SMKN 1 Jambu Berbagi GSM di Papua

Ali, Guru SMKN 1 Jambu berbagi Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan dihadapan 100 peserta  Workshop Penguatan Kapabilitas Kepala Sekolah SMK di Provinsi Papua Barat dan Papua. Program ini merupakan bagian dari Penguatan Ekosistem SMK dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan Pengembangan Kemitraan Strategis dengan Dunia Kerja di Sorong, Papua Barat. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 22-25 Maret 2021 oleh Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Mitrasdudi di Sorong Papua Barat.

Perjalanan implementasi GSM di SMK  N 1 Jambu dimulai dari pertengahan tahun 2019 dengan diawali kunjungan ke sekolah GSM di Sleman Yogyakarta, dan dilanjutkan workshop GSM di Semarang yang di ikuti oleh perwakilan guru-guru SMK N 1 Jambu. Terdapat 4 area perubahan dalam implementasi GSM di SMK N 1 Jambu yaitu Penciptaan Lingkungan, Pedagogic Practice, School Connectednes, dan area perubahan Character Development yang dilakukan secara berkesinambungan dan keberlanjutan. Pak Ali juga menyampaikan kalau perubahan-perubahan dalam implementasi GSM tidak selalu dengan perubahan-perubahan besar, tetapi dimulai dari hal-hal kecil, dimulai dari diri sendiri para warga sekolah, dan dimulai saat itu juga dengan maksud tidak menunggu regulasi ataupun perintah atasan untuk hal-hal yang bisa dilakukan dan memiliki dampak positif kepada peserta didik.

Contoh hal kecil tersebut seperti pada perubahan lingkungan kelas yang menyenangkan dengan tempat duduk yang fleksible dan tidak kaku. Untuk area perubahan pedagogic practice ditandai dengan ciri mengutamakan Project Based Learning pada setiap aktifitas belajar peserta didik. Pada area school connectedness sebisa mungkin memberi ruang belajar kepada peserta didik dengan sumber belajar dari stakeholeder sekolah, seperti guru tamu dari IDUKA maupun profesi lainnya. Dan area perubahan pada penumbuhan karakter dilakukan dengan kegiatan Social Emotional Learning pada setiap mata pelajaran, ditambah dengan aktifitas circle time dan pagi berbagi. Jadi perubahan-perubahan kecil tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 1 Jambu yang merupakan perubahan-perubahan kecil tetapi berdampak pada peserta didik.

“Sekolah harus menjadi School Well-being Service yang tidak fokus pada transfer materi-materi pelajaran saja, tetapi menjadi semacam komunitas yang memberi ruang untuk pemantikan nilai-nilai dasar yang dimiliki peserta didik sehingga muncul karakter-karakter baik di sekolah.” Kata Pak Ali. Bahkan salah satu peserta workshop, Kepala Sekolah SMK YPK Serui Papua, Ibu Herlina meyakini ke-empat area perubahan GSM bisa diterapkan di sekolahnya. Syaratnya yaitu perubahan pola pikir atau mindset stakeholeder sekolah harus terjadi, yaitu Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, dan dinas terkait.

Di acara yang sama  Dirjen Vokasi Kemdikbud,  Wikan Sakarinto menyampaikan pendidikan di SMK saat ini harus menguatkan soft skill peserta didik, dengan penguatan ekosistem SMK melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan.

Penulis : Humas SMKN 1 Jambu
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd, Guru SMKN 1 Tuntang