SMAN 5 Semarang semarakkan bulan April dengan Penguatan Budaya Lokal dalam upacara peringatan Hari Kartini yang digelar di lapangan SMAN 5 Semarang. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Sekolah, Bapak Soleh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bu Sutji, Ketua Umum OSIS, Irgi Bathadisurtjey Parerang Bugisman, Ketua Panitia Kartini Kartono, Ully Choirunnisya, Guru Sejarah, Pak Wiky, serta para siswa-siswi dan bapak ibu guru. Dalam kesempatan ini, Bu Sutji menyampaikan pentingnya upaya melestarikan budaya lokal Indonesia, termasuk di antaranya kebudayaan perempuan. Kartini berperan penting dalam menyetarakan hak-hak perempuan yang pada masanya dikekang oleh budaya patriarki. Sehingga perempuan sekarang dapat lebih bebas dan bisa menjadi apa yang dia inginkan tanpa adanya kekangan. “Kita harus terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan mengapresiasi peran mereka dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia,” ujarnya. Acara ini juga diisi dengan Lomba Kartino 2023 yang terdiri dari empat jenis lomba, yaitu Pasuryan, Galah Asin, Plajeng Sambetan, dan Tepang Ageman. Lomba tersebut diikuti oleh siswa-siswi SMAN 5 Semarang dengan antusias dan semangat yang tinggi. Ketua Umum OSIS, Irgi Bathadisurtjey Parerang Bugisman, juga memberikan pandangannya mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal. Menurutnya, keberagaman budaya Indonesia harus dipelajari dan dijaga dengan baik agar tidak hilang. Irgi mengajak siswa-siswi untuk terus mempelajari budaya lokal dan melestarikannya dengan berbagai cara.
Ully Choirunnisya, sebagai ketua panitia Kartini Kartono, menjelaskan bahwa lomba-lomba Kartino 2023 diadakan untuk mengenalkan budaya lokal kepada siswa-siswi SMAN 5 Semarang. Lomba-lomba tersebut adalah Pasuryan, Galah Asin, Plajeng Sambetan, dan Tepang Ageman. Ully berharap melalui kegiatan ini, siswa-siswi dapat lebih mengenal dan mencintai budaya lokal. Guru sejarah Pak Wiky juga turut memberikan pandangannya mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal. Menurutnya, budaya lokal merupakan identitas suatu daerah yang harus dijaga dan dilestarikan. Pak Wiky berharap kegiatan ini dapat memperkuat rasa cinta siswa-siswi terhadap budaya lokal. Dalam acara ini, siswa-siswi dan bapak-ibu guru juga turut memeriahkan dengan mengenakan pakaian adat dan menampilkan fashion show. Semua elemen di SMAN 5 Semarang terlihat sangat antusias dalam mengikuti acara, membuktikan semangat untuk melestarikan budaya lokal yang kuat di sekolah tersebut.
Penulis : Agus Tinus, S.Pd., Guru SMAN 5 Semarang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang