Sudah hampir dua tahun sejak adanya pandemi covid-19 pada awal bulan Maret tahun 2020 memberi dampak yang luar biasa pada dunia pendidikan. Pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan untuk mensikapi setiap perubahan kasus covid di masyarakat. Kebijakan dari yang semula saat awal pandemi pembelajaran harus dilakukan dengan online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), kini sebagian daerah sudah di ijinkan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM Terbatas).
Kebijakan ini harus di respon oleh sekolah sehingga pembelajaran terlaksana dan prokes harus di jalani secara ketat. Dalam hal ini sekolah belum di ijinkan mendatangkan semua siswa ke sekolah di saat yang sama, sehingga ada yang menerapkan sistem shif, atau hanya beberapa kelas yang di jadwalkan di hari itu. Dengan di batasi siswa yang masuk maka waktu pembelajaran semakin sempit maka perlunya inisiatif guru mapel untuk mengatasi permasalahan ini. Untuk mengupayakan mengatasi hal tersebut penulis menerapkan blended learning dengan model Model Kelas Flipped.
Staker & Horn (2012) mendefinisikan blended learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka). Pada pembelajaran model ini, peserta didik difasilitasi untuk dapat belajar dan mengulang materi secara mandiri untuk satu bagian sesi menggunakan bahan dan sumber belajar online dan satu bagian sesi lainnya dilakukan secara tatap muka di dalam ruangan kelas. Prayitno, W. (2015) menjelaskan bahwa model kelas flipped (Fliped Clasroom) membalik siklus yang biasanya terjadi di pembelajaran konvensional. Sebelum peserta didik memulai kelas, mereka akan mendapatkan pengajaran secara langsung melalui video atau file secara online. Sehingga ketika kelas dimulai, peserta didik dapat mulai mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya serta dapat meminta bantuan melalui kegiatan diskusi dikelas.
Dalam pelaksanaannya Penulis yang mengajar di SMK Negeri 10 Semarang, Mapel Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan (PSPTKR), kelas XI menerapkan model ini dalam Kompetensi Dasar 3.2 Menerapkan cara perawatan transmisi manual. Untuk kelas online penulis menggunakan Google Class Room, di mana di GC ini penulis mengshare materi tentang transmisi baik berupa file maupun video. Di dalam GC juga di beri permasalahan tentang gear rasio dengan menyajikan data-data jumlah gigi yang sesuai dengan transmisi yang ada di sekolah. Siswa diharapkan bisa mencoba memecahkan permasalahan tersebut secara mandiri.
Tahap ke dua merupakan pembelajaran luring, tahap ini penulis akan mengkondisikan siswa untuk berdiskusi secara kelompok untuk membahas permasalahan yang guru sampaikan di GC. Dalam tahap ini siswa akan memecahkan pemasalahan yang di berikan guru melalui GC secara bersama-sama. Kemudian setelah berdiskusi maka tahap berikutnya yaitu pembuktian, disini penulis memfasilitasi siswa untuk praktek pembongkaran unit transmisi. Siswa di beri tugas menghitung jumlah gigi pada masing –masing gigi percepatan hal ini untuk membuktikan data yang ada di GC sesuai dengan transmisi yang mereka bongkar. Setelah itu siswa mengecek gear rasio dengan memutar input shaf sekali putar dan memperhatikan gerakan output shaf berputar berapa kali. Hal ini di lakukan di masing-masing gigi percepatan.
Dengan model ini akan menanamkan ke siswa kemampuan belajar mandiri secara online, kemampuan bekerjasama dengan diskusi dan siswa akan lebih termotifasi belajar dengan pembuktian yang mereka lakukan.
Penulis: Kuslimanto Adhi Nugroho, Guru TKRO
Komentar Pengunjung