Tingkatkan Kreatifitas Pembelajaran Pendidikan Pancasila dengan Model Inquiry Learning

Pendidikan Pancasila adalah mata pelajaran yang sangat penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Tujuan utama dari Pendidikan Pancasila adalah membentuk karakter bangsa, Berdasarkan pengamatan siswa kurang aktif dalam belajar, bertingkah laku tidak sesuai dengan norma yang berlakukurang disiplin tidak bertanggung jawab bahkan sering melalaikan kewajiban sering terlambat dan bolos sekolah sehingga nilai pelajaran Pendidikan Pancasila rendah di bawah nilai KKM.

Dengan demikian Guru sebagai agen pendidikan harus mampu menggugah semangat belajar siswa, merubah pola tingkah laku lebih baik dengan  mengenalkan norma-norma sosial, dan memahamkan siswa tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan Pancasila,  Guruperlu memilih model pembelajaran yang tepat yaitu model Inquiry Learning, dengan Tema pengenalan norma dalam pengalaman hidup sehari-hari kelas X TPK 1 SMK Negeri 10 Semarang Semester Gasal

Model Inquiry Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengemukakan pertanyaan, mencari jawaban, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri melalui proses penelitian dan eksplorasi. Dalam konteks pengenalan norma dalam kehidupan sehari-hari, model ini memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam memahami konsep-konsep moral.

Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran dengan cara mendorong siswa untuk mengembangkan pertanyaan mereka sendiri tentang norma-norma moral yang ada di lingkungan masyarakat. Ini membuka ruang bagi kreativitas dan pemikiran kritis siswa peserta didik.

Penelitian dan Eksplorasi: Siswa diajak untuk mencari informasi melalui berbagai sumber, seperti buku, wawancara, dan penelitian daring. Proses ini meningkatkan kreativitas mereka dalam mencari jawaban yang akurat.

Diskusi kelompok: Kolaborasi dalam kelompok memungkinkan siswa berbagi ide dan sudut pandang yang beragam, memicu kreativitas dalam pemecahan masalah terkait norma yang berlaku.

Pengenalan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari, penggunaan studi kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ini membantu siswa mengaitkan norma dengan situasi nyata.

Refleksi pribadi Siswa diajak untuk merenungkan pengalaman pribadi mereka tentang norma dalam kehidupan sehari-hari, mengaitkan teori dengan praktik nyata.

Pengembangan Karakter dan Etika moral.

Self-Discovery dengan Model Inquiry Learning, siswa memahami norma melalui proses eksplorasi sendiri. Ini memungkinkan mereka untuk lebih mendalam memahami makna dan implikasinya.

Kemampuan Pengambilan Keputusan: Siswa diajarkan bagaimana norma dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan etis, yang merupakan aspek kunci dalam pendidikan Pancasila.

Dengan demikian Model Inquiry Learning adalah alat yang kuat untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran norma dalam kehidupan sehari-hari, di Kelas 10 SMK Negeri 10 Semarang, pendekatan ini dapat membantu siswa menginternalisasi norma-norma moral, memahami implikasinya dalam kehidupan mereka, dan mengembangkan karakter yang kuat dan etis. Karena dengan model Inquiry Learning membuat siswa bisa memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dengan bertanggung jawab dan bisa menerapkan dan mematuhi normayang berlaku dalam kehidupan sehingga tidak terjadi pelanggaran dan pengingkaran kewajiaban. 

Dengan mengadopsi model ini, sekolah dapat mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan beretika dalam masyarakat.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Dra. Sami, Guru Mapel PPKn

Editor: Tim Humas