilan yang rendah. Beban kerja yang berat selama pengolahan lahan hingga perawatan tanaman seringkali tidak bisa terbayarkan dengan hasil panen karena harga hasil panen yang anjlok sebab bertepatan dengan  panen raya.

Hal itu sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada, manusia semakin bertambah, kebutuhan akan pangan, semakin terus meningkat, namun mengapa  petani atau buruh tani kita tidak semakin meningkat taraf hidupnya, sehingga  peserta didik/ pemuda tidak meliliki minat untuk belajar pertanian. Kalau dilihat industri besar dibidang pertanian sangat bagus dan menjanjikan, namun belum menyentuh pelaku pertanian dilingkungan bawah, hal ini dibutuhkan inovasi, kreatifitas yang tinggi dalam menjalani bisnis pertanian, yang bisa melaksanakan ini hanya para pemuda yang memiliki kemampuan, etos kerja, kreatifitas dan inofasi, yang baik dalam menjalankan bisnis pertanian, yang bisa mereka rintis dan pelajari  dari pendidikan di sekolah.

Usaha dibidang pertanian merupakan peluang besar bagi generasi muda yang gemar dengan teknologi, dengan teknologi  seperi otomatisasi pertanian menjadikan semua bisa terukur dan pasti, selain itu dengan teknologi bisa mengubah mindset mengenai pertanian, pertanian tidak lagi identik dengan kemiskinan, tua dan pekerjaan kotor namun pertanian adalah muda, keren, menguntungkan dan kekinian, dengan berubahnya pola pikir para peserta didik merupakan modal awal bagi para pemuda untuk bersemangat bisnis  pertanian.

Potensi pertanian bagi generasi muda sangat menjanjikan, karena hasil pertanian adalah kebutuhan dasar paling utama dibandingkan kebutuhan apapun  bagi semua orang, dengan pengelolaan yang serius ditambah semangat, mindset yang baik, pemanfaatan teknologi, menjadikan peluang usaha pertanian modern yang memiliki prospek dan pasar yang cerah, contoh usaha pertanian yang  dapat digeluti para pemuda : hidroponik, aeroponik,organik, dengan memanfaatkan teknologi dan automatisasi mulai dari pengolahan lahan penanaman sampai panen dan pascapanen hingga pemasaran, pertanian akan menjadi   sektor yang sangat  handal untuk membangun negara kita.

Memperkenalkan profesi petani  saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, terutama bagi guru-guru pertanian di SMK pertanian, guru harus terus meningkatkan kompetensinya  dalam menghadapi peserta didik yang merupakan digital natives yaitu generasi yang lahir dimana teknologi sudah berada dilingkungannya, selain itu guru harus bisa menyakinkan peserta didik untuk dapat menjadi enterpreneur /petani melenial yang keren dan berpenghasilan tinggi, sehingga peserta didik ketika lulus dari SMK pertanian benar benar menjadi petani ataupun pekerja pertanian yang profesional bukan memilih profesi lain.

Tentunya tidak mudah bagi guru untuk menyakinkan para peserta didiknya, dengan mempersiapkan peserta didik dalam  berkiprah di era revolusi industri 4.0, guru harus dapat membantu program pemerintah untuk menyiapkan petani melenial dan mempersiapkan peserta didik untuk siap mengikuti sertifikasi kompetensi di bidang pertanian.

Dalam mempersiapkan peserta didik, yang paling utama adalah karakter, menanaman karakter jujur, tanggung jawab, disiplin dan etos kerja yang tinggi adalah modal dasar bagi peserta didik untuk bergelut dibisnis pertanian, kemudian jiwa kewirausahaan atau enterpreneurship benar-benar diajarkan kepada peserta didik, sehingga peserta didik memiliki jiwa pantang menyerah, berani menanggung resiko, mampu melihat peluang, kratif, inovatif dan lain-lain. Sekolah juga menjalin kemitraan dengan perusahaan besar dibidang pertanian untuk membuka wawasan dan membekali bagi peserta didik karena tidak semua secara detail dapat dipelajari dan tersedia di  sekolah, seperti peralatan yang besar tidak mungkin dihadirkan di sekolah namun peserta didik harus tau.

Berdasarkan uraian diatas guru memiliki peran penting untuk meningkatkan minat peserta didik untuk mejadi petani melenial yang sukses dengan selalu meningkatkan kompetensi terutama teknologi pertanian, penanaman karakter,  dan membangun kemitraan dengan industri pertanian.

Penulis : Indah Linawati, Guru SMKN H. Moenadi Ungaran