Upacara Bendera: Pantik Kesiapan Masa Depan Siswa

“Perubahan zaman semakin cepat dan terus berubah. Pekerjaan-pekerjaan yang saat ini ada, untuk sepuluh tahun ke depan kemungkinan akan musnah. Dulu tukang ojek berada di pangkalan, namun sekarang tergantikan oleh ojek online seperti, Gojek, Grab, Maxim dan lain-lainnya, menjamur dan lebih efisien karena mempermudah pengguna. Dulu pekerjaan sebagai dokter, yang dipandang sebagai pekerjaan yang paling bergengsi, suatu saat akan tergantikan oleh robot artificial intelegency (AI), karena ketika mendiagnosa suatu penyakit jauh lebih akurat dilakukan oleh AI. Perusahaan-perusahaan yang terbiasa menggunakan operator mesin dari manusia, justru akan memilih robot karena tingkat akurasinya lebih tinggi dan efisien, bahkan tidak menuntut gaji dengan bekerja 24 jam. Namun demikian, ada pekerjaan-pekerjaan yang akan masih bertahan seperti di bidang pangan, lingkungan, psikologi, teknologi informatika, big data, ilmu koding dan sebagainya.  Seberapa siapkah, kalian sebagai generasi penerus bapak/ibu guru yang sudah semakin menua? Kalianlah sebagai pemilik masa depan,” ungkap saya ketika menjadi pembina upacara tanggal 17 Mei 2023.

Upacara yang dilaksanakan berlangsung hikmat, relatif lebih cepat dalam penataannya dibandingkan dengan upacara-upacara sebelumnya. Ada kolaborasi yang menarik antara petugas upacara yang diisi oleh berbagai perwakilan organisasi. Sederhana yang kami lakukan untuk mengubah paradigma bahwa kolaborasi itu lebih indah daripada bekerja secara individual. Dalam kegiatan upacara ini juga bertaburan apresiasi sebagai roh dari sekolah yang menerapkan gerakan sekolah menyenangkan. Apresiasi tentu saja diberikan kepada seluruh petugas upacara yang berkolaborasi secara baik. Inilah yang kami lakukan, di setiap upacara adalah memberikan suasana kebatinan yang saling menghargai. Karena pada prinsipnya, upacara bukan sekedar baris dan mendengarkan amanat yang disampaikan oleh pembina upacara, namun sebuah kegiatan mendekatkan pendengaran, hati, pikiran dan fisik. Upacara berasal dari bahasa Sanskerta artinya “mendekat” (Wiana, 2000: 97). Upacara berasal dari kata Upa dan Cara. Upa berarti berhubungan dengan, Cara berasal dari kata Car yang berarti bergerak, kemudian mendapat akhiran a yang mengubah kata Car menjadi Cara yang pada hakekatnya berarti gerak. Bergerak merupakan sebuah perubahan, sehingga upacara dapat dimaknai bukan sekedar baris berbaris, namun proses pendekatan untuk selalu berubah ke arah yang lebih baik.

Hari ini, SMK Negeri 11 Semarang juga mendapatkan piala dari tim futsal yang memberikan hadiah juara 1 pada pada kegiatan Hishogokusei Cup 2023 di Gor Manunggaljati Semarang pada tanggal 13 sampai 14 Mei 2023. Farhan Prayoga Sasono M. (XII DG 1), Amalul Nur Arifin (XII DG 3), Akbar Rifkiya A.P (XII MM 1), Fadhil Aufa D.S. (XII MM 1), Java Aria Ananta (XI PG 1), Dionisius Praditya R.B.S. (XI AN 1), Muhammad Alvin Efendi (XI AN 3), Fallah Mirsa Adjisaka (XI MM 2), Maulana Rasya Alaudin (X DKV 3) dan Muhammad Syarif Hidayatullah (X PPLG3) yang telah berjuang mengikuti ajang lomba futsal dengan membawa nama sekolah. Inilah yang sering kami sampaikan kepada peserta didik. “Jangan tanyakan, apa yang kalian dapatkan dari sekolah, tapi tanyakan pada diri sendiri, apa yang kalian berikan untuk sekolah.”

 

Penulis: Diyarko, Guru SMKN 11 Semarang

Editor  : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang